Pak Syahrir: Doa, Dedikasi, dan Kepemimpinan di Bidang Pendidikan Mengakar dari Balikpapan

Pak Syahrir: Doa, Dedikasi, dan Kepemimpinan di Bidang Pendidikan Mengakar dari Balikpapan

Pak Syahrir : “Pendidikan bukan hanya soal kurikulum. Ini soal hati. Soal teladan. Sekolah harus jadi tempat yang sejuk, tempat anak-anak tumbuh dengan cinta. 

BALIKPAPAN UMMATTV.COM — Dalam dunia pendidikan yang penuh tantangan dan perubahan, sosok Syahrir, S.Pd., M.Pd  muncul sebagai pribadi langka: seorang pendidik sejati yang membingkai kepemimpinan dengan ketulusan, doa, dan keberanian membangun dari akar.

Pak Syahrir sapaan sehari harinya, bukanlah orang baru di dunia pendidikan. Ia mulai mengabdi sejak tahun 1979, setelah memulai karier mengajarnya bahkan lebih awal di tahun 1976. Kini, sebagai Manajer Pendidikan yang membawahi SD dan SMP di Sekolah Islam Istiqomah Balikpapanlembaga yang didirikan oleh keluarga besar Pertamina Balikpapan. Pak Syahrir tetap menjunjung prinsip yang sama sejak awal: bahwa pendidikan adalah ladang ibadah dan kepemimpinan adalah amanah.

Kepemimpinan yang Dimulai dari Doa

“Setiap Subuh saya sempatkan berdoa,” kisah Pak Syahrir. “Bukan hanya untuk diri saya, tapi juga untuk seluruh murid dan guru di sekolah.”

Doanya sederhana namun dalam: agar seluruh murid tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, berbudi luhur, dan bertakwa kepada Allah. Setiap pagi, sebelum menginjak tanah sekolah, ia membaca basmalah dan menyalami satu per satu murid—yang jumlahnya mencapai seribu orang. Ia percaya, doa yang tulus akan sampai melalui tangan-tangan yang dijabatnya.

Tak hanya murid, guru-guru pun tak luput dari doa: agar mereka menjadi pribadi yang pandai bersyukur, bekerja dengan ikhlas, penuh tanggung jawab, dan menjauh dari kepentingan pribadi.

Sekolah Sebagai Rumah yang Aman dan Sejuk

Pak Syahrir memegang teguh prinsip bahwa suasana sekolah yang baik adalah kunci dari proses belajar yang berhasil. “Kalau sekolah gersang, murid dan guru jadi mudah emosi. Tapi kalau sekolah hijau dan sejuk, suasananya damai. Itu berpengaruh pada akhlak dan semangat belajar.”

Ketika sekolah mengalami krisis air selama empat bulan, Pak Syahrir tidak tinggal diam. Ia memimpin pembangunan sumur bor dan instalasi WTP (Water Treatment Plant) yang kini bukan hanya bermanfaat bagi sekolah, tetapi juga masjid dan warga sekitar. Hasilnya, sekolah tetap beroperasi dengan baik dan bahkan kini menghasilkan air sendiri.

Semua Program, Dijalani dengan Komitmen

Di sekolah ini, tidak ada program yang sekadar formalitas. Dari kegiatan P5, Pramuka, hingga karya wisata, semuanya dilaksanakan secara utuh dan dihadiri langsung oleh guru-guru, bahkan oleh Pak Syahrir sendiri.

“Saya selalu hadir. Karena hanya dengan keteladanan, nilai-nilai bisa hidup di hati anak-anak.”

Suatu waktu, ia mengajak murid-murid untuk berkuda—bagi sebagian besar dari mereka, itu adalah pengalaman pertama yang mengesankan. “Kalau sekolah ingin sukses, buat anak-anak merasakan bahwa belajar itu menyenangkan,” ujarnya.

Sinergi dengan Orang Tua: Doa yang Menyatu

Pak Syahrir juga menekankan peran penting orang tua. Ia mencontohkan betapa doa tulus yang tidak pernah diucapkan secara verbal pun bisa membentuk masa depan anak.

“Saya baca kisah ibu yang selalu mendoakan anaknya diam-diam agar menjadi dokter. Tidak pernah diucapkan langsung. Tapi akhirnya anak itu sendiri yang memilih masuk fakultas kedokteran. Doa orang tua itu menembus langit,” katanya penuh keyakinan.

Ia mengajak para orang tua untuk tidak sekadar menyerahkan pendidikan ke sekolah, tapi ikut terlibat, baik dalam bentuk dukungan moral, partisipasi program, hingga keterlibatan dalam penghijauan sekolah.

Pak Syahrir, semua pencapaian itu bukan hasil kerja pribadi. “Kalau semua mendukung—guru, orang tua, murid, komite, pemerintah—maka pendidikan akan sukses. Saya ini hanya penjaga amanah,” ujarnya merendah.

Pesan Buat Para Kepala Sekolah, Guru dan Orangtua

Menjelang akhir wawancara, Pak Syahrir menitipkan pesan kepada para kepala sekolah, guru, dan orang tua.

“Pendidikan bukan hanya soal kurikulum. Ini soal hati. Soal teladan. Sekolah harus jadi tempat yang menyejukkan, tempat anak-anak tumbuh dengan cinta. Jangan lelah berdoa, jangan berhenti melayani. Karena pendidikan itu bukan pekerjaan tapi pengabdian.”

Pak Syahrir bukan hanya Manajer Pendidikan. Ia adalah inspirasi nyata tentang bagaimana ketulusan, doa, dan kerja kolektif bisa membentuk sekolah yang bukan hanya cerdas, tapi juga penuh makna dan kasih.


 Liputan Khusus Media UmmatTV
Sekolah Islam Istiqomah Balikpapan





Sebelumnya :