Ustadz Muhammad Yusran Anshar -حفظه الله-
Silatnas Wahdah Islamiyah
1. Setiap kita bertanggung jawab untuk terus memperbaiki hubungannya dengan Allah Ta'ala
Ukhuwah kita dibangun atas dasar cinta kepada Allah, maka kwalitas ukhuwah kita sangat ditentukan dengan hubungan kita dengan Allah
Jangan sampai kita rasa nikmat dengan hubungan dengan ikhwah kita tapi giliran hubungan dengan Allah kita tidak rasakan kenikmatan
2. Menunaikan hak-hak saudara kita ( mencintai mereka dan merasakan apa yang mereka rasakan )
Nabi Bersabada :
عن النعمان بن بشير رضي الله عنه مرفوعاً: «مَثَلُ المُؤْمِنِينَ في تَوَادِّهِمْ وتَرَاحُمِهِمْ وتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الجَسَدِ إذا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى له سَائِرُ الجَسَدِ بالسَّهَرِ والحُمَّى».
[صحيح] - [متفق عليه]
Dari An-Nu'mān bin Basyīr -raḍiyallāhu 'anhumā- secara marfū',
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hubungan mereka, kasih sayangnya, dan tolong-menolong diantara mereka seperti satu tubuh. Jika ada satu anggota tubuh mengeluh, maka sekujur tubuh kan mengeluh tak dapat tidur dan merasakan demam
Dalam hadits tentang hak muslim kepada muslim lain juga perlu kita terapkan dalam ukhuwah
*saling ucapkan salam
* memenuhi undangan
* bersin kita doakan
* butuh nasihat maka nasihati
* sakit dijenguk
* meninggal dishalati dst
3. Hindari hal-hal yang bisa merusak hubungan kita dengan saudara kita, dan ini terkait persoalan hati
Allah ingatkan dalam surat al hujurat setelah menyebutkan bahwa orang-orang beriman itu bersaudara, setelah itu Allah ingatkan agar jangan saling meremehkan, jangan menghina, jangan berprasangka buruk, jangan mencari2 kesalahan
Dan Nabi juga sampaikan
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَ تَحَاسَدُوْا ، وَلاَ تَنَاجَشُوْا ، وَلاَ تَبَاغَضُوْا ، وَلاَ تَدَابَرُوْا ، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ، اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لاَ يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ، وَلاَ يَحْقِرُهُ ، اَلتَّقْوَى هٰهُنَا ، وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْـمُسْلِمَ ، كُلُّ الْـمُسْلِمِ عَلَى الْـمُسْلِمِ حَرَامٌ ، دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ.
Dari Abu Hurairah Radhyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy (jual beli dengan cara menipu) jangan saling membenci, jangan saling membelakangi ! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya. Takwa itu disini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali-. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap orang Muslim, haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya atas muslim lainnya.”
(ingatlah sahabat Nabi yang amalan dan bahkan ilmunya tidak melebihi sahabat lain, tapi Nabi persaksikan dengan surga karena tidaklah ia tidur malam kecuali dia hilangkan semua kebencian terhadap saudara-saudara mukminnya)
Tags: Ust Yusran, SILATNAS