UMMATTV, JAKARTA--Pengasuh Pondok Pesantren Assa'adah yang juga pemerhati media sosial Gus Taqiyuddin mengatakan pemanfaatan teknologi harus seimbang dengan tetap menjaga hal-hal lama yang bernilai baik.
“Prinsipnya ialah al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yakni ‘memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik’,” jelas Gus Taqiyuddin saat menjadi narasumber pada Dialog Khatib Moderat yang diselenggarakan Wasathi di Pesantren Al-Falak Pagentongan Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/9/2021).
Sejatinya, kata Gus Taqiyuddin, kehadiran teknologi seperti media sosial membawa banyak manfaat. Untuk itu, diharapkan media sosial dapat digunakan dengan bijak.
“Di media sosial, para penggunanya dapat saling berkomunikasi, berinteraksi, berbagi, berjejaring, dan berbagai kegiatan lainnya,” kata Gus Taqiyuddin.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum Wasathi Ustaz Fauzan Amin. Ia mengajak kepada umat Islam, terutama para influencer agar memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan kebaikan.
“Mengajak para influencer sebagai pendamping Wasathi dan para khatib. Walaupun dalam bidang keagamaan kurang mumpuni akan tetapi influencer mampu memberikan dampak terhadap masyarakat,” ungkap Ustaz Fauzan.
Sebelumnya, dalam sambutannya pada Dialog Khatib Moderat, Wali Kota Bima Arya juga mengungkapkan pentingnya pemanfaatan media sosial untuk pesan kebaikan.
“Melalui media sosial, para tokoh harus bisa memanfaatkan jagat dunia maya dengan membuat konten kreatif dengan tujuan mempekuat bangsa dengan mensyiarkan bahwa NKRI Harga Mati, Pancasila dan UUD 1945 wajib kita taati,” kata Bima.
Pada dialog ini hadir pula KH. Cholisuddin Yusa Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia mengingatkan pentingya orientasi bagi para pendakwah.
“Orientasi para pendakwah yaitu pada hasil jamaah yang semakin bertambah wawasan keagamaan dan keberagaman bukan sekedar tepuk tangan,” kata dia.
Menurut Kiai Cholisuddin, agama dibangun untuk kecerdasan, para pendakwah harus seperti Wali Songo yang selalu bersikap lembut dalam berdakwah. “(Walisongo) berhasil berdakwah ditengah masyarakat yang majemuk multikultural. Kembangkan pola di Wasathi ini dengan mengedepanan sistem tawasuth (moderat),” ujar dia.*