Siapa pun yang ingin selamat saat kematian datang menyapa, maka hendaklah dia mulai membaguskan hubungan dengan Al Qur'an selagi merasakan nikmat kehidupan.
Oleh : Dr. Samsul Basri
Pada mukaddimah tulisan telah kami jelaskan bahwa materi ini dikaji dan dikembangkan dari surat Al Anbiya' ayat 1-2. Dan Alhamdulillah, atas izin Allah pada tulisan bag. 1, bag. 2, dan bag. 3 telah tersampaikan uraian pelajaran pertama dari ayat pertama yang inti, atau penekanan ayatnya mengenai hari kiamat, pentingnya berbekal takwa sebelum kematian menjemput. Pada pelajaran yang ketiga dari ayat kedua, penekanannya pada Al Qur'an. Yaitu pentingnya memperhatikan Al Qur'an.
Insya Allah pada tulisan kali ini akan diungkap pelajaran keempat yaitu hubungan ayat pertama dan ayat kedua. Perhatikan sekali lagi! Ayat pertama berbicara tentang hari kiamat atau hari akhirat. Sedangkan ayat kedua berbicara tentang Al Qur'an. Apa hubungan antara hari kiamat dan Al Qur'an?!
Para ulama tafsir mengungkap bahwa hubungan antara hari kiamat dengan Al Qur'an dapat diketahui dengan mentadabburi satu kata di dalam al Qur'an. Satu kata itu adalah "Tsaqiilun" (ثقيل) yang artinya "Berat".
Di dalam Al Qur'an kata Tsaqiil hanya ditemukan pada dua ayat saja. Yaitu terdapat pada surat Al Insan ayat 27 dan surat Al Muzzammil ayat 5.
Bukalah surat al Insan ayat 27, baca dan tadabburilah,
إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ يُحِبُّونَ ٱلۡعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَآءَهُمۡ يَوۡمٗا ثَقِيلٗا
Sesungguhnya mereka (orang kafir) itu mencintai kehidupan (dunia) dan meninggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya.
Ayat ini berbicara tentang hari kiamat atau hari akhirat dimana pada ayat ini Allah mensifat hari akhirat atau hari kiamat sebagai "yaumun tsaqiil", hari yang berat. Sangat berat bagi manusia, akan tetapi banyak manusia tidak peduli dengan hari yang pasti terjadi itu karena tersilaukan oleh kemilau dunia.
Sekarang bukalah surat al Muzzammil ayat 5,
إِنَّا سَنُلۡقِي عَلَيۡكَ قَوۡلٗا ثَقِيلًا
Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu.
Ayat ini berbicara tentang Al Qur'an, dan Allah mensifati Al Qur'an sebagai "Qaulun Tsaqil" perkataan yang berat. Saking beratnya sehingga jika diturunkan pada gunung niscaya gunung akan hancur berkeping keping. Perhatikan firman Allah,
لَوۡ أَنزَلۡنَا هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ عَلَىٰ جَبَلٖ لَّرَأَيۡتَهُۥ خَٰشِعٗا مُّتَصَدِّعٗا مِّنۡ خَشۡيَةِ ٱللَّهِۚ وَتِلۡكَ ٱلۡأَمۡثَٰلُ نَضۡرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ
Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir. (Surat Al-Hasyr, Ayat 21)
Hanya saja karena mungkin hati sebagian manusia lebih keras dari gunung sehingga banyak yang mengabaikan dan kurang peduli dengan ayat ayat Allah.
Dari kedua ayat di atas, dapatlah diungkap hubungan yang sangat dahsyat antara hari akhirat dan al Qur'an adalah bahwa Siapa saja yang ingin selamat di hari yang sangat berat, yaitu hari akhirat, wajib baginya berpegang teguh dengan perkataan yang sangat berat, yaitu Al Qur'an.
Alhamdulillah atas izin Allah selesailah kajian tadabbur surat Al Anbiya' ayat 1 dan 2. Semoga Allah mengaruniakan taufik untuk senantiasa mengikuti Al Qur'an sebagai pedoman kehidupan. Dan semoga Allah menyampaikan umur kita dengan bulan yang berlimpah berkah, bulan Ramadhan.
Tags: seri tadabbur qur'an, Al-Anbiya', bagian 4