Prinsip ekonomi syariah yang mengutamakan keberlanjutan, keadilan, dan kemanfaatan umum, pembangunan.
Oleh: Idris Parakkasi
Konsultan Ekonomi dan Keuangan Syariah
Ekbis Syariah. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki garis pantai yang sangat panjang, yaitu sekitar 108.000 km, yang menjadikannya sebagai salah satu negara dengan potensi pesisir terbesar di dunia. Pesisir pantai bukan hanya sebagai sumber daya alam yang vital bagi keberlanjutan kehidupan, tetapi juga memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian, sosial, dan budaya masyarakat. Pesisir pantai merupakan habitat bagi berbagai ekosistem yang mendukung kelangsungan hidup manusia, serta menjadi pusat kegiatan ekonomi utama bagi masyarakat pesisir, seperti perikanan, pariwisata, dan perdagangan. Oleh karena itu, pengelolaan dan pembangunan pesisir pantai harus dilakukan dengan bijaksana, mengingat pentingnya pesisir bagi keberlanjutan kehidupan masyarakat dan ekosistem alam. Namun, dalam banyak kasus, pembangunan pesisir pantai sering kali didorong oleh kebutuhan ekonomi jangka pendek yang mengabaikan keberlanjutan dan kesejahteraan sosial masyarakat. Hal ini mengarah pada eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, kerusakan lingkungan, dan ketimpangan sosial yang merugikan masyarakat pesisir, terutama yang bergantung pada alam untuk mata pencahariannya. Untuk itu, dibutuhkan sebuah pendekatan yang holistik dalam pembangunan pesisir pantai, yang tidak hanya mengutamakan aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial, lingkungan, dan keberlanjutan. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi syariah yang mendorong keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan, serta pemerataan manfaat bagi seluruh umat.
Pembangunan pesisir pantai dalam perspektif ekonomi syariah menekankan pada prinsip keberlanjutan, keadilan sosial, dan kesejahteraan umat. Sebagai sebuah sistem ekonomi yang berlandaskan pada ajaran Islam, ekonomi syariah menawarkan solusi untuk pembangunan yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial, serta berupaya mengendalikan ketimpangan sosial dan ekonomi di masyarakat.
Ekonomi syariah memiliki prinsip-prinsip dasar yang sangat relevan dalam konteks pembangunan pesisir pantai secara holistik. Beberapa prinsip utama dalam ekonomi syariah yang dapat diterapkan dalam pembangunan pesisir pantai adalah, Pertama Nilai tauhid, Dalam pembangunan pesisir pantai, setiap aktivitas harus dilandaskan pada keyakinan bahwa segala sumber daya alam, termasuk pesisir pantai, adalah milik Allah dan manusia hanya bertugas sebagai khalifah. Oleh karena itu, pembangunan harus memperhatikan aspek keberlanjutan dan tidak merusak lingkungan, serta memanfaatkan potensi alam untuk kesejahteraan umat. Kedua, Keadilan sosial. Salah satu tujuan utama dari ekonomi syariah adalah tercapainya keadilan sosial, yaitu distribusi kesejahteraan yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan pesisir pantai harus memperhatikan kepentingan semua pihak, baik masyarakat lokal, nelayan, pengusaha, dan pihak terkait lainnya, agar tidak ada kelompok yang dirugikan. Dalam hal ini, pembangunan pesisir pantai harus mengutamakan pemerataan manfaat dan peluang ekonomi. Ketiga, Kepedulian terhadap kebutuhan sosial. Pembangunan pesisir pantai harus memprioritaskan kesejahteraan masyarakat pesisir, termasuk dalam hal akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan peningkatan kualitas hidup. Oleh karena itu, pembangunan harus melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat, serta memberikan perhatian khusus terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Keempat, Mashlahah. Konsep maslahah menekankan pentingnya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi umat manusia dan menghindari kerusakan atau kemudharatan. Pembangunan pesisir pantai dalam perspektif syariah harus berorientasi pada penciptaan manfaat yang luas, baik untuk masyarakat pesisir itu sendiri maupun untuk generasi mendatang.
Pendekatan holistik dalam pembangunan pesisir pantai berarti pembangunan yang mempertimbangkan berbagai aspek secara terintegrasi. Tidak hanya aspek ekonomi, tetapi juga sosial, budaya, lingkungan, dan agama. Dalam perspektif ekonomi syariah, pendekatan holistik ini berusaha menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pembangunan pesisir pantai secara holistik menurut ekonomi syariah: Pertama, Aspek ekonomi. Pembangunan pesisir pantai harus memiliki dampak positif terhadap ekonomi masyarakat setempat. Dalam hal ini, potensi sektor perikanan, pariwisata, serta industri pendukung lainnya perlu dimaksimalkan. Namun, manfaat ekonomi ini tidak hanya dirasakan oleh pihak tertentu, melainkan juga oleh masyarakat setempat secara merata. Misalnya, dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang adil bagi nelayan, pedagang lokal, dan pekerja pariwisata. Kedua, Aspek sosial. Pembangunan pesisir pantai harus memperhatikan dampak sosialnya, dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Partisipasi masyarakat adalah kunci untuk mencapai hasil yang berkelanjutan dan mengurangi potensi konflik. Pembangunan sosial juga mencakup pemberdayaan masyarakat lokal melalui pelatihan keterampilan, penyediaan fasilitas umum yang memadai, dan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. Ketiga, Aspek lingkungan. Pembangunan pesisir pantai tidak boleh merusak lingkungan alam, seperti ekosistem pesisir, terumbu karang, dan hutan mangrove. Prinsip-prinsip ekonomi syariah menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya alam. Oleh karena itu, setiap pembangunan yang dilakukan harus memperhatikan dampak lingkungan dan menerapkan teknologi ramah lingkungan yang dapat menjaga kelestarian alam. Kerusakan lingkungan akan berakibat pada ketidakadilan, karena generasi mendatang tidak dapat menikmati manfaat sumber daya alam yang sama. Keempat, Aspek kesejahteraan spiritual. Dalam pembangunan pesisir pantai, selain berfokus pada kesejahteraan material, juga perlu diperhatikan aspek kesejahteraan spiritual masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir sering kali memiliki keterikatan emosional dan spiritual yang kuat dengan alam, yang merupakan bagian dari kehidupan mereka. Oleh karena itu, pembangunan harus dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan spiritual masyarakat, menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan alam, dan menghindari eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam.
Dalam konteks pembangunan pesisir pantai, penerapan prinsip ekonomi syariah dapat dilakukan melalui beberapa langkah konkret, antara lain:
Pertama, Pembangunan berbasis kearifan lokal. Ekonomi syariah menekankan pentingnya menghargai nilai-nilai lokal dan budaya masyarakat. Pembangunan pesisir pantai harus melibatkan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam, dengan memanfaatkan pengetahuan dan kebiasaan masyarakat setempat yang telah terbukti berkelanjutan. Misalnya, dalam pengelolaan perikanan tradisional yang ramah lingkungan dan menghindari penangkapan ikan secara berlebihan. Kedua, Penerapan teknologi ramah lingkungan. Salah satu prinsip ekonomi syariah adalah tidak merusak lingkungan. Oleh karena itu, penerapan teknologi ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah yang efisien, dan pengendalian polusi, sangat penting dalam pembangunan pesisir pantai. Hal ini tidak hanya akan menguntungkan masyarakat pesisir dalam jangka pendek, tetapi juga akan menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang. Ketiga, Diversifikasi ekonomi. Pembangunan pesisir pantai yang terintegrasi harus menciptakan berbagai sumber pendapatan yang tidak hanya mengandalkan satu sektor ekonomi saja. Misalnya, sektor pariwisata pesisir yang ramah lingkungan dapat dikembangkan untuk mendukung sektor perikanan. Dengan diversifikasi ekonomi, masyarakat pesisir akan lebih tahan terhadap fluktuasi pasar dan dampak perubahan iklim. Keempat, Pemberdayaan masyarakat pesisir. Dalam pembangunan pesisir pantai, pemberdayaan masyarakat lokal sangat penting. Ekonomi syariah mengajarkan bahwa pembangunan harus mengutamakan kepentingan umat, dengan memberikan peluang yang adil dan merata bagi masyarakat. Pemberdayaan masyarakat pesisir dapat dilakukan melalui pelatihan keterampilan, penyediaan modal usaha, dan peningkatan kapasitas dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.
Pembangunan pesisir pantai secara holistik dalam perspektif ekonomi syariah menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi, antara lain; Pertama, Ketergantungan pada sumber daya alam. Masyarakat pesisir sering kali sangat bergantung pada sumber daya alam untuk mata pencaharian mereka. Oleh karena itu, perubahan lingkungan yang merusak ekosistem pesisir dapat mempengaruhi kesejahteraan mereka. Pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam dapat berujung pada kerusakan jangka panjang. Kedua, Kurangnya partisipasi masyarakat Pembangunan pesisir pantai yang tidak melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat dapat menimbulkan ketidakpuasan dan konflik sosial. Oleh karena itu, proses pembangunan harus transparan dan inklusif, serta melibatkan masyarakat dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaan. Ketiga, Keterbatasan sumber daya. Sumber daya untuk pembangunan pesisir pantai yang berkelanjutan sering kali terbatas, baik dari segi dana, teknologi, maupun kapasitas manusia. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam menyusun kebijakan dan program yang mendukung pembangunan pesisir yang berkelanjutan.
Pembangunan pesisir pantai yang berkelanjutan dan holistik dalam perspektif ekonomi syariah mengharuskan integrasi antara aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan spiritual. Ekonomi syariah, dengan prinsip-prinsip dasarnya seperti keadilan sosial, keberlanjutan, dan kemanfaatan umat, menawarkan panduan untuk mewujudkan pembangunan pesisir pantai yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan kelestarian lingkungan hidup. Konsep pembangunan yang holistik ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian ekosistem pesisir, memastikan bahwa manfaat ekonomi yang dihasilkan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, serta menghindari eksploitasi yang dapat merugikan generasi mendatang. Secara keseluruhan, pembangunan pesisir pantai dalam perspektif ekonomi syariah memberikan solusi yang komprehensif untuk menghadapi tantangan pembangunan di kawasan pesisir. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi syariah yang mengutamakan keberlanjutan, keadilan, dan kemanfaatan umum, pembangunan pesisir pantai dapat menjadi motor penggerak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, serta menjaga kelestarian sumber daya alam untuk generasi mendatang. Wallahu a’lam