UMMATTV JAKARTA--Musyawarah Nasional (Munas) II Forum Jurnalis Muslim (Forjim) dengan agenda utama penyampaian laporan pertanggungjawaban pengurus periode 2018-2021 dan dilanjutkan pemilihan Ketua Umum Periode 2021-2024 usai sudah.
Munas yang digelar secara hybrid (offline dan virtual), di Jakarta, Ahad, 28 Februari 2021 atas support dari Pantjaran.id itu diikuti lebih dari 45 orang pengurus dan anggota Forjim. Termasuk anggota di berbagai daerah.
Pemilihan ketua umum untuk periode tiga tahun ke depan itu berlangsung dengan musyawarah mufakat. Ada sebagian anggota yang mengusulkan nama baru sebagai calon ketum, namun sebagan besar meminta Dudy Sya'bani Takdir untuk melanjutkan periode kedua dengan sejumlah pertimbangan teknis dan strategis. Apalagi, menurut AD/ART Forjim hal itu dibenarkan.
Dudy, sejatinya berkeberatan untuk dipilih kembali. Ia sendiri cenderung untuk melakukan regenerasi kepemimpinan dengan perubahan sosok ketum. Namun, karena peserta dan nama-nama lain yang disebut juga tidak berkenan untuk dipilih, maka dengan berat hati ia menerima amanah ini kembali.
"Syaratnya, teman-teman ini mendukung penuh dan aktif terlibat dalam kepengurusan," kata dia memberi syarat.
Tidak mudah bagi Forjim, terutama setahun terakhir untuk dapat eksis dan melanjutkan kepengurusan organisasi. Pandemi Covid-19 sejak awal 2020 lalu, terpaksa membuat sejumlah besar program berantakan alias tidak berjalan. Termasuk upaya kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan.
"Kita menatap ke depan. Program-program yang belum berjalan, mudah-mudahan nanti dapat kita selesaikan. Rekrutmen anggota, pembentukan pengurus wilayah dan cabang, peningkatan kapasitas skill jurnalis akan jadi program utama kita," jelas founder media online Ahad.co.id itu.
Sebelumnya, menanggapi laporan Pengurus Forjim 2018-2021, wartawan senior Hanibal Wijayanta meminta agar ke Forjim terus melakukan upaya peningkatan kemampuan jurnalistik anggotanya. Baik dengan pelatihan-pelatihan, maupun dengan share informasi sebagai bekal penting jurnalis.
Hanibal menyebut, banyak informasi keumatan yang saat ini harus digali oleh para jurnalis, seperti soal SKB Tiga Menteri tentang seragam jilbab dan terbaru soal legalisasi investasi miras di sejumlah daerah.
Wartawan senior Tjahja Gunawan berpesan agar Forjim memperkuat jaringan dan soliditas anggotanya. Wartawan muslim, kata Tjahja, diharapkan dapat terus bersatu untuk mengawal agenda dan isu-isu keumatan.
Sementara itu, jurnalis yang juga praktisi ekonomi syariah, Agus Yuliawan, mendorong Forjim untuk dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan menjalankan badan usaha.
"Selain mengurusi jurnalistik, harus ada yang fokus pada pembentukan unit-unit usaha agar ke depan nasib jurnalis bisa lebih baik," kata Agus.*