(Seri Tokoh Wahdah) Ustadz Umar Soleh Bersama Pemuda Yayasan Fathul Muin (part 2)

(Seri Tokoh Wahdah)  Ustadz Umar Soleh Bersama Pemuda Yayasan Fathul Muin (part 2)

Ketiga pemuda ini, nampak dengan Ghirah yang sangat tinggi begitu serius dan perhatian dengan masalah-masalah dakwah, sehingga ketika para pemuda Yayasan Fathul Muin mulai melakukan gerak dakwah di IAIN Alauddin Makassar, merekalah yang paling pertama menyambut seruan-seruan dakwah yang kala itu mulai menggeliat di dalam lingkungan kampus.

Mereka jugalah yang paling serius dan aktif mengikuti kegiatan-kegitan yang dilaksanakan serta paling rajin hadir dalam kelompok belajar Islam pada sebuah majelis yang dibuka oleh Ustadz Qosim Saguni yang kala itu masih tinggal di Jl. Kandea.

Melihat keseriusan mereka dalam belajar, maka selanjtunya mereka bertketiganya diarahkanlah untuk bergabung pada kelompok belajar yaitu Kajian Forum Studi Intensif Dinul Islam (Fosidi) yang berjalan aktif sekali dua pekan di komleks perumahan dosen Unhas Baraya Jl. Sunu yang dilaksanakan tepatnya di Masjid Ikhtiar. Dari sinilah kebersamaan antara Ustadz Umar dengan Yayasan Fathul Muin semakin kuat bahkan sampai Yayasan ini berubah nama menjadi Yayasan Wahdah Islamiyah.

Kebersamaan itu semakin mengakar ketika Ustadz Umar telah menikah dengan ustadzah Fatmawati salah seorang kader awal Yayasan Fathul Muin. Waktu terus berjalan dalam kebersaman dakwah, potensi Ustadz Umar semakin mampak dan terasah apalagi beliau adalah sosok yang siap ditugaskan dan ditempatkan dimana saja untuk dakwah.

Pada sekitaran awal tahun 1992 metode belajar Iqro ditemukan dan mulai disosialisasikan, dilakukanlah penataran pertama kali di Makassar, tepatnnya Aula Al Hijaz kampus UMI jalan Kakatua dengan pemateri Ust. M. Jasir, Sp. ketua Takmir masjid Jogokaryan (Jogja kini), diantara pesertanya adalah Ustadz Haris Abdurrahman dan Ustadz Umar Soleh.

Seusai pelatihan, semangat membumikan Al Qur’an menjadi penopang gerakan mereka, maka didirikanlah TPA di beberapa tempat. Pertama, di masjid Wihdatul Ummah dengan pembina awal Ust. Zainal, Heri Mogat, Ramli dan Darmawati Umar. Kedua, TPA Al Aulad di Jl. Andi Tonro dengan pembina Ustadz. Umar, Arifin, Abd. Rasyid, Ustadzah Ibrawati, Muthmainnah dan Endang SA. Dan ketiga sebuah TPA didirikan di Jl. Dakwah tepatnya di rumah Pak Rasmin yang dibina oleh Ustadz. Tajuddin, Ardiansyah, Ustadzah Nurjannah dan lainya.

Dari sinilah awal mula berdirinya Lembaga Pendidikan Pengembangan Pendidikan Taman Kanan-Kanan Al Quran (LPPTKA) Yayasan Fathul Mu’in yang berkantor di JL. Andi Tonro di rumah H. Nasaruddin. Lalu kemudian disusul berdirinya PGTKA (Pendidikan Guru TKA) di kompleks Mesjid Wihdatul Ummah, Selanjtunya dikemudian hari mengkristal lalu menjadi sekolah-sekolah Wahdah Islamiyah.

Dari perjalanan sejarah institusi-institusi kecil ini yang terus membesar dan menjadi sekolah Yayasan Wahdah Islamiyah. Oleh karena itu, boleh dikata Ustadz Umar Soleh adalah salah satu yang paling berperan dalam pengembangan institusi pendidikan di kalangan Yayasan Wahdah Islamiyah.

Dari tempat itulah yaitu di Jl. Andi Tonro menjadi pusat kegiatan TK/TPA yang dipimpin langsung oleh Ustadz Umar Soleh. Karena ketertarikannya pada pengajaraan Al-Quran, beliau kemudian mengembangkan skillnya dengan mengikuti pelatihan TOT sehingga akhirnya beliau masuk dalam deretan penatar resmi pengajaran iqra’ paling pertama di Sulawesi Selatan.

Kesenangannya dalam mengajarkan Iqro/Al-Qur’an telah tertanam dalam hatinya, sehingga dimana pun beliau ditempatkan, pada posisi apapun yang diamanahkan kepadanya, mengajarkan Iqro/Al Quran adalah salah satu bagian yang tidak pernah terlepas dari kehidupannya. Semua itu terbutkti dengan kenangan orang-orang yang pernah bersama dengan beliau.

Kenangan Bersama Ustadz Umar Soleh Membumikan Al Quran

Pada saat memimpin LPPTKA, lembaga ini mulai berkembang pesat dengan adanya berbagai pelatihan dan terbukanya pusat-pusat pembelajaran Al-Quran. Dengan keikhlasan dan keseriusan bersama tim yang lainnya dari kalangan Asatidza dan Ustadzah, mereka memulai semuanya dari sebuah kesederhanaan yang ditopang rasa ukhuwah yang sangat kuat.

Mereka semua menjalankan amanah ini sebagai salah satu upaya membumikan Al-Quran dan memperkenalkan lembaga. Diantara kenangan bersama Ustadz Umar saat memimpin LLPTKA:

Memiliki Rasa Persaudaraan (Ukhuwah) yang Sangat Tinggi

Beliau memiliki rasa persaudaran yang sangat tinggi. Dalam kenangan ustadzah Ibrawati yang bersama-sama Ustadz Umar dan tim lainnya diamanahkan mengembangkan TP/TKA, bahwa Ustadz Umar adalah sosok yang memiliki rasa persaudaraan sangat tinggi.

Ustadzah Ibrawati menggingat ketika ditugaskan ke Semarang dan Yogjayakarta untuk mengikuti pelatihan Iqra’, Ustadz Umarlah yang diamanahi memperhatikan keluarga yang ditinggal di Makassar.

Dan ternyata, terbukti bahwa secara rutin Ustadz Umar datang ke rumah beliau untuk menjenguk keluarga-keluarga yang ditinggalkan, mengecek keadaan dan kebutuhan mereka. Semua dilakukannya sebagai amanah dan bagian dari sebuah perjuangan bersaman jamaah.

Ustadz Umar Sosok yang Bersahaja

Selain itu, yang paling dikenangan dari sosok beliau dalam perkembangan dakwah adalah sifatnya yang sangat bersahaja. Beliau adalah sosok yang sangat mudah bergaul, selain itu beliau adalah seorang yang memiliki rasa empati yang sangat tinggi.

Bersamaan dengan sifat kesahajaan beliau, dalam hatinya ada Ghirah dan semangat yang sangat luar biasa, hal ini menjadi kenangan di tahun 90an, Ustad Umar Soleh yang dikenal dalam keluarga sangat pendiam bahkan dibahasakan oleh adiknya “kakak saya itu seorang yang tidak tahu berkelahi”, marah besar di sebuah pasar malam karena melihat salah seorang teman seperjuangannya mendapatkan gangguan oleh preman pasar.

Kala itu, semua terheran, sosok pendiam itu tiba-tiba berubah menjadi sangat garang dan marah. Ternyata dibalik ketenangan itu tersimpan karakter pemberani yang sangat besar.

Sumber / Referensi:
1. Ustadz Haris Abdurrahman
2. Ustadz Qosim Saguni
3. Ustadz Qomari
4. Ustadzah Ibrawati
5. Ustadzah Musna
6. Tulisan Singkat Ustad Haris Abdurrahman “ Geliat Dakwah Yayasan Fathul Muin”

***********

Bersambung, Insya Allah..

Makassar, 14 November 2020

Sebelumnya :
Selanjutnya :