Dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما, dari Nabi ﷺ,:: Tidak ada hari-hari di mana amal salih lebih dicintai oleh Allah dibandingkan hari-hari ini (maksudnya: sepuluh hari pertama Dzulhijjah).”
JAKARTA UMMATTV.COM – Di antara musim-musim ketaatan yang agung adalah sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, yaitu hari-hari yang Allah Ta’ala lebihkan dibandingkan hari-hari lain sepanjang tahun.
Dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
“مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ – يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ.” قالوا: يا رسول الله، ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: “وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ.”
Artinya: “Tidak ada hari-hari di mana amal salih lebih dicintai oleh Allah dibandingkan hari-hari ini (maksudnya: sepuluh hari pertama Dzulhijjah).”
Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, tidak juga jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya, lalu tidak kembali sedikit pun darinya.” (HR. Bukhari no. 969, Abu Dawud no. 2438, Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727)
Begitu juga dalam riwayat lain, dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
“ما من عمل أزكى عند الله عز وجل، ولا أعظم أجراً من خير يعمله في عشر الأضحى.” قيل: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: “ولا الجهاد في سبيل الله عز وجل، إلا رجل خرج بنفسه وماله، فلم يرجع من ذلك بشيء.”
Artinya: “Tidak ada amal yang lebih suci di sisi Allah ‘Azza wa Jalla, dan lebih besar pahalanya dibandingkan amal baik yang dilakukan pada sepuluh hari Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya: “Tidak juga jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya, lalu tidak kembali sedikit pun darinya.” (HR. Ad-Darimi 1/357, sanadnya hasan sebagaimana dalam Irwa’ al-Ghalil 3/398)
Dalil-dalil ini dan dalil lainnya menunjukkan bahwa sepuluh hari ini adalah hari-hari terbaik sepanjang tahun, bahkan lebih utama dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
Namun, malam-malam sepuluh terakhir Ramadhan lebih utama karena terdapat malam Lailatul Qadar di dalamnya, sebagaimana firman Allah:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3) Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 5/412.
Hendaknya seorang muslim membuka sepuluh hari ini dengan taubat nasuha kepada Allah, lalu memperbanyak amal saleh secara umum, dengan perhatian khusus pada amalan berikut:
Disunnahkan untuk berpuasa sembilan hari pertama Zlhijah. Karena Nabi ﷺ mendorong untuk memperbanyak amal saleh di hari-hari tersebut, dan puasa termasuk amal terbaik. Dalam hadis Qudsi disebutkan:
“قال الله عز وجل: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ.”
Artinya: “Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan memberinya pahala.” (HR. Bukhari no. 1805)
Nabi ﷺ juga disebutkan berpuasa sembilan hari pertama Zulhijah. Dari Hanidah bin Khalid, dari istrinya, dari sebagian istri Nabi ﷺ, dia berkata:
“كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ، وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ، وَخَمِيسَيْنِ.”
(HR. Nasa’i 4/205, Abu Dawud, disahihkan Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud 2/462)
Dianjurkan memperbanyak takbir (Allahu Akbar), tahmid (Alhamdulillah), tahlil (La ilaha illallah), dan tasbih (Subhanallah) di hari-hari ini.
Disunnahkan melakukannya dengan mengangkat suara (bagi laki-laki) di masjid, rumah, jalan, dan setiap tempat yang boleh digunakan untuk berdzikir sebagai tanda keagungan dan ibadah kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ
Artinya: “… agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…” (QS. Al-Hajj: 28)
Mayoritas ulama menafsirkan “الأيام المعلومات” (hari-hari yang ditentukan) sebagai sepuluh hari pertama Zulhijah, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas رضي الله عنهما.
Dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
“ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر، فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد.”
(HR. Ahmad 7/224, dishahihkan oleh Ahmad Syakir)
Lafal takbir yang dikenal:
“اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، لا إِلٰهَ إِلَّا الله، اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ”
Sayangnya, takbir telah menjadi sunnah yang hampir ditinggalkan, terutama di awal Zulhijah, padahal para sahabat seperti Ibnu Umar dan Abu Hurairah رضي الله عنهما keluar ke pasar pada hari-hari ini sambil bertakbir dan orang-orang mengikuti takbir mereka — bukan dengan suara serempak, tapi masing-masing bertakbir sendiri.
Menghidupkan sunnah yang hampir mati ini sangat dianjurkan. Nabi ﷺ bersabda:
“من أحيا سنة من سنتي قد أميتت بعدي، فإن له من الأجر مثل أجر من عمل بها، من غير أن ينقص من أجورهم شيء.”
(HR. Tirmidzi no. 2677, hadits hasan karena banyak penguatnya)
3. Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah
Salah satu amal terbaik di sepuluh hari ini adalah menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Barangsiapa yang Allah beri taufik untuk menunaikannya dengan benar, maka ia mendapatkan pahala besar, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
“الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ.”
“Haji yang mabrur tidak ada balasannya selain surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di antara amal saleh yang dianjurkan adalah menyembelih hewan kurban sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah, dengan memilih hewan yang gemuk dan bagus, serta menginfakkan harta di jalan Allah.
Marilah kita segera memanfaatkan sepuluh hari yang mulia ini, sebelum datang penyesalan bagi mereka yang lalai, sebelum seseorang meminta untuk kembali namun permintaannya tidak dikabulkan.
رَبِّ ٱرْجِعُونِ، لَعَلِّيٓ أَعْمَلُ صَـٰلِحًۭا فِيمَا تَرَكْتُ
“Ya Rabb, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku bisa mengerjakan amal saleh yang telah aku tinggalkan.” (QS. Al-Mu’minun: 99–100)
Namun jawaban Allah:
كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا
“Sekali-kali tidak! Itu hanyalah perkataan yang dia ucapkan saja.”
Wallahu a’lam…
Referensi: Islamqa.info (الإسلام سؤال وجواب)
Sumber : wahdah.or.id