Oleh : Dr. Samsul Basri
وَمَا تَدۡرِي نَفۡسٞ مَّاذَا تَكۡسِبُ غَدٗاۖ وَمَا تَدۡرِي نَفۡسُۢ بِأَيِّ أَرۡضٖ تَمُوتُۚ
Ummattv, Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannnya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. (QS. Lukman : 34)
Seorang ikhwan bertanya, "Ust, Jika seperempat jam lagi Antum berpulang ke Alam Barzah (meninggal), apa yang akan Antum lakukan sekarang ?!"
Sebelum menjawab soal itu, sejenak aku terdiam.
Bila aku tahu 1/4 jam ke depan tubuhku ini berubah status menjadi jasad yang kaku dan aku telah menjadi MAYAT, kemudian KAFAN menjadi satu satunya pakaian terbaik yang akan menutupi jasadku, tentulah sekarang ini tidak kusibukkan diri kecuali larut dalam dzikir, istighfar, doa dan membaca ayat-ayat Al-Qur'an, kemudian bersedekah dengan harta yang tersimpan. Tak lupa untuk berwasiat yang baik kepada kelauarga yang akan aku tinggalkan.
Kutarik nafas dalam, cukup dalam... andai aku tahu..., sayangnya kematian datang tanpa kenal kompromi, tanpa mau tahu keadaan saya siap atau tidak, dan tanpa pernah mau melihat sedang apa saya saat itu... sedang taatkah atau justru sedang lalai.
Tiba-tiba saja bulu kudukku merinding, takut kalau-kalau kematian datang di saat hatiku ini sedang lalai dari berdzikir kepada-Nya...
"Ya Allah jangan Engkau matikan Hamba dan juga saudara hamba yang membaca pesan ini kemudian mensharenya kecuali dalam ibadah dan dalam ketaatan kepada-Mu"
قُل لَّآ أَمۡلِكُ لِنَفۡسِي ضَرّٗا وَلَا نَفۡعًا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُۗ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌۚ إِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ فَلَا يَسۡتَـٔۡخِرُونَ سَاعَةٗ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ
Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa menolak mudarat maupun mendatangkan manfaat kepada diriku, kecuali apa yang Allah kehendaki.” Bagi setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (QS. Yunus : 49)