Jadi dunia ini adalah lahan pertarungan, tempat berlomba. Jika tidak berlomba atau berbuat maka siapapun termasuk kita sebagai muslim akan digilas oleh zaman.
(Tadabbur QS. Hud : 93)
Oleh : Dr. Samsul Basri, S.Si, M.E.I
Allah Azza Wa Jalla berfirman,
وَيَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ ۖ سَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ كَاذِبٌ ۖ وَارْتَقِبُوا إِنِّي مَعَكُمْ رَقِيبٌ
Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu". (QS. Hud : 93)
Pelajaran :
Ayat ini berkaitan dengan perintah untuk bekerja. Dan perintah ini berlaku pula bagi kafir yang tidak beriman. Kelak akan terlihat akibat dari suatu perbuatan atau pekerjaan. Jadi dunia ini adalah lahan pertarungan, tempat berlomba. Jika tidak berlomba atau berbuat maka siapapun termasuk kita sebagai muslim akan digilas oleh zaman. Orang kafir bekerja merebut berbagai peran penting di tengah masyarakat demi kepentingannya, liberal tak henti-henti menviruskan faham sesatnya, sekuler terus bekerja siang malam menjauhkan kehidupan dari Islam dan kapitalis juga bekerja demi perut dan syahwat. Semuanya bekerja dan tidak tinggal diam. Jadi kita sebagai Muslim pewaris resmi bumi ini sebagai khalifatan filardhi harus bekerja dan tidak pasif jika ingin menjadi pemenang di dunia. Allah menjanjikan kemenangn untuk kita, tapi kita harus mengambil sebab dengan mengerahkan potensi, bekerja, berbuat dan tidak pasif.
Cobalah telusuri sejenak kisah Maryam di surat Maryam,
فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا * وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. (Surat Maryam 24 - 25)
Jadi bekerja adalah sunatullah fil hayah (sunnah Allah dalam kehidupan ini). Tetapi bagi orang yang beriman, bekerja bukan sekedar bekerja. ada 4 pondasi penting dalam bekerja :
1. Ikhlas. Maksudanya bekerja harus karena Allah. Ikhlas inilah yang menjadi penentu apakah pekerjaan kita diterima oleh Allah ataukah tidak. Ikhlas sebuah power yang sangat dahsyat. Dan perlu diperhatikan bahwa ikhlas itu dikaitkan dengan sesuatu yang besar, bermakna, bukan dikaitkan dengan sesuatu yang biasa, atau yang rendah. Seperti seseorang berkata, "Tidak mengapa infak sedikit yang penting ikhlas".
2. Mujahadah. Maksudnya sungguh-sungguh memanfaatkan waktu dan kesempatan. Siapa yang sungguh-sungguh akan mendapatkan yang terbaik.
3. Ilmu. Apapun yang dikerja harus selalu dibangun di atas ilmu. Dalam al-Qur'an ataupun hadits hanya ilmu yang Allah perintahkan Nabi-Nya untuk mohon ditambah dan bukan harta,
فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَىٰ إِلَيْكَ وَحْيُهُ ۖ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". (QS. Thaha : 114)
4. Utamakan bekerja untuk kepentingan jamaah kaum Muslimin. Maksudnya bukan sekedar kepentingan pribadi atau golongan. Imam at-Tarmidzi meriwayatkan dari Ibnu Umar r.a bahwa Nabi saw bersabda, "Yadullahi ma'a al-jamaaah" artinya "Tangan Allah bersama dengan jamaah". pertolongan Allah ada pada amalan yang dilaksanakan secara jamaah dan kemashlahatannya juga untuk jamaah. Demikian pula keberkahan Allah ada dalam amalan yang dikerjakan secara jamaah dan untuk kepentingan jamaah. Jadi usahakan selalu cinta dalam jamaah.
~*~
Rekaman Bedah Buku Nutrisi Akal dan Jiwa 2 di youtube RDQ CHANEL. Silahkan di "Klik".
https://youtu.be/pqaG8YAnVPk