Muslim LifeFest 2025 Hadirkan Solusi Muamalah dan Koneksi Bisnis Global di ICE BSD

Muslim LifeFest 2025 Hadirkan Solusi Muamalah dan Koneksi Bisnis Global di ICE BSD

Peluang industri halal tidak hanya pada makanan dan minuman, tetapi juga pada industri tekstil halal yang kini mulai berkembang.

BSD TANGERANG UMMATTV.COM – Muslim LifeFest 2025 resmi dibuka pada hari ini, Jum’at 29 Agustus 2025. Festival menghadirkan lebih dari 230 brand halal dan puluhan ulama (asatidz) terkemuka yang akan memberikan tausiyah, sharing muamalah, dan dialog langsung dengan pengunjung.

Berlangsung hingga 31 Agustus 2025 di Hall 9-10 ICE BSD City, acara ini menjadi bukti nyata bangkitnya ekosistem ekonomi syariah nasional yang memperkuat muamalah umat sekaligus membuka koneksi bisnis global bagi pelaku usaha, di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu.

Pembukaan Muslim LifeFest 2025 dihadiri oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi yang mewakili Menteri Perdagangan, Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) KH. Sholahudin Al Aiyub, Ketua Umum Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) Rachmat Sutarnas Marpaung, Deputi Bidang Kemitraan dan Standardisasi Halal BPJPH, Abdul Syakur, dan Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Indonesia Imam Hartono dan Wakil Gubernur Banten Achmad Dimyati Natakusumah.

Hadir pula delegasi kedutaan besar dari Bangladesh, Oman, Yordania, Rumania, Ekuador, Vietnam, Uruguay, Libya, dan Belanda.

Dukungan Penuh Ekosistem Halal Nasional


Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi dalam sambutannya menyampaikan, "Penyelenggaraan Muslim LifeFest dan Jakarta Halal Expo menjadi ajang penting untuk mengoptimalkan potensi pasar.”

“Kami berharap Indonesia tidak hanya berperan sebagai pasar konsumen, tetapi juga tampil sebagai produsen, baik untuk memenuhi pasar dalam negeri maupun pasar global," tegas Fajarini. Menurutnya, berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan, performa ekspor produk halal Indonesia menunjukkan tren positif yang signifikan, didorong oleh permintaan global yang terus meningkat dari negara-negara OKI maupun pasar non-Muslim.

Fajarini menekankan komitmen pemerintah: "Industri halal, khususnya pangan, merupakan sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi global. Oleh karena itu pemerintah terus mendorong ekspor melalui berbagai perjanjian perdagangan. Saat ini sedang dilakukan negosiasi dengan negara-negara GCC di Timur Tengah, sementara dengan Uni Emirat Arab sudah rampung dalam bentuk perjanjian komprehensif."

"Dengan adanya perjanjian perdagangan ini, pasar Indonesia di Timur Tengah semakin terbuka, tarif bisa nol, dan eksportir kita bisa bersaing dengan negara lain. Kami juga memfasilitasi sertifikasi halal bagi UMKM, program business matching, serta promosi dagang di berbagai negara," tambahnya.

"Baru-baru ini kami kembali dari Arab Saudi untuk menyaksikan penandatanganan MoU produk makanan siap saji bagi jemaah haji Indonesia dengan nilai yang signifikan. Pada Maret dan Mei lalu kami juga memfasilitasi pameran yang mempertemukan UMKM bumbu dengan pemasok katering haji, dan sekitar 50% dari mereka sudah berhasil mengirimkan produknya," je;lasnya lagi.

"Peluang industri halal tidak hanya pada makanan dan minuman, tetapi juga pada industri tekstil halal yang kini mulai berkembang. Produk halal tekstil ini juga penting untuk kita dorong agar bisa dimanfaatkan dengan baik," ungkap Fajarini lebih jauh.

KH Sholahudin Al Aiyub, Direktur Eksekutif KNEKS, menyoroti visi besar pengembangan ekonomi syariah: "Muslim LifeFest 2025 adalah cerminan nyata dari percepatan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan. KNEKS mengapresiasi kolaborasi strategis seperti ini, yang menyatukan seluruh pemangku kepentingan—dari pemerintah, pelaku usaha, hingga komunitas—untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai Pusat Ekonomi Syariah Global. Ekonomi syariah bukan lagi alternatif, melainkan arus utama pembangunan ekonomi nasional yang tangguh dan berkeadilan.”

Sementara itu Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Indonesia, Imam Hartono juga menekankan komitmen BI untuk memperkuat rantai halal yang berlandaskan pada 3 pilar yaitu ekosistem halal value chain, pembiayaan syariah yang optimal, dan literasi inklusi syariah yang makin meluas.

“Kami menyakini Muslim LifeFest dapat menjadi katalis dalam membangun produk halal dan menginternalisasi prinsip syariah dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.

Abdul Syakur, Deputi Bidang Kemitraan dan Standardisasi Halal BPJPH, mengapresiasi Muslim LifeFest, dapat mendorong pelaku usaha mengurus sertifikasi halal sebagai nilai tambah dan competitive advantage untuk menembus pasar global. Produk halal adalah standar kualitas, keamanan, sekaligus keberlanjutan.

"Tahun ini target sebanyak 7 juta sertifikasi halal sudah tercapai, bahkan telah melampaui 9 juta sertifikat," tambahnya.


Sebelumnya :
Selanjutnya :