#11 Sini Duduk Samping Aku : AKU ADALAH MANFAAT

#11 Sini Duduk Samping Aku : AKU ADALAH MANFAAT

Orang bermanfaat itu tidak memanfaatkan. Orang bermanfaat tidak sibuk mencari validasi orang lain, orang bermanfaat itu tidak tekor kesohor,

Ditengah dunia yang semakin kecil ini, kita semua berlari menuju kesesuatu yang lebih besar, lebih mewah, dan lebih menarik. Kita terlibat dan sibuk mencari sesuatu yang seakan akan bermakna, yang membuat hidup seakan lebih hidup.

Ayo kita lebih sedikit jujur pada hati dan rasa kita, apakah ini sesungguhnya yang akan membawa kita untuk dapat terus bertumbuh dikehidupan ini, untuk terus naik dan tidak lagi menjadi turun, menjadi kepala dan bukannya ekor ? , Atau ini semua hanya pelarian atas minat bakat tanpa menghiraukan rasa dan perasaan banyak orang disekitar kita.

Dunia semakin terhubung dalam banyak aspek, yang mempermudah hidup kita, tetapi entah kenapa banyak diantara kita merasa terjebak dalam rutinitas dan keadaan. Merasa tertolak karena batasan kemampuan pendidikan, karir, jabatan dan lainnya.

Hal ini bukan baru, dari Nabi Adam AS menginjak dunia, Manusia selalu mencari cara untuk melarikan diri atas rasa penolakkan dan tertolak, padahal segala yang kita butuhkan dan perlukan sudah tersedia dengan ragam subyek dan obyeknya.

Asik mencari validasi dan pengakuan orang lain atas pencapaian dan predikat diri yang semuanya terhubung dan berpusat kepada materi.

Duhai pembaca yang budiman, ingat baik, "Apakah yang kita kejar itu semua melahirkan bahagia & sukacita ? Atau itu semua hanya demi gengsi, predikat dan pujian orang ?"

Baca baik pesan saya ini, "Kita tidak bisa menyenangkan semua orang, karena kita bukan pemilik kehidupan ini !!"

8 kecerdasan yang kita miliki secara lahiriah, merancang otak kita untuk mengejar bukan menerima, jadi semakin banyak kita memberi apa saja kepada orang, hal ini dapat mematikan kodrat mereka untuk menjadi manusia utuh. Kembali saya tegaskan, kodrat insan manusia itu mengejar bukan menerima.

Karena alasan ini, tidak usah ragu dengan batasan kemampuan yang kita berikan untuk orang lain, Jangan pula menyalahkan diri sendiri akibat tidak mampu banyak terlibat dalam kesulitan orang lain.

Nah..jika ini sudah kita pahami baik, itulah nilai manfaat diri kita buat kebanyakan orang.

"Setia dengan perkara kecil, maka perkara besar akan ditambahkanNYA", Imam Ghazali pernah berkata begitu.

Menjadi manfaat bukan berarti kita harus hancur lebur, baik finansial, mental dan akal.  Menjadi manfaat justru harus berada dalam kewarasan yang seimbang, dapat mampu menentukan skala prioritas.

Mulai sekarang, katakan sama dirimu, AKU ADALAH MANFAAT.

Menjadi manfaat harus bisa membuat hal hal ini, sehingga kita tidak terjebak dalam stuasi penolakkan apalagi tertolak.

* Skala prioritas ; buat daftar terperinci, detail dan terukur, ingat hal diatas, karena kita tidak bisa menyenangkan banyak orang, oleh karena membuat skala prioritas akan memudahkan kita menata, mengelola apa apa saja yang akan kita beri untuk orang lain. Membuat perahu besar dan membuat perahu kecil, bukan materilnya yang beda, tapi detailnya.

* No tekor kesohor ; Banyak dari mereka yang asik mencari validasi orang lain, agar hanya dinilai sebagai orang baik, dermawan, suka berbagi dengan mengorbankan orang orang terdekatnya, seperti orang tua, istri, anak, kakak, adik dan lainnya. Seakan dengan kesibukkan mencari penilaian orang lain akan membuat dirinya menjadi figur utama di lingkungannya. Hey bro....ketika kita sudah tidak lagi mampu memberi, apakah mereka akan tetap menyanjung kita?

* Memberi dengan batasan ; itulah yang sejatinya manfaat, dalam memberi harus dengan batasan batasan rasional dan emosional, karena memberi tanpa batasan, adalah bom waktu yang menghancurkan orang orang disekitar kita. Bro !! Kita insan manusia dengan batasan, tempat ruang dan waktu, hentikan pansos kesibukkan mencari validasi diri dari orang lain.

* Dengan batasan dan konsisten ; Konsistensi memberi dengan batasan akan melahirkan respek dan penghormatan orang lain, tanpa kita harus sibuk mencari perhatian.

* Konsisten dan solusi baru yang terbarukan ; ingat yah hal yang saya sampaikan diatas tadi, bahwasanya kodrat insan manusia itu mengejar bukan menerima, Jika rutinitas konsitensi tadi berlarut tanpa solusi baru yang terbarukan, seyogyanya kita sudah membunuh kodrat mereka sebagai insan manusia. Berilah kail, sehingga mereka akan mau mencoba memancing.

Ketika didapati mereka sudah mampu punya dikari dan kemampuan mengadakan segala kebutuhan mereka, hentikan pemberian kita.

Dengan syarat tidak harus dikembalikan, karena kebaikan bukanlah transaksional, manfaat itu tidak dapat diperdagangkan.

Orang bermanfaat itu tidak memanfaatkan. Orang bermanfaat tidak sibuk mencari validasi orang lain, orang bermanfaat itu tidak tekor kesohor, mereka mereka yang bermanfaat adalah yang mampu menentukan prioritas yang terbaik, dan mereka yang bermanfaat akan selalu berkata....

Sini duduk samping aku.

-Radja M Noor-


PROFIL HUMA QITA :

Huma Qita merupakan produk layanan masyarakat yang memerlukan bantuan program rehabilitasi putus narkoba, yang berfokus kepada pengembangan diri bermuara kepada hidup yang berkualitas. 

Lebih lengkapnya tentang Huma Qita silahkan liat di link berikut ini :

 https://ummattv.com/post/huma-qita-lahirkan-program-sini-duduk-samping-aku

Sebelumnya :
Selanjutnya :