Empat Kekuatan Menghadapi Masalah (Bagian Satu)

Empat Kekuatan Menghadapi Masalah (Bagian Satu)

Allah Maha dekat dan Dia akan mengabulkan doa bagi siapa saja yang berdoa kepada-Nya. 

(Tadabbur Surat Al- Baqarah Ayat 186)

Bag. 1

Oleh : Dr. Samsul Basri


Allah Azza Wa Jalla berfirman,


وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ 

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah : 186).

Ayat ini mengisyaratkan bagi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, agar memerintahkan umatnya selalu berdoa hanya kepada Allah, sebab Allah Maha dekat dan Dia akan mengabulkan doa bagi siapa saja yang berdoa kepada-Nya.

Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu 'anhu mengisahkan bahwa Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam pernah masuk masjid dan mendapati seorang sahabat dari kalangan Anshar yang dipanggil Abu Umamah, beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam berkata: “Maa lii araaka jaalisan fil masjidi fi ghairi waktis shalah ?”  beliau heran mengapa Abu Umamah dengan ekspresi wajah menyedihkan hanya duduk mengurung diri di masjid di selain waktu shalat, padahal sahabat-sahabat lainya bekerja di luar. “Ada apakah gerangan aku lihat engkau hanya duduk di masjid di selain waktu shalat?”. Menanggapi pertanyaan manusia yang sangat dihormatinya itu, dia menjawab; “Al-humumm lazimatnii wad duyuun” (kegundahan dan hutang yang selalu menyelimutiku) wahai Rasulullah!. Mendengar hal itu, beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam berkata: "Maukah aku ajarkan doa yang apabila kamu ucapkan maka Allah Azza Wa Jalla akan menghilangkan kegundahanmu dan melunaskan hutang-hutangmu?". Dengan penuh suka cita dan antusias, Abu Umamah menjawab : “Mau, ya Rasulullah.” Beliau pun bersabda: "Apabila kamu berada dipagi dan di sore hari ucapkanlah: 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI WA A'UUDZU BIKA MINAL 'AJZI WAL KASALI, WA A'UUDZU BIKA MINAL JUBNI WAL BUKHLI WA A'UUDZU BIKA MIN GHALABATID DAINI WA QAHRIR RIJAAL.

Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kegundahan dan kesedihan dan aku berlindung kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan dan aku berlindung kepadaMu dari sifat penakut dan bakhil dan aku berlindung kepadaMu dari terlilit hutang dan pemaksaan dari orang lain). 

Setelah mengamalkan doa yang diajarkan nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam di atas, dibacanya setiap pagi dan petang, Abu Umamah berkata: “Akupun melaksanakannya dan ternyata Allah 'azza wajalla menghilangkan kegundahanku dan melunasi hutang-hutangku.”


Hikmah dan Pelajaran:

Terdapat enam pelajaran penting dari ayat dan juga hadits yang telah dituliskan di atas. Pada bag.1 ini akan dishare pelajaran yang pertama saja. Pelajaran lainnya Insya Allah pada tulisan tulisan berikutnya. Adapun hikmah dan pelajaran itu:

Pertama, Seorang muslim hendaknya selalu berdoa dalam setiap urusannya, tidak boleh menganggap biasa, apatah lagi memandang remeh kekuatan doa, sebab Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menyabdakan, 

الدعاء سلاح المؤمن ونور السماوات والأرض

Doa adalah senjatah ampuh bagi orang yang beriman kepada Allah, dan ia adalah cahaya yang memenuhi langit dan bumi.

Doa sebagaimana yang diajarakan oleh syariat Islam bermanfaat dalam setiap kondisi, sebab Allah berfirman, ud’uunii astajib lakum (berdoalah pada-Ku pasti Ku-kabulkan). Hanya saja yang perlu dipahami oleh seorang muslim bahwa pengabulan doa tidak mesti selalu bermakna mendapatkan apa yang diinginkan di dunia, sebab terkadang Allah dengan ilmu dan hikmah-Nya menunda doa tersebut di dunia dan memberikan yang terbaik padanya di akhirat dari apa yang dimintanya di dunia, walal aakhiratu khairun laka minal uula (Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (dunia).

Terkadang pula dengan sebab doa itu seseorang terhindarkan dari keburukan dan musibah yang besar di dunia, ‘asaa an takrahu syaian fahuwa khairul lakum, wallahu ya’lamu wa antum laa ta’lamuun (boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui). Dalam sebuah hadits, Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا عَلَى الْأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو اللَّهَ بِدَعْوَةٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ إِيَّاهَا أَوْ صَرَفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ 

Tidaklah seorang muslim di atas muka bumi berdoa kepada Allah dengan sebuah doa melainkan Allah akan memberikan kepadanya, atau memalingkan keburukan darinya seperti doanya, selama ia tidak berdoa untuk melakukan perbuatan dosa atau memutuskan hubungan kekerabatan." (HR. At Tarmidzi).

Mendengar hadits di atas, seorang laki-laki dari suatu kaum berkata;إِذًا نُكْثِرُ  “Jika demikian, mestilah kita banyak berdoa” Beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam menanggapi seraya bersabda: اللَّهُ أَكْثَرُ "Allah akan  lebih banyak lagi pemberiannya." 

Ayat Allah yang mulia ini (QS. al Baqarah: 186) diapit oleh ayat ayat tentang puasa, sebagai petunjuk penting dari Allah yang Maha menginginkan kebaikan bagi "Kita" (umat Islam), bahwa kedudukan dan keutamaan ibadah yang satu ini akan semakin dahsyat jika dilakukan oleh hamba Allah yang sedang berpuasa di bulan yang mulia, bulan Ramadhan. Mari banyak berdoa, semoga Ramadhan ini menjadikan pribadi "Kita", pribadi takwa. Dan semoga wabah pandemi covid-19 segera berakhir.**

Sebelumnya :
Selanjutnya :