Oleh : Ustadz Ridwan Hamidi Hafidzahullah
Saya masih terhenyak setelah menonton video para korban konflik di Suriah yang baru saja dibebaskan dari penjara. Perasaan malu menyergap saya, menyadarkan betapa seringnya kita mengeluh atas masalah sepele.
Di tengah kesulitan hidup, kita sering lupa bahwa ada orang-orang yang hidup di bawah tekanan rasa sakit dan penindasan. Mereka menghadapi kegelapan yang tak terpisahkan dari siang dan malam. Wajah-wajah lelah, tubuh-tubuh letih, dan jiwa-jiwa hancur tanpa kehormatan.
Saya menyadari bahwa kita telah tertipu. Kita mengeluh atas masalah kecil, padahal itu hanya setitik dibandingkan dengan penderitaan mereka. Kesedihan dan kekhawatiran kita tidak sebanding dengan kesabaran mereka.
Bertahun-tahun kita habiskan untuk mengeluh tentang kurangnya pencapaian dan rezeki. Sementara itu, mereka menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam ruang gelap sempit, dengan setiap detik terasa seperti kehancuran.
Nikmat Allah atas kita sering tidak kita sadari. Rasa syukur bukanlah hanya kata-kata, tetapi kondisi hati yang mencerminkan kesyukuran sempurna.
"اللهم لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك وعظيم سلطانك" (Ya Allah, segala puji bagi-Mu sebagaimana layak bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu).
Pemandangan itu meninggalkan pelajaran tak terlupakan: ujian yang kita anggap besar ternyata hanya kerikil kecil dibandingkan dengan gunung penderitaan mereka.
Saya memohon kepada Allah agar menjadikan kita orang-orang yang bersyukur, tidak hanya dengan ucapan, tetapi dengan tindakan, kesabaran, dan keridhaan. Semoga Allah meringankan penderitaan mereka dan menjaga kita dengan nikmat-Nya.