Hikmah Puasa Ramadhan

Hikmah Puasa Ramadhan

Evaluasi akhir dari pelaksanaan ibadah puasa yang benar, sesuai tuntunan adalah lahirnya pribadi dengan model hidup takwa. Inilah inti dari penggalan  terakhir ayat, "La'allakum Tattaquuna" (Agar kalian bertakwa).

(Tadabbur QS. Al-Baqarah ayat 183)

Bag. 4

Oleh : Dr. Samsul Basri, S.Si, MEI.


ALHAMDULILLAH masih bersisa bagi kita 25 hari ke depan untuk menggapai sebanyak banyaknya kebaikan, kemuliaan, rahmat dan ampunan Allah di bulan penuh berkah ini. Semoga hari hari Ramadhan yang telah dan akan dilalui diterima di sisi Allah dan mengantarkan "Kita" menjadi Pribadi Takwa yang dijamin mendapatkan kesuksesan di Dunia dan di Akhirar.

Tulisan ini bagian terakhir dari tadabbur ayat puasa, QS. Al Baqarah ayat 183. Penekanan pada tulisan ini adalah pada hikmah terbesar dibalik syariat Puasa yaitu menjadi pribadi takwa.  Buka dan bacalah kembali surat Al Baqarah ayat 183,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَام كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. 

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 183)

Perhatikan keseluruhan ayat di atas! Yang diseru atau dipanggil untuk menjalankan ketaatan adalah orang-orang yang beriman. Sebab hanya mereka yang lapang dadanya menerima seruan ketaatan. Bentuk ketaatan yang diserukan adalah ibadah puasa. Tapi bukan sekedar menahan lapar, dahaga, dan jima' di siang hari Ramadhan saja. Melainkan ibadah puasa yang sesuai petunjuk dan rambu rambu yang diajarkan oleh baginda Nabi Saw. 

Sebab ibadah puasa demikianlah yang diridhai Allah sebagaimana diridhainya ibadah puasa yang dilakukan oleh para Nabi dan umat terdahulu. Evaluasi akhir dari pelaksanaan ibadah puasa yang benar, sesuai tuntunan adalah lahirnya pribadi dengan model hidup takwa. Inilah inti dari penggalan  terakhir ayat, "La'allakum Tattaquuna" (Agar kalian bertakwa).

Mengapa Pribadi Takwa yang menjadi urgensi utama bagi "Kita" dalam memaknai hidup yang singkat di dunia ini?!

Di dalam surat Al Baqarah ayat 200 dan 201, manusia dikategorikan menjadi 2 kelompok besar. Pertama, pada ayat 200, kelompok manusia yang hanya ingin sukses di dunia. Dan dia pun berjuang untuk mencapai kesuksesan tersebut. Tetapi kelompok ini dijamin akan menderita dan sengsara di Akhirat kelak.  Kedua, pada ayat 201, kelompok yang bercita cita untuk meraih 3 kesuksesan. Sukses di dunia, yaitu mendapatkan kecukupan dan keberkahan dalam hidup. Sukses di Akhirat, yaitu dengan masuk ke dalam surga dan tidak tersentuh api neraka.

Tentu, "Kita" semua berharap berada pada kategori kedua. sebab itulah, doa sapu jagad untuk memohon 3 kesuksesan itu selau terpanjatkan dalam setiap kesempatan berdoa.

Apakah Allah Bakhil untuk mengabulkan 3 kesuksesan yang diminta itu?!

Allah tidak bakhil untuk itu, karena bagi Allah tidak ada sesuatu yang "sulit" apatah lagi "mustahil." Allah berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ ...

Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. (Surat Ghafir, Ayat 60).

Ya, Allah tidak bakhil, dan amat mudah bagi-Nya untuk menghadiahkan kesuksesan itu. Akan tetapi untuk mendapatkan 3 kesuksesan itu, ada syarat dan ketentuan berlaku. "Kita" mesti melayakkan diri untuk 3 kesuksesan itu. Syaratnya sederhana, cukup menjadi pribadi Takwa, yaitu bersegera menyambut seruan Allah dengan lapang dada dan membaguskan keimanan selalu kepada-Nya. Bukankah Allah memperayaratkan hal itu,

... Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (Surat Al-Baqarah, Ayat 186).

Banyak sekali ayat atau pun hadits sebagai jaminan dari Allah bahwa hanya orang yang bertakwa yang berhak untuk 3 kesuksesan di atas. Salah satunya adalah jaminan di surat Maryam ayat 71-72 bahwa hanya orang yang bertakwa yang dijamin tidak tersentuh api neraka. 

Nah, terungkaplah betapa "Kita" mesti banyak syukur kepada Allah jika umur kita yang singkat di dunia diperjumpakan selalu dengan ramadhan. Agar kita bisa memaksimalkan potensi menggapai nikmat bulan Ramadhan sebagai jalur tercepat dan tersingkat untuk menjadi Pribadi Takwa. Tentu hal ini, karena kemurahan dan kasih sayang Allah yang besar, yang Menginginkan "Kita" bahagia di dunia dan di Akhirat. 

Bagaimanakah Model Hidup Takwa?!

Insya Allah akan kita bahas pada tulisan tulisan berikutnya. 

~**~

Alhamdulillah buku yang kami tulis, panduan Ramadhan Meniti Jejak Cahaya bersisa 10 buku lagi yang akan dijual. 

Syukran kepada bapak dan ibu, ikhwan dan akhwat yang sudah membeli buku tsb yang berarti ikut berbagi kebahagiaan dengan muslimin dan muslimat yang terdampak wabah covid-19. Semoga buku yang sampai ke tangan para pembaca dapat bermanfaat. (Aamin).*

Sebelumnya :
Selanjutnya :