Parenting : Nafkah Keluarga Pilar Utama Wujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah (Bagian 1)

Parenting : Nafkah Keluarga Pilar Utama Wujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah (Bagian 1)

Dalam banyak kasus, salah satu penyebab utama konflik rumah tangga adalah ketidakmampuan suami dalam memenuhi kewajibannya memberikan nafkah.

Oleh Dr Ir. H. Muhammad Qasim Saguni, MA 

 (Konselor Keluarga Wahdah Islamiyah)

Sebagaimana kita ketahui, memberikan nafkah kepada keluarga adalah salah satu kewajiban yang sangat penting dalam membangun keluarga yang harmonis. Nafkah bukan sekadar tentang materi, tetapi juga menjadi dasar terciptanya keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.

Pada kesempatan kali ini, mari kita bahas pentingnya nafkah dalam kehidupan keluarga, dan bagaimana hal ini menjadi salah satu pilar utama untuk menciptakan rumah tangga yang penuh kebahagiaan dan kedamaian.

Nafkah yang Halal: Fondasi Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah

Nafkah yang diberikan oleh seorang suami kepada keluarganya haruslah dari sumber yang halal dan lapang. Ketika seorang suami memberikan nafkah yang cukup, bahkan melebihi kebutuhan dasar keluarga, maka ia sedang membangun fondasi yang kokoh untuk terciptanya kebahagiaan dalam keluarga. Sebaliknya, jika seorang suami tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga, seperti makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan sehari-hari lainnya, maka hal tersebut dapat memicu timbulnya konflik dalam rumah tangga. Apalagi jika kondisi ekonomi keluarga semakin buruk dan tidak ada usaha untuk memperbaikinya, konflik dan masalah besar bisa muncul.

Dalam banyak kasus, salah satu penyebab utama konflik rumah tangga adalah ketidakmampuan suami dalam memenuhi kewajibannya memberikan nafkah. Ada berbagai alasan mengapa ini bisa terjadi, mulai dari pensiun, kurangnya motivasi, hingga pemalasan. Namun, hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Setiap suami harus menyadari kewajibannya untuk berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi nafkah keluarga, dengan usaha yang halal dan berkah.

Wajibnya Memberikan Nafkah Menurut Islam

Islam sangat menekankan pentingnya nafkah dalam keluarga. Sebagai kepala keluarga, seorang suami memiliki kewajiban untuk menyediakan nafkah yang cukup bagi istri dan anak-anaknya. Ini merupakan bagian dari tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin dalam keluarga, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an:

Surat An-Nisa' (4:34)
"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..."

Ayat ini menunjukkan bahwa salah satu tugas utama seorang suami adalah memberikan nafkah untuk keluarganya. Seorang suami tidak hanya memiliki tanggung jawab untuk memimpin keluarga, tetapi juga untuk menyediakan kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal dengan cara yang baik dan cukup. Nafkah yang diberikan haruslah dari sumber yang halal dan dalam kadar yang layak sesuai dengan kemampuan suami.

Nafkah dan Kehidupan yang Harmonis

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah (2:233), Allah berfirman:
"Dan ibu-ibu menyusui anak-anak mereka selama dua tahun penuh. Yang wajib bagi seorang ayah adalah memberi makan dan pakaian kepada ibu dengan cara yang baik..."

Ini menunjukkan kewajiban suami untuk memberikan nafkah yang cukup, bukan hanya kepada istri tetapi juga kepada anak-anak mereka. Nafkah yang cukup adalah hal yang harus dipenuhi oleh seorang suami agar keluarga dapat hidup dalam keadaan aman, nyaman, dan harmonis. Jangan biarkan ketidakmampuan dalam memberikan nafkah menjadi sumber masalah dalam rumah tangga.

Dosa Seorang Suami yang Menahan Nafkah

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa jika ia menahan sesuatu yang menjadi hak orang lain."

Hadis ini menunjukkan bahwa seorang suami yang tidak menunaikan kewajibannya untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya dapat dianggap berdosa. Sebab, nafkah itu adalah hak istri dan anak-anak yang harus diberikan tanpa menunda-nunda. Tidak hanya menciptakan ketidakbahagiaan dalam keluarga, tetapi juga akan menjadi beban bagi suami di dunia dan akhirat.

Keteladanan dari Nabi dan Para Sahabat

Nabi Muhammad SAW adalah contoh teladan utama bagi kita semua. Sebelum menjadi nabi, beliau sudah bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup, sebagai pengembala kambing dan pedagang. Beliau mengajarkan kepada kita bahwa bekerja keras untuk mencari nafkah adalah bagian dari ibadah. Bahkan para nabi lain pun menunjukkan teladan yang sama, seperti Nabi Zakaria yang bekerja sebagai tukang kayu, dan Nabi Daud yang bekerja sebagai pandai besi.

Para sahabat Nabi, termasuk empat khalifah besar seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, juga dikenal sebagai orang yang gigih bekerja untuk memenuhi nafkah keluarga mereka. Meskipun mereka berada di posisi yang tinggi, mereka tetap berusaha dan bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka.

Mengatasi Tantangan dalam Memberikan Nafkah

Tidak dapat dipungkiri, ada banyak tantangan yang dihadapi oleh seorang suami dalam mencari nafkah. Ada yang berjuang di tengah kesulitan ekonomi, ada yang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan ada pula yang merasa kehilangan motivasi. Namun, sebagai seorang suami yang bertanggung jawab, harus selalu ada usaha untuk mengatasi kesulitan ini dengan semangat dan tawakal kepada Allah.

Jika seorang suami merasa terjebak dalam kondisi yang sulit, maka ia harus terus berusaha semaksimal mungkin, menggunakan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya. Jika perlu, ia dapat mencari pekerjaan tambahan atau meningkatkan keterampilan yang ada agar bisa memberikan nafkah yang lebih baik untuk keluarga.

Kesimpulan

Memberikan nafkah kepada keluarga adalah kewajiban yang tidak bisa dianggap remeh. Sebagai seorang suami, kita harus menyadari bahwa nafkah yang halal dan cukup adalah salah satu pilar utama untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Dengan memberikan nafkah yang cukup, kita tidak hanya memenuhi hak-hak keluarga, tetapi juga menjalankan perintah Allah dengan sebaik-baiknya.

Semoga kita semua, terutama para suami, senantiasa diberi kekuatan dan keberkahan dalam usaha kita untuk memenuhi nafkah keluarga, dan semoga Allah selalu memberikan petunjuk-Nya dalam setiap langkah kita. Aamiin.


(Intisari dari tulisan diatas diambil dari  link video Program Harmoni Keluarga pada channel Youtube Ummat TV : https://www.youtube.com/watch?v=kHXPK7XjbKM)


Bagi pembaca yang ingin membantu dalam keberlangsungan media ini dapat mengirimkan infaq ke no rekening BSM 7144358807 an Yayasan Ummat Gemilang Mandiri, Konfirmasi pertanyaan dan informasi lainnya dapat menghubungi 0811172271

Sebelumnya :