PJMI-IRI Indonesia Luncurkan Program Berbagi Makanan Berlebih di Bulan Ramadhan

PJMI-IRI Indonesia Luncurkan Program Berbagi Makanan Berlebih di Bulan Ramadhan

Salahsatu kesepakatannya produksi dan distribusi konten media yang bersifat informatif dan edukatif melalui berbagai platform, baik online maupun offline.

JAKARTA UMMATTV.COM -Menurut Laporan PBB (UNDP – United Nation Development Projetc) makanan yang terbuang  di Indonesia mencapai 13 juta ton, tiap tahun.  Angka ini setara dengan 25% dari total produksi pangan nasional.

Penyebab makanan terbuang, antara lain,  banyak orang membeli makanan dalam jumlah besar yang akhirnya tidak habis. Yang kedua penyimpanan makanan yang tidak benar membuat makanan rusak. Ketiga banyak restoran  dan rumah makan  membuang makanan yang tidak terjual, dan yang keempat, penyajian makanan yang berlebihan. Misalnya di  pesta yang menyediakan makanan lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan.

Masalah ini menjadi vokus perhatian Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis atau Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia dan Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI). Kedua organisasi tersebut merasa terpanggil untuk berpartisipasi  mengatasi masalah pemborosan tesrebut. Karena di sisi lain jumlah pendudukan Indonesia yang kelaparan  cukup banyak, yakni mencapai 26 juta orang (data BPS 2023). 

Dalam rangka itu, IRI dan PJMI menjalin kerjasama strategis dan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU)  di Desa Wisata KISUCI (Komunitas Iklim Sungai Cikeas), Cipambuan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu 16 Februari 2025. IRI diwakili  National Facilitator IRI Indonesia Dr. Hayu Prabowo, sedangkan PJMI oleh Ketua Umum H. Ismail Lutan.

Isi nota kesepahaman tersebut antara lain melakukan gerakan ‘berbagi makanan’ di bulan Ramadhan yang akan datang. 

“Tahap pertama yang akan kita lakukan adalah berbagi makanan ‘sisa’ di bulan Ramadhan ini. Makanan sisa di sini maksudnya adalah makanan yang tidak habis terjual  oleh restoran-restoran, kemudian kita kumpulkan dan kita bagikan kepada masyarakat yang membutuhkan,” tutur Hayu, yang juga Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH-SDA MUI). 

Untuk progress ini, lanjut Hayu, pihaknya sudah bekerjasama dengan sejumlah komunitas masjid guna mendistribusikan makanan tersebut kepada masyarakat miskin setempat.

“Sebenarnya sewaktu saya menjadi Takmir Masjid Aburizal Bakri Kuningan, Jakarta Selatan, hal ini sudah saya praktekkan. Makanan yang tidak habis dalam setiap kegiatan, kita bagikan kepada gelandangan dan duafa di sekitar Kuningan. Nah, program ini adalah perluasan  dari apa yang sudah kami lakukan itu,” tambahnya.

Sementara itu Ketua Umum PJMI H. Ismail Lutan sangat antusias dengan gerakan ini karena ia melihat ada sesuatu yang ironi dalam pendistribusian makanan di Indonesia. Di satu sisi orang membuang-buang makanan dalam jumlah yang fantastis. Di sisi lain jutaan orang kelaparan tidak mendapat makanan.

“Ini ironi sekali.  Indonesia sering dikatagorikan negara miskin. Padahal makanan berlimpah. Makanya saya melihat gerakan ini sangat baik dan harus kita sukseskan agar pendistribusian makanan merata. Jika pemerataan pendistribusian itu bisa dilakukan maka tidak akan ada Masyarakat Indonesia yang kelaparan,” tutur Ismail Lutan yang juga Pimpinan Umum parahyangan-post.com ini.

Kesepakatan tersebut  juga  menandai komitmen bersama antara organisasi lintas agama dan komunitas jurnalis Muslim untuk meningkatkan kesadaran publik serta mengadvokasi kebijakan yang mendukung konservasi hutan tropis.

Ruang lingkup kerja sama ini juga  mencakup beberapa aspek penting, di antaranya, pertama, pelatihan dan edukasi bagi jurnalis mengenai konservasi hutan tropis, perubahan iklim, dan peran masyarakat adat.

Kedua, produksi dan distribusi konten media yang bersifat informatif dan edukatif melalui berbagai platform, baik online maupun offline. Ketiga, advokasi kebijakan publik untuk mendorong regulasi yang lebih ketat dalam perlindungan hutan tropis dan upaya mitigasi perubahan iklim.* ()

Sebelumnya :