Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, kepengecutan, dan kekikiran. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah kehidupan serta kematian.”
AGAR UMAT PRODUKTI
Oleh Aswar Hasan
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, kepengecutan, dan kekikiran. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah kehidupan serta kematian.” (HR. Bukhari).
Doa tersebut diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada kita sekalian agar hidup kita bermanfaat bagi orang lain karena terjauh dari kelemahan, kemalasan, kepengecutan, dan kekikiran dimana semua sifat itu, tidak memberi mamfaat bagi orang lain. Padahal Rasulullah SAW menegaskan bahwa sebalik- baik manusia yang bermamfaat bagi orang lain.
Hadis ini menggambarkan nilai utama dalam Islam, yaitu kepedulian terhadap sesama. Hadis ini diriwayatkan dalam beberapa versi, salah satunya oleh Imam Ahmad dan Ath-Thabarani.
Hadis tersebut menekankan bahwa umat Islam sangat mementingkan kebermanfaatan sosial. Kebaikan seseorang tidak hanya diukur dari ibadah ritual, tetapi juga dari sejauh mana ia memberikan manfaat kepada orang lain, baik dalam bentuk ilmu, harta, waktu, maupun dukungan moral. Manfaat yang dimaksud dalam hadis ini tidak terbatas pada aspek materi saja, tetapi juga non-materi seperti: Memberikan nasihat atau ilmu yang bermanfaat, membantu orang dalam kesulitan, menjaga hubungan baik dengan orang lain dan menjadi teladan dalam akhlak mulia. Hadis ini menanamkan kesadaran bahwa keberadaan manusia seharusnya memberikan dampak positif, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Dalam pada itu, setiap individu mendambakan kehidupan yang bermakna dan produktif, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Namun, ada sifat-sifat negatif yang kerap menjadi penghalang dalam mencapai tujuan tersebut. Di antaranya adalah sifat lemah, malas, pengecut, dan kikir. Sifat-sifat ini tidak hanya memengaruhi kualitas hidup seseorang, tetapi juga relasinya dengan orang lain dan perannya dalam masyarakat.
Olehnya itu, kita harus memohon perlindungan dari keempat sifat itu ;
Pertama, Lemah atau ketidakberdayaan (Al-‘Ajz). Kelemahan bukan hanya tentang kondisi fisik, tetapi juga mental dan spiritual. Ketika seseorang merasa tidak berdaya, ia cenderung menghindari tanggung jawab dan peluang untuk berkembang. Sikap ini membuat seseorang sulit mengatasi tantangan hidup. Dalam Islam, manusia diajarkan untuk bergantung kepada Allah dan berusaha semaksimal mungkin, karena kelemahan sejati adalah ketika seseorang menyerah tanpa mencoba.
Kedua, Malas (Al-Kasal).
Kemalasan adalah musuh terbesar produktivitas. Sifat ini sering kali membuat seseorang menunda pekerjaan atau bahkan mengabaikan tugas penting. Kemalasan tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga membatasi kontribusi kita kepada keluarga, komunitas, dan dunia. Dalam Al-Qur'an, Allah memuji orang-orang yang rajin beramal saleh dan mengingatkan manusia agar tidak menyia-nyiakan waktu yang diberikan.
Ketiga, Pengecut atau Kurang Keberanian (Al-Jubn).
Keberanian diperlukan untuk membuat keputusan yang sulit, menghadapi ketidakpastian, dan menegakkan kebenaran. Sifat pengecut membuat seseorang takut mengambil risiko, sehingga ia kehilangan banyak peluang. Rasulullah SAW mengajarkan keberanian sebagai salah satu karakter utama yang diperlukan untuk membangun peradaban yang adil dan bermartabat.
Keempat, Kikir atau Ketidakmauan untuk berbagi (Al-Bukhl).
Kekikiran menghalangi seseorang untuk berbagi, baik dalam bentuk harta, waktu, maupun perhatian. Sifat ini tidak hanya membuat hati sempit, tetapi juga menciptakan ketidakseimbangan sosial. Islam mengajarkan bahwa berbagi adalah sumber keberkahan. Dengan memberi, seseorang tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga membersihkan hatinya dari cinta berlebihan terhadap dunia.
Doa ini menunjukkan bahwa sifat-sifat negatif seperti lemah, malas, pengecut, dan kikir adalah hambatan utama dalam menjalani kehidupan yang produktif dan bermanfaat. Dengan memohon perlindungan kepada Allah dari sifat-sifat ini, kita diajarkan untuk selalu introspeksi diri dan berusaha memperbaiki kelemahan dengan tindakan nyata. Doa ini juga menjadi bukti betapa Rasulullah SAW ingin umatnya memiliki kepribadian yang kuat, berani, dan dermawan dalam menjalani hidup. Wallahu a’lam bisawwabe.