Nafisah Ahmad Zen Shahab: Ibu yang Memilki 10 Anak Dokter Spesialis, Teladan dari Palembang

Nafisah Ahmad Zen Shahab: Ibu yang Memilki 10 Anak Dokter Spesialis, Teladan dari Palembang

Setiap langkah anaknya ke sekolah selalu diiringi dengan doa. Nafisah percaya, doa seorang ibu meski lirih dan tak terdengar adalah kekuatan yang menembus langit.

JAKARTA UMMATTV.COM – Di balik kesuksesan anak-anak yang menakjubkan, sering kali berdiri sosok ibu yang sederhana namun penuh keteguhan hati. Salah satu kisah luar biasa itu hadir dari Nafisah Ahmad Zen Shahab, seorang pedagang batik asal Palembang, yang berhasil membesarkan 12 anak  dan 10 di antaranya menjadi dokter, termasuk beberapa dokter spesialis terkemuka di Indonesia.

Prestasinya yang unik ini diakui secara nasional. Pada 3 Februari 2010, dalam peringatan ulang tahun ke-20 Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Nafisah menerima penghargaan sebagai "Ibu dengan Jumlah Anak Dokter Terbanyak di Indonesia". Penghargaan ini diberikan di Mall of Indonesia, Jakarta Utara, sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilannya mencetak generasi tenaga medis yang luar biasa semua lahir dari rumah yang sederhana dan nilai-nilai luhur keluarga.

Latar Belakang dan Kehidupan Awal

Nafisah lahir di Palembang pada 1 Agustus 1946. Ia berasal dari keluarga Arab Hadhrami golongan Alawiyyin, bermarga Aal bin Shahabuddin, sebuah keturunan yang dikenal kuat dalam menjaga nilai-nilai keagamaan dan tradisi ilmu.

Ayahnya, Ahmad Zen Shahab, menanamkan pendidikan moral dan spiritual yang kuat kepada putrinya, meski mereka bukan dari kalangan akademisi tinggi. Modal utama keluarga ini adalah etos kerja, kesederhanaan, dan keyakinan akan pentingnya ilmu.

Kisah Keluarga dan Perjuangan Sebagai Orang Tua Tunggal

Pada tahun 1961, Nafisah menikah dengan Alwi Idrus Shahab, seorang sarjana muda ekonomi. Bersama Alwi, ia membuka usaha dagang batik dan membangun rumah tangga yang harmonis. Dari pernikahan ini, lahirlah 12 anak. Namun ujian besar datang ketika sang suami wafat pada tahun 1996, menjadikan Nafisah sebagai orang tua tunggal bagi anak-anak yang masih berjuang menyelesaikan pendidikan mereka.

Meski hanya berbekal pendidikan SMA dan hidup dari hasil berdagang, Nafisah tidak menyerah. Ia terus mendukung cita-cita anak-anaknya, terutama setelah putra sulungnya memilih masuk fakultas kedokteran.“Kami hanya pedagang biasa. Tapi ketika anak pertama memilih menjadi dokter, kami dukung. Ternyata adik-adiknya ikut semua,” ujar Nafisah mengenang.

Deretan Anak-Anak yang Mengukir Prestasi di Dunia Kedokteran

Dari sepuluh anak yang menjadi dokter, lima di antaranya telah meraih gelar spesialis, bahkan menempati posisi penting dalam organisasi dan rumah sakit besar:

  1. Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, Sp.PD-KKV, FECS, FACC
    – Spesialis jantung dan pembuluh darah; pernah menjabat Ketua Umum PB PAPDI (2012–2015).
  2. Dr. Muhammad Syafiq, Sp.PD
    – Spesialis penyakit dalam, melanjutkan studi ke jenjang internasional di Jepang.
  3. Dr. Suraiyah, Sp.A
    – Spesialis anak.
  4. Dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS
    – Spesialis urologi (bedah ginjal dan saluran kemih), berpraktik dan meneliti secara global.
  5. Dr. Isa An Nagib, Sp.OT, FICS
    – Spesialis ortopedi dan bedah tulang.

Tak kalah membanggakan, lima anak lainnya juga aktif sebagai dokter dan pemimpin layanan kesehatan:

  • Drg. Farida Alwi – Dokter gigi.
  • Dr. Shahabiyah, MMR – Direktur Utama RS Islam Harapan Anda, Tegal.
  • Dr. Fatinah – Wakil Direktur RS Ibu dan Anak Permata Hati, Balikpapan.
  • Dr. Zen Firhan, Sp.OT, M.Biomed. – Spesialis ortopedi dan traumatologi.
  • Dr. Nur Dalilah, Sp.KK – Spesialis kulit dan kelamin.

Sementara itu, dua anak lainnya berkiprah di bidang berbeda namun tetap berprestasi:

  • Durah Kamila – Perancang busana.
  • Zainab, ST., M.Si. – Insinyur teknik kimia dan pejabat di Pemerintah Kota Depok.

Warisan Seorang Ibu: Bukan Uang, Tapi Nilai dan Doa

Keberhasilan anak-anak Nafisah bukan lahir dari kekayaan atau pendidikan tinggi orang tua, melainkan dari nilai-nilai yang ditanamkan: disiplin, kasih sayang, kesederhanaan, dan kekuatan doa.

Setiap langkah anaknya ke sekolah selalu diiringi dengan doa. Nafisah percaya, doa seorang ibu meski lirih dan tak terdengar adalah kekuatan yang menembus langit.“Saya tidak pernah menyuruh mereka jadi dokter. Tapi setiap hari saya doakan mereka jadi anak yang berguna. Doa itu ternyata dikabulkan,” katanya haru.

Inspirasi untuk Negeri

Kisah Nafisah Ahmad Zen Shahab bukan hanya inspirasi tentang keibuan dan pendidikan, tapi juga tentang kemungkinan  bahwa siapa pun, dari latar belakang apa pun, bisa mencetak prestasi luar biasa melalui kerja keras, ketulusan, dan dukungan tanpa pamrih.

Kini, ia tidak hanya dikenang sebagai ibu dari sepuluh dokter, tetapi sebagai simbol kekuatan perempuan Indonesia yang membangun masa depan bangsa dari rumahnya sendiri.

 

Sumber :  Majalah Farmacia (Edisi Maret 2010)
dan Wikipedia


Sebelumnya :