Pendirian Universitas, Wujud Keseriusan Muhammadiyah Membangun Bangsa

Pendirian Universitas, Wujud Keseriusan Muhammadiyah Membangun Bangsa

UMMATTV SURAKARTA--Setelah melalui perjalanan panjang sejak tahun 1966, Sekolah Bidan ‘Aisyiyah Surakarta akhirnya resmi menjadi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Surakarta, Sabtu (29/8).

Peresmian Unisa Surakarta, menandai kepeloporan ‘Aisyiyah sebagai satu-satunya organisasi perempuan di dunia yang berhasil mengelola pendidikan sampai di tingkat perguruan tinggi. Unisa Surakarta menyusul Unisa Yogyakarta yang lebih awal berdiri pada 2016.

Sebelum menjadi universitas, Sekolah Bidan ‘Aisyiyah berkembang lebih dahulu menjadi Akademi Kebidanan (1997), Akademi Keperawatan (2002), dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah Surakarta (2005). Selain Unisa Surakarta, ‘Aisyiyah memproyeksikan diresmikannya Unisa Bandung di tahun yang sama.

“Jika bersungguh-sungguh, Allah akan membukan banyak jalan. Dengan kesungguhan, Universitas ‘Aisyiyah akan bertumbuhan di negeri ini,” kesan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan sambutan.

Bagi Haedar, tumbuhnya berbagai universitas Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah adalah wujud aktualisasi nyata keseriusan Muhammadiyah dalam membangun sumber daya manusia yang unggul dan berkemajuan, bukan semata kepentingan pragmatis dan jangka pendek.

Tantangan zaman dibidang teknologi bagi Haedar musti dijawab dengan ketersediaan pendidikan yang layak untuk menyiapkan manusia yang utuh, berakal budi, dan berwatak solutif.

Karena itu, Haedar berpesan agar berbagai lembaga pendidikan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang ada bekerja keras menghadirkan kualitas terbaiknya hingga di skala internasional.

“Di sini pentingnya pendidikan. Bisakah merekayasa human development yang bagus. Kalau gagal, kita tidak akan menjadi negara yang berkemajuan. Revolusi 4.0 tidak cukup dibicarakan, tapi diperlukan adaptasi dan mentalitas alam pikiran dan kebudayaan,” ucapnya.

“Etos pergerakan ini harus menjadi bagian dalam membangun kualitas. Harus menjadi kekuatan penggerak Muhammadiyah. Sesuatu yang nyata kita lakukan lebih sah ketimbang kata-kata,” imbuhnya.

Untuk menunjang hal itu, Haedar berpesan agar Unisa Surakarta dan lembaga pendidikan Muhammadiyah lainnya menjaga jiwa dan alam pikiran Muhammadiyah sebagai gerakan kepeloporan dan pencerahan yang mengentaskan manusia dari kegelapan menuju terang benderang.

“Tradisi besar ini harus melekat dengan gerakan ‘Aisyiyah itu sendiri. Saya percaya Unisa Surakarta, Unisa Yogyakarta dan selanjutnya Unisa Bandung akan menjadi pilar gerakan perempuan berkemajuan,” tutup Haedar.*

Sumber: Muhammadiyah.id

Sebelumnya :
Selanjutnya :