UMMATTV JAKARTA--Awal tahun 2021, bangsa ini terus-menerus dihantam bencana. Longsor di Sumedang, jatuhnya pesawat Sriwijaya di Kepulauan Seribu, banjir bandang di Kalimantan Selatan, gempa Mamuju dan Majene di Sulawesi Barat, banjir bandang di Manado, banjir di Aceh, erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah, hingga meletusnya Gunung Semeru di Jawa Timur. Padahal pandemic Covid 19 belum kunjung reda mengungkungi atmosfer Bumi Pertiwi.
Meski bencana dan pandemi ini meminta korban yang tak sedikit, akan tetapi, ujian justru memperlihatkan pada dunia bahwa bangsa ini memiliki kepedulian yang tinggi. Hal ini ditegaskan oleh Ibnu Khajar, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), dalam peluncuran gerakan “Bergerak Bersama Selamatkan Bangsa” pada Senin, 18 Januari 2021. “Bangsa ini adalah bangsa yang kuat, salah satunya terlihat betapa banyaknya bencana yang terjadi hingga di awal tahun 2021 ini. Dari pandemi, jatuhnya pesawat Sriwijaya, banjir bandang hingga meletusnya gunung. Kita bersyukur di usia 16 tahun ini, ACT terus mendapatkan dukungan dari berbagai relawan di 34 provinsi dan 324 kota/kabupaten yang bergabung dalam Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dan lebih dari 60 kantor cabang ACT masih terus bersiaga. Saat ini, kami bersyukur semua relawan langsung sigap hadir ke lapangan dan melakukan rescue untuk para korban bencana,” ungkapnya.
Kapal Kemanusiaan
Salah satu program nyata untuk bencana di awal 2021 ini adalah program Kapal Kemanusiaan. Misi Kapal Kemanusiaan kali ini akan mengangkut 1000 ton beras untuk didistribusikan di daerah Mamuju, Majene, Sulawesi Barat, juga daerah-daerah terdampak bencana. Kapal Kemanusiaan yang pertama direncanakan akan berangkat dari Tanjung Priok, Jakarta. Kapal Kemanusiaan yang kedua akan berangkat dari Medan, Sumatera Utara dan Kapal Kemanusiaan ketiga akan dilepas dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Seluruhnya ditargetkan mengangkut seribu ton beras. Dana yang dibutuhkan untuk seribu ton beras per kapal diperkirakan mencapai 30 milyar rupiah .
Aksi yang ditargetkan peluncurannya 14 hari kedepan ini dilakukan untuk menyusul aksi bantuan pada fase Emergency atau tanggap darurat saat ini. Pada masa tanggap darurat sekarang, ACT telah mengirimkan 500 ton beras bersama bantuan medis, beserta bantuan pangan lainnya pada daerah-daerah terdampak bencana.
Kapal Kemanusiaan sejatinya bukan hanya diberangkatkan pada bencana di awal tahun ini saja, akan tetapi Kapal Kemanusiaan adalah program yang telah dilaksanakan ketika terjadi gempa di Lombok, tsunami di Palu, kelaparan di Papua, hingga misi kemanusiaan di Somalia, Rohingya, dan Palestina. Semuanya berisi bantuan medis, pangan, dan logistic.
Aksi Terkini
Hari ini, tepatnya Senin (18/1/2012) pagi, ACT juga telah memberangkatkan armada-armada kemanusiaan dari Gunung Sindur ke Sulawesi Barat yang membawa bantuan kemanusiaan. “Insyaallah kami memberangkatkan Humanity Rice Truck, Humanity Food Truck, armada rescue dan ada juga bantuan logistik yang akan diberangkatkan ke Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Kami akan mengirimkan armada, sebanyak 10 truk. Total bantuan sebanyak 10 ton per armada,” papar Eka Setiawaty, selaku Manajer Program ACT .
Selain itu, sekitar 300.000 relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) terus bergerak untuk membantu para penyintas bencana dengan melakukan beragam aksi yang dibutuhkan. Misalnya saja Search and Rescue (SAR), layanan medis, pendistribusian bantuan pangan untuk meringankan beban saudara terdampak bencana.
Diujung peluncuran gerakan “Bergerak Bersama Selamatkan Bangsa”, Ibnu Khajar mengajak semua elemen bangsa ini untuk bergerak aktif membantu penyintas bencana. “Kita tidak tahu berapa bencana lagi yang akan menyusul. Bila kita tahu rasa sakitnya lapar, maka mereka saat ini justru sedang merasakan sakitnya lapar dan penderitaan akibat bencana. Jangan menunggu derita mereka berubah menjadi “berita duka” baru kita membantu. Mari berikan sebagian dari rezeki yang kita punya untuk membantu mereka. Dalam bentuk apapun.”*