Penting untuk dicatat bahwa saat ini, ekonomi benar-benar membutuhkan peran media. Namun, media harus dikelola oleh SDM yang berkualitas dan memiliki pemahaman Islam yang mendalam.
Oleh : H.Hermasyah
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi kita kesempatan untuk berbicara tentang peran media, baik di zaman Rasulullah maupun di zaman modern ini. Tentu saja, peran media di dua masa ini mengalami perbedaan yang signifikan. Pada masa Rasulullah, media yang digunakan sangat terbatas, tetapi Rasulullah dan para sahabat memaksimalkan segala cara yang ada. Sahabat-sahabat Rasulullah yang menjadi utusan, dakwah yang dilakukan secara langsung, serta penggunaan surat sebagai alat komunikasi adalah contoh-contoh bagaimana media digunakan secara maksimal pada masa itu.
Namun, media di zaman sekarang telah berkembang pesat. Kini, media tidak hanya berfungsi sebagai saluran informasi, tetapi juga telah menjadi salah satu jalur ekonomi yang sangat berpengaruh. Selain itu, media kini mengandung beragam ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih. Teknologi yang mendukung media saat ini telah mencapai titik yang luar biasa, di mana informasi dapat tersebar ke seluruh penjuru dunia hanya dalam hitungan detik.
Salah satu perbedaan mendasar yang terjadi adalah ekstensi atau perluasan media. Untuk menjangkau audiens yang lebih luas, media membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang banyak dan biaya operasional yang tinggi. Oleh karena itu, hubungan antara media dan ekonomi saat ini sangat erat. Media bukan hanya menjadi sarana untuk menyebarkan informasi, tetapi juga menjadi pendorong utama dalam ekonomi global. Di sinilah peran media sangat besar, tidak hanya untuk menyebarkan informasi tentang perdagangan, tetapi juga sebagai penghubung antar umat manusia.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa media memiliki dua sisi yang bisa menguntungkan atau merusak umat. Jika media disalahgunakan, maka dampaknya bisa sangat besar. Misalnya, jika media digunakan untuk menyebarkan kebohongan atau ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam, maka media justru akan merusak umat. Sebaliknya, jika media digunakan untuk tujuan yang baik, media dapat menyatukan umat dan menyebarkan dakwah yang benar.
Penting untuk dicatat bahwa saat ini, ekonomi benar-benar membutuhkan peran media. Namun, media harus dikelola oleh SDM yang berkualitas dan memiliki pemahaman Islam yang mendalam. Tanpa pengelolaan yang baik, media bisa menjadi alat yang salah kaprah. Persaingan media di kalangan negara-negara non-Muslim sangat ketat, dengan biaya operasional yang tinggi dan kemampuan mereka dalam mengubah pola pikir masyarakat melalui media yang luar biasa.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, media Islam dan media dakwah harus dapat bersaing dan memperkenalkan pandangan yang benar kepada masyarakat. Kita harus siap untuk "berperang" dengan media-media yang mungkin memiliki agenda yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Namun, dalam perjuangan ini, ada hal-hal yang perlu disikapi dengan bijak. Beberapa strategi harus tetap dijaga kerahasiaannya, agar kita tidak mudah dipersulit dalam menghadapi tantangan yang ada.
Jika kita terbuka dengan segala hal secara total, tentu kita akan mudah untuk dihadang dan dipersulit oleh lawan. Oleh karena itu, sebagian strategi harus tetap menjadi rahasia demi menjaga keberhasilan dakwah dan ekonomi media Islam.
Akhir kata, peran media dalam ekonomi dan dakwah sangat besar, dan kita sebagai umat Islam harus siap mengelola dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Dengan pengelolaan yang baik dan SDM yang berkualitas, kita akan dapat menghadapi tantangan media modern dan membawa manfaat besar bagi umat Islam di seluruh dunia.
Sosok H. Hermansyah
Penulis adalah seorang akademisi yang merupakan lulusan Universitas Indonesia. Beliau pernah mengabdi sebagai dosen luar biasa di Universitas Indonesia serta beberapa kampus terkemuka di kawasan Jabodetabek.
Selain berkarir di dunia akademik, penulis juga merupakan seorang pengusaha sukses dengan beragam usaha, termasuk memiliki perkebunan pohon gaharu seluas 200 hektar di Kalimantan.
Tak hanya itu, H.Hermansyah juga mendirikan dan memiliki dua universitas di Banjarmasin dan Bengkulu, dan di rumahnya mengelolah Rumah Tahfidz Quran yang membekali santri menjadi preneurship.
Saat ini, penulis berdomisili di Banjarmasin dan aktif terlibat dalam berbagai komunitas serta paguyuban Banjar, baik di tingkat nasional maupun di Asia Tenggara.
Tags: Media, Ekonomi, dakwah