Meski telah berdiri pada 2005, namun aksi sosial BWA baru terealisasi pada 2007. Saat itu Ramadhan 2007, BWA untuk pertama kalinya meluncurkan program wakaf Alquran untuk muslim Papua.
UMMATTV JAKARTA--Ustaz Zaitun Rasmin, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan apresiasi atas pencapaian Badan Wakaf Alquran (BWA) yang telah menghimpun satu juta mushaf Alquran wakaf.
“Saya benar-benar sangat terharu dengan apa yang telah dicapai oleh para mujahid-mujahid kita di Badan Wakaf Alquran,” ujar Ustaz Zaitun pada diskusi Zoom Meeting yang digelar BWA, Rabu (10/6/2020).
Ustaz Zaitun mengatakan, mungkin awalnya target satu juta Alquran terasa berat. Namun, saat dijalani dengan keseriusan dan keikhlasan akan tercapai juga target tersebut.
“Dan semakin haru, BWA tidak merasa puas apa yang telah dicapai. Ini adalah karunia Allah,” kata Ustaz Zaitun.
Ustaz Zaitun mengajak umat Islam untuk berwakaf Alquran. “Bila kita positif dengan Alquran maka kita akan dimuliakan. Allah akan mengangkat derajat kaum-kaum karena Alquran. Alangkah besarnya pahala yang diraih. Ajak keluarga untuk berwakaf Alquran. Ini jembatan emas,” kata Ustaz Zaitun.
CEO BWA Ustaz Heru Binawan mengatakan pada 30 April 2020, BWA telah menghimpun wakaf Alquran sebanyak 1.014.053 mushaf yang disebar dari Aceh hingga Papua.
Ustaz Heru mengatakan meski telah berdiri pada 2005, namun aksi sosial BWA baru terealisasi pada 2007. Saat itu Ramadhan 2007, BWA untuk pertama kalinya meluncurkan program wakaf Alquran untuk muslim Papua.
“Pada tahun 2007 itu terhimpun sebanyak 36ribu wakaf Alquran untuk muslim Papua. Kami bekerjasama dengan Ustaz Fadlan Garamatan,” kata Ustaz Heru.
Antusiasme umat Islam, lanjut Ustaz Heru, sangat tinggi terkait wakaf Alquran. Program wakaf Alquran kini sudah banyak dilakukan berbagai lembaga filantropi.
Ustaz Heru mengungkapkan, persoalan wakaf Alquran itu bukan penghimpunannya. Melainkan pendistribusian hingga ke pelosok negeri. Semakin terpencil daerah tertentu, maka semakin mahal biaya distribusi wakaf Alquran.
Beratnya pendistribusian ke daerah pelosok ini diceritakan Chef of Program BWA Ustaz Hazairin Hasan. Ia berkisah pernah mendistribusikan ke daerah Wakatobi dengan menggunakan kapal berukuran lebar 3,5 meter dan panjang 18 meter.
“40 jam di laut, tidak sampai-sampai. Yang bisa dimakan cuma pisang dan air. Tidak pernah lihat darat, diterjang gelombang setinggi lima meter. Kapal kami tidak ada apa-apanya di tengah lautan, melewati Laut Banda yang disebut nelayan bermudanya Indonesia,” ujar Ustaz Hazairin.
Namun, hal tersebut bukan menjadi halangan bagi tim BWA mendistribusikan Alquran. “Yang kami bawa ini Quran. Quran inilah yang memberi keselamatan kami,” tegas Ustaz Hazairin.
Sementara itu, Ustaz Fatih Karim salah seorang pendiri BWA yang turut hadir pada diskusi BWA Zoom Meeting mengatakan capaian satu juta wakaf Alquran belum ada apa-apanya dibandingkan jutaan umat Islam yang masih buta huruf Alquran.
“Ada 100 juta masyarakat Indonesia yang belum bisa baca Quran. 58 persen dari penduduk Indonesia. Meski sudah 1 juta wakaf Quran belum apa-apanya. Masih ada 100 juta masyarakat Indonesia yang belum bisa baca Quran,” ungkapnya.
Menurut Ustaz Fatih, Alquran adalah umber kemulian, sumber perubahan. Siapapun yang dekat dengan Quran dia pasti berubah. Untuk itu perlu penyebaran Alquran kepada seluruh umat Islam Indonesia. “Umar bin Khaththab berubah karena dekat dengan al-Quran. Madinah berubah karena terinstall dengan al-Quran, menjadi negara adidaya,” kata Ustaz Fatih.*