Shalat adalah ibadah terbaik yang mencakup sekaligus mewakili amalan yang sifatnya lahiriah dan batiniah. Dan Allah telah menjadikan jarak seorang hamba dengan-Nya sangat sangat dekat ketika shalat, terutama di setiap sujudnya.
Oleh : Dr. Samsul Basri
Alhamdulillah,. Atas izin dan perkenaan-Nya, kembali "Kita" bersua dalam edisi Tadabbur Al Qur'an. Semoga dengan ikhtiar imani yang sederhana ini, keimanan yang bersemayam di hati kita semakin bertambah dan menguat, sebab demikianlah hati mukmin diberitakan oleh Allah,
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (Surat Al-Anfal, Ayat 2)
Pada bag.1 tulisan dengan judul ini, telah tersampaikan pelajaran dari penggalan ayat yang berisi perintah "Wasta'iinuu" (mintalah oleh kalian pertolongan!). Dan insya Allah akan kembali dilanjutkan untuk mengurai pelajaran lain di surat Al Baqarah ayat ke-45. Buka dan bacalah perlahan ayat tersebut,
وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (Surat Al-Baqarah, Ayat 45)
Allah memberi perintah kepada umat Islam untuk selalu meminta pertolongan-Nya, karena Allah sang pemilik kehidupan, Maha Tahu bahwa manusia itu lemah secara dzat sehingga tidak akan mampu meraih kebahagiaan hakiki dan menjalani kehidupan yang sukses di dunia dan akhirat kecuali dengan pertolongan-Nya. Saking sayangnya Allah kepada umat Islam, sehingga Allah mendidiknya untuk mengulang tidak kurang 17 kali setiap hari, meminta pertolongan kepada-Nya. Ampuni kami ya Allah, yang melalaikan meminta pertolongan pada-Mu.
Allah Azza Wa Jalla tidak sekadar mendidik "Kita" untuk mengandalkan-Nya dalam setiap urusan, dengan meminta pertolongan-Nya. Tapi juga mengajari "Kita" bagaimana mengundang pertolongan-Nya itu. Masya Allah, Maha Baik Engkau ya Allah.
Bagaimana "Kita" mengundang pertolongan Allah?
Pada ayat yang mulia ini, ada dua cara melakukannya. Yaitu "Bishshabri wa al shalaati" dengan sabar dan shalat. Mari kita mengurai pesan tersirat di balik sabar dan shalat.
Pertama, Sabar. Sabar adalah kunci kemenangan untuk membuka dan mengeluarkan kegelapan masalah yang terlanjur masuk ke ruang kehidupan seseorang. Sebab sering kali gelapnya masalah menteror korbannya dengan sejumlah mimpi mimpi buruk yang menimbulkan ketakutan dan kesedihan mendalam baginya. Maha benar Allah yang menjanjikan kabar gembira bagi yang mampu bersabar menghadapi masalah, "Wabasysyirish shaabiirin" (Berikanlah kabar gembira kepada orang orang yang bersabar).
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, sikap "Sabar" adalah kondisi jiwa yang tidak suka dengan musibah buruk yang menimpanya atau yang akan menimpanya, akan tetapi dalam upaya untuk keluar dari musibah itu atau menolak datangnya musibah itu, melakukan sejumlah "Ikhtiar" dan meninggalkan maksiat. Maksud dari "Ikhtiar" dan "Maksiat" telah kami uraikan pada tulisan sebelumnya, Belajar Tawakkal dari Burung. Silahkan rujuk tulisan tersebut.
Intinya "Sabar" itu aktif dan bukan pasif. Pesan yang tersirat dibalik Sabar dalam upaya mengundang pertolongan Allah pada ayat yang mulai tersebut adalah Usaha maksimal yang tidak bertentangan dengan syariat Allah Azza Wa Jalla.
Kedua, Shalat. Shalat adalah ibadah mulia di sisi Allah. Sebaik baik perintah Allah. Tiang terpenting bangunan Islam setelah Iman. Hadiah terbaik dari Allah yang langsung diterima baginda Nabi Saw tanpa perantara Al-Amiin (Malaikat Jibril a.s). Amalan yang pertama kali dihisab di hari kiamat. Dan menjadi parameter kebaikan atau keburukan amal ibadah yang lain di hari kiamat, Idza shaluhat shaluha saairu 'amalihi. Waidza fasadat fasada saairu 'amalihi (Jika shalatnya baik maka baguslah seluruh amalan seseorang. Jika shalatnya buruk, maka buruklah seluruh amalan seseorang).
Shalat adalah ibadah terbaik yang mencakup sekaligus mewakili amalan yang sifatnya lahiriah dan batiniah. Dan Allah telah menjadikan jarak seorang hamba dengan-Nya sangat sangat dekat ketika shalat, terutama di setiap sujudnya. Karena itulah Shalat adalah ibadah terbaik sebagai bentuk penyandaran seorang hamba kepada Rabb-Nya.
Intinya "Shalat" itu bentuk kesadaran sempurna akan jati diri seorang hamba. Bahwa dirinya lemah dan butuh bersandar kepada yang Maha Kuat untuk mendapatkan kekuatan. Bahwa pekerjaannya jauh dari kesempurnaan dan butuh bersandar kepada yang Maha Sempurna, agar profesional dalam setiap kerjanya. Bahwa rezekinya sempit dan terbatas, sehingga butuh kepada Allah yang Maha luas karunianya untuk memberkahi dan meluaskan rezekinya itu. Bahwa dirinya tak bisa lepas dari masalah, sehingga butuh bergantung kepada Rabb yang Maha Mampu mendatangkan pertolongan dan menghilangkan masalah.
Apapun yang anda keluhkan dari kekurangan, kelemahan dan keterbatasan anda dalam hidup ini, maka itulah fitrah bahwa anda membutuhkan Allah dalam setiap urusan anda. Segeralah buang kesombongan, lalu rendahkan dirimu bersimpuh di hadapan-Nya yang Maha sempurna.
إِنَّنِيٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدۡنِي وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِيٓ
Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku. (Surat Tha-Ha, Ayat 14)
Adapun inti penggabungan antara "sabar" dan "shalat" adalah antara "Ikhtiar" dan "Penyandaran" yaitu Tawakkal. Alhamdulillah Tawakkal adalah rahasia mengungkap segala kemustahilan menjadi keajaiban. Jangan abaikan kekuatan Tawakkal, Allah berfirman,
وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا
dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (Surat Ath-Thalaq, Ayat 3)
Masihkan anda menyombongkan diri di hadapan-Nya.? Semoga Allah menjaga diri saya dan keluarga, menjaga anda dan sekeluarga, dan menjaga ummat Islam dari penyakit kesombongan. Aamiin.
Tags: Seri Tadabbur Qur'an, Al-Baqarah