Parenting : Nafkah Keluarga Antara Kewajiban Suami dan Peran Istri dalam Islam (Bagian 2)

Parenting : Nafkah Keluarga Antara Kewajiban Suami dan Peran Istri dalam Islam (Bagian 2)

Oleh : Dr. Ir. H. Muhammad Qasim Saguni, MA (Konselor Keluarga Wahdah Islamiyah)


Mencari nafkah untuk keluarga adalah tanggung jawab besar bagi setiap suami. Hal ini bukan hanya soal memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi juga merupakan amanah yang harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Dalam ajaran Islam, mencari nafkah memiliki banyak nilai spiritual yang dapat memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat. 

Menjalani Kehidupan dengan Mudah, Namun Penuh Makna

Bumi ini diciptakan dengan segala kemudahannya, memungkinkan umat manusia untuk menjalani kehidupan dengan berbagai cara. Kita diberi kebebasan untuk mencari rezeki di berbagai penjuru dunia, namun dalam mencari nafkah, Allah mengingatkan kita agar tidak melupakan kewajiban utama, yaitu berzikir dan menjaga hubungan dengan-Nya. Dalam Surat Al-Jumu'ah, Allah berfirman: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi untuk mencari karunia Allah…” (QS. Al-Jumu'ah: 10). Ayat ini mengajarkan kita bahwa setelah menunaikan kewajiban ibadah, kita harus melanjutkan aktivitas dengan bekerja untuk mencari karunia Allah, namun tetap menjaga dzikir dan syariat-Nya.

Mencari rezeki bukan hanya tentang jumlah atau materi, tetapi bagaimana kita memperolehnya dengan cara yang halal dan berkah. Dalam mencari nafkah, kita diajarkan untuk tidak melupakan sumber rezeki itu sendiri, yakni Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Oleh karena itu, setiap usaha harus dilandasi dengan niat yang tulus dan tidak mengabaikan aspek kehalalan.

Motivasi Rasulullah tentang Mencari Nafkah

Dalam ajaran Islam, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memberikan banyak motivasi terkait mencari nafkah. Salah satunya adalah melalui hadits yang diriwayatkan oleh Shubaih bin Awwam, yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang di antara kalian membawa tali untuk pergi ke bukit dan mencari kayu bakar untuk dijual, lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak.” (HR. Bukhari). Hadits ini menunjukkan bahwa apapun pekerjaan yang halal dan dilakukan dengan niat yang baik adalah lebih mulia dibandingkan mengandalkan belas kasihan orang lain. Bahkan pekerjaan kasar seperti mencari kayu bakar pun memiliki nilai yang tinggi selama itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Selain itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga mengingatkan pentingnya tawakal setelah berusaha. Dalam hadits dari Umar bin Khattab, beliau bersabda: “Sekiranya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Allah akan memberi kalian rezeki seperti halnya Dia memberikan rezeki kepada burung. Burung itu keluar pagi dalam keadaan perut kosong dan kembali sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi). Hadits ini memberikan pelajaran bahwa tawakal bukan berarti hanya pasrah tanpa usaha, tetapi usaha yang maksimal yang diiringi dengan doa dan penyerahan hasilnya kepada Allah.

Tanggung Jawab Suami dalam Memberikan Nafkah

Salah satu hal yang ditekankan dalam diskusi ini adalah tanggung jawab seorang suami dalam memberikan nafkah kepada keluarganya. Menurut Islam, suami adalah pihak yang wajib menanggung kebutuhan finansial keluarga. Rasulullah SAW menyatakan bahwa memberikan nafkah kepada istri adalah sedekah yang sangat bernilai. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran seorang suami dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga, baik dari segi materi maupun batin. Nafkah ini bukan hanya soal makanan atau pakaian, tetapi juga tentang kasih sayang dan perhatian yang diberikan kepada istri dan anak-anak.

Permasalahan Nafkah dalam Keluarga Modern

Dalam praktiknya, sering kali terdapat perbedaan dalam pembagian nafkah dalam keluarga, terutama ketika istri juga bekerja. Beberapa pertanyaan muncul seputar bagaimana seharusnya seorang istri berperan dalam menafkahi keluarga, terutama dalam kondisi ekonomi yang sulit. Menurut Ustad Kosim, meskipun tugas utama mencari nafkah adalah kewajiban suami, tidak ada salahnya jika istri turut membantu, apalagi jika suami sudah berusaha maksimal namun penghasilannya masih terbatas. Namun, istri tidak boleh dipaksa untuk mencari nafkah karena tugas utamanya adalah mengurus rumah tangga dan anak-anak, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an.

Jika seorang istri secara sukarela membantu suami dengan hasil kerjanya, ini adalah bentuk dukungan yang sangat mulia. Dalam kondisi seperti ini, seorang suami harus tetap menghargai usaha istri dan tidak merasa canggung jika istri memberikan kontribusi lebih besar dalam hal finansial.

Tantangan dalam Memenuhi Nafkah di Tengah Keterbatasan Ekonomi

Sering kali, dalam kehidupan sehari-hari, keluarga menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Salah satunya adalah saat seorang suami memiliki penghasilan yang sangat terbatas, sementara tanggung jawab untuk menafkahi istri, anak-anak, dan orang tua yang membutuhkan bantuan tetap ada. Dalam situasi seperti ini, yang terpenting adalah bagaimana mengelola penghasilan dengan bijaksana dan menyusun prioritas yang jelas.

Seorang suami tidak perlu merasa tertekan jika penghasilannya terbatas. Sebab, dalam Islam, rezeki sudah diatur oleh Allah dan akan datang dengan cara yang tidak terduga. Selain itu, seorang suami yang mampu menyeimbangkan nafkah untuk istri, anak, dan orang tua akan mendapatkan keberkahan dari Allah. Hal ini dapat dicapai dengan sikap sabar, tawakal, dan ikhtiar yang maksimal.

Kesimpulan

Mencari nafkah adalah kewajiban yang besar dalam kehidupan berkeluarga, dan setiap individu harus menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Dalam Islam, suami diharapkan untuk menanggung nafkah keluarganya, namun dalam kondisi tertentu, istri dapat memberikan bantuan tanpa mengurangi peran suami sebagai pencari nafkah utama. Dalam semua aspek ini, yang terpenting adalah niat yang tulus, usaha yang maksimal, dan tetap mengingat Allah dalam setiap langkah kita.

Mengajak kita untuk lebih memahami pentingnya nafkah dalam konteks keluarga, tidak hanya dari sisi materi, tetapi juga dari sisi spiritual yang harus dijaga agar rezeki yang kita terima menjadi berkah.


(Tulisan diatas bagian dua tentang Nahkah Keluarga dari link berikut ini : https://ummattv.com/post/parenting-nafkah-keluarga-pilar-utama-wujudkan-keluarga-sakinah-mawaddah-warahmah-bagian-1)

Sebelumnya :