Lembaga PAUD memiliki peran strategis dalam menyiakan generasi emas pada masa bonus demografi mendatang.
UMMATTV BOGOR--Masitowati Gatot, Prodi Pendidikan Masyarakat FKIP UIKA Bogor dan Asesor BAN PAUD dan PNF mengungkapkan bonus demografi yang akan terjadi di Indonesia pada 2030-2045 bisa menjadi harapan (mata air), bisa juga menjadi bencana (air mata).
Pilihan menjadi air mata atau mata air itu ditentukan oleh kesiapan keluarga dalam menyiapkan pendidikan usia dini pada anak-anaknya.
“Sosok ibu memiliki peran penting. Ibu tiang keluarga dan tiang keluarga menjadi tiang negara. Pendidikan anak usia dini sangat penting. Menjadi pondasi,” kata Masitowati saat menjadi narasumber webinar nasional “Mempersiapkan Generasi Emas di Masa Bonus Demografi” yang diselenggarakan Prodi Pendidikan Masyarakat FKIP Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/7/2020).
Dikatakan Masitowati, lembaga PAUD memiliki peran strategis dalam menyiakan generasi emas pada masa bonus demografi mendatang. Masitowati menyoroti soal kompetensi guru-guru PAUD.
Dari data yang diperoleh, Masitowati menyebutkan dari jumlah guru PAUD formal sebanyak 235.814 orang, baru 69 persen berpendidikan sarjana. Sementara guru PAUD non formal, dari jumlah guru sebanyak 183.760 orang, baru 32 persen yang berpendidikan sarjana.
Masitowati mengingatkan bahwa pendidikan usia dini tak hanya tanggung jawab guru-guru PAUD. “Perlu dibangun kelekatan antara orangtua dan anak, guru dan anak, sehingga tumbuh kembang anak akan optimal. Kalau pondasinya kuat maka mata air yang akan kita peroleh di masa depan,” ungkap dia.
Sementara itu, narasumber lain Wembi Syarif Chan (Kepala Seksi Bidang Pembinaan PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor) menjelaskan pentingnya anak-anak usia dini mengenyam pendidikan PAUD.
Wembi mengatakan PAUD menjadi hal penting untuk meningkatkan kualitas hidup. “Usia 0-6 tahun merupakan usia keemasan (golden age). Maka perlu bagi anak-anak mendapat pendidikan usia dini (PAUD),” terang Wembi.
Pemkab Bogor, jelas Wembi, tengah mengencarkan layanan PAUD HI (Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif). Dikatakan Wembi, PAUD HI ini melibatkan lintas sektoral yang tergabung dalam tim gugus tugas.
Dengan adanya tim gugus tugas ini, anak-anak usia dini tak hanya diperhatikan dalam hal pendidikan, melainkan juga perlindungan dan kesehatannya.
“Misalnya soal stunting pada usia 0-2 tahun. Ini menjadi perhatian bersama,” jelas Wembi.
Karena begitu pentingnya PAUD ini, Pemkab Bogor berencana mewajibkan pada anak-anak usia 2-5 tahun. “PAUD akan menjadi syarat wajib sebelum masuk SD. Minimal satu tahun,” kata Wembi.
Kaitannya dengan bonus demografi, kata Wembi, PAUD menjadi pondasi awal dalam peningkatan SDM menuju generasi emas.
Diungkapkan Wembi, negara-negara Asia lainnya juga pernah mengalami bonus demografi. Diantaranya sukses atau berhasil memanfaatkan bonus demografi.
“Negara yang berhasil memanfaatkan bonus demografi seperti Jepang pada tahun 1950, Korea pada 1970, dan Tiongkok pada 1990,” ungkap Wembi.*