(Seri Tokoh Wahdah) : Hijrah Ustadz Umar Soleh ke Kota Makassar

(Seri Tokoh Wahdah) : Hijrah Ustadz Umar Soleh ke Kota Makassar

Ustadz Umar Soleh dalam keluarga memang dikenal sebagai sosok anak mandiri yang piwai mencari kebutuhan hidup sehari-harinya dan juga keperluan proses pendidikannya.

Setelah menyelesaikan pendidikan Mengengah Atas pada Madrasah Aliyah di Sinjai Tengah, Ustaz Umar Soleh bertekad untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di ibu kota Sulawesi Selatan yaitu Makassar. Saat itu, pilihannya terjatuh pada Institute Agama Islam Negeri (IAIN) yang merupakan repsesantasi salah satu pusat pendidikan keagamaan di Sulawesi Selatan.

Keinginan besar memperdalam ilmu agamanya terdorong dari semangat awal semasa masih duduk di bangku sekolah yang terus mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh KH. Ahmad Marzuki Hasan di Kabupaten Sinjai.

Keberangkatannya ke kota Makassar sama sekali tidak membebankan orang tua, karena sejak kecil hingga meranjak remaja, Ustadz Umar Soleh dalam keluarga memang dikenal sebagai sosok anak mandiri yang piwai mencari kebutuhan hidup sehari-harinya dan juga keperluan proses pendidikannya.

Demikian halnya selama berada di Makassar, beliau tidak pernah meminta kepada orang tua untuk dikrimkan kebutuhan perkuliahan termasuk diantaranya tidak pernah sama sekali meminta uang untuk makan sehari-hari. Sehingga orang tua sering kali heran dengan gaya hidup anaknya yang pergi meninggalkan kampung halaman menuntut ilmu tanpa sama sekali meminta ke orang tua.

Karena tidak pernah meminta, orang tua Ustadz Umar Solehlah yang seringkali menawarkan kepada anaknya untuk dikirimkan beras atau bahan konsumsi lainnya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi harian, tetapi sering kali ditolak oleh beliau dengan alasan bahwa kehidupannya di Makassar sudah sangat tercukupi.

Geliat dakwah kota Makassar ketika itu sangat ramai, remaja-remaja nampak sangat antusias kembali mendekatkan diri dengan diskusi-diskusi keagamaan, terbukanya berbagai forum-forum diskusi isu-isu keislaman menunjukkan semangat tersebut.

Salah satu gerakan dakwah yang mulai menampakkan taringnya ketika itu adalah gerakan pemuda yang berafiliasi pada Yayasan Fathul Muin. Gerakan dakwah yayasan ini merambah hampir ke seluruh sudut kota Makassar kala itu, maka terbentuklah klaster-klaster dakwah diataranya adalah klaster dakwah di sekolah dan kampus dimana Ustadz Umar Soleh adalah salah satu hasil rambahan dakwah tersebut.

Beliau sangat mudah disentuh dakwah karena memang memiliki background semangat berIslam yang sangat kuat. Sehingga bertemu dengan para pemuda Yayasan Fathul Muin kala itu membuatnya sangat tertarik mengikuti berbagai kegiatan.

Setelah bergabung bersama pemuda Yayasan Fathul Muin, beliau memperkuat dakwah khususnya pada klaster dakwah di jalan Tallasapang dengan amanah sebagai imam Masjid Mardiah. Beliau bersama sang adik yaitu bapak Syamsir tinggal di Masjid tersebut menjalankan aktivitas masjid mulai dari mengajar anak-anak kompleks membaca Al Quran sampai melaksanakan kegiatan-kegiatan diskusi dan pengajian.

Ustadz Haris Abdurrahman mengenang peran sentral Ustadz Umar Soleh mendekatkan dakwah Yayasan Fathul Muin dengan masyarakat sekitar masjid bahwa keberadaan Ustadz Umar Soleh di Masjid Mardiyah kompleks P3K sangat membantu kelancaran dakwah apalagi beliau dikenal dengan sosok mudah bergaul dengan siapa saja, sehingga beliaulah yang menyambungkan dakwah kepada masyarakat.

Karena disenangi oleh warga dan jamaah masjid, kebutuhan-kebutuhan sehari-hari mereka terpenuhi dengan baik walaupun tentu saja Ustadz Umar tidak hanya mengandalkan penghasilannya dari tugas yang dijalaninya di Masjid Mardiyah, tetapi juga beliau tetap menjalankan usaha-usaha lain yang bisa dilakukannya.

Ustadz Qosim Saguni mengingat jelas awal kali Ustadz Umar Soleh berkenalan dengan dakwah di kota Makassar dari pada pemuda Yayasan Fathul Muin. Menurut beliau, Karena jiwa dakwahnya memang sangat kuat maka tidak sullit untuk mengajaknya bergabung dalam gerakan dakwah.

Sumber / Referensi:
1. Ustadz Haris Abdurrahman
2. Ustadz Qosim Saguni
3. Ustadz Qomari
4. Ustadzah Ibrawati
5. Ustadzah Musna
6. Tulisan Singkat Ustad Haris Abdurrahman “ Geliat Dakwah Yayasan Fathul Muin”

***********

Bersambung, Insya Allah..

Makassar, 6 November 2020

Penulis: Ustadz Syandri Syaban, Lc., M.Ag
(Almuni Internasional Islamic University Islamabad Pakistan, Dosen STIBA Makassar dan Kontributor mujahiddakwah.com)

Sumber : mujahiddakwah.com

Sebelumnya :
Selanjutnya :