BARU SAJA KEMARIN, Saudaraku yang dirahmati oleh Allah Azza wa Jalla... Baru saja kemarin... Dia makan dengan lahapnya, Tapi sekarang, Dia jatuh sakit, minumpun enggan
Baru saja kemarin
Dia tertawa lepas terbahak-bahak
Seolah-olah tak pernah mengenal etika
Kini terbaring lemas
Berkata-katapun malas
Dia bangga berolahraga
Tanpa mengenal lelah
Tapi sekarang
Dia lemah tak berdaya
Menggerakan tanganpun sulit
Dia memakai pakaian berharga jutaan
Mungkin belinya saja di luar negeri
Kini hanya lembaran kain kafan putih harganya ribuan rupiah
Mobil mewah berbaris rapi di garasi rumahnya
Mungkin dia beli Milyaran rupiah
Kendaraan tanpa ban
Bertuliskan kalimat tauhid
Tidurnya di rumah megah di kasur empuk nan mewah
Belinyapun mungkin pesan import
Tapi kini
Kasur lantaipun tidak
Tikar jelekpun tidak
Hanya hamparan tanah ukuran satu kali dua meter
Bangganya dia berenang di hotel mewah
Mandi air hangat dengan suasana indah ditemani alunan musik
Dia dimandikan dengan suasana keheningan ditemani kucuran air mata kesedihan
Pekerjaan dan bisnis melalaikan dia untuk pergi ke masjid
Kini akhirnya
Diapun ke masjid tapi untuk di sholatkan
Uang menumpuk di bank
Deposito sudah tak terhitung jumlahnya
Bisnis bertebaran di mana-mana
Tapi berat sekali mengeluarkannya untuk sedekah kepada orang-orang miskin
Dan kini...
Bendera putih berkibar dan orang-orang miskin di sekitar rumahnya berduyun-duyun untuk menyisihkan uang untuknya
Berpesta ditemani keluarga tercinta, teman dekat, kolega bisnis bahkan pejabatpun menyempatkan datang
Hanya cacing dan hewan kecil lainnya yang setia menemani
Saudaraku yang dirahmati oleh Allah Azza wa Jalla...
Waktu begitu cepat berlalu
Entah kapan malaikat maut akan menjemput
Entah kapan kain kafan akan kita kenakan
Entah kapan datang waktu di mana taubat sudah tak bernilai dan mulutpun terkunci
Dunia begitu indah dengan hiasannya
Jangan kita mudah tertipu
Akhiratlah sejatinya tempat kembali
Jam kehidupan hanya diputar satu kali saja.
Tak seorangpun sanggup mengatakan kapan jarum jam ini akan berhenti...
Mungkin satu menit lagi.
Mungkin satu jam lagi.
Mungkin besok.
Mungkin bulan depan.
Mungkin tahun depan.
SEKARANG, adalah satu-satunya waktu yang kita miliki...
Manfaatkan hidup ini. Sediakan waktu untuk hablumminallah, beribadah kepada Allah Azza wa Jalla dan hablumminannas, berbagi kepada sesama manusia...
Jangan pernah berkata, "besok kan masih ada waktu, aku bisa melakukannya besok." Karena setiap saat jarum jam itu dapat berhenti.
Saat ini kita masih berada di atas tanah, mungkin esok kita yang berada di bawah tanah...
Jangan bangga dengan handphone canggih, karena alat komunikasi yang bisa menyelamatkan kita hanyalah DOA.
Jangan bangga dengan rumah mewah, karena rumah terakhir kita di dunia adalah KUBUR.
Jangan bangga dgn gelar, karena gelar kita yang terakhir adalah ALMARHUM/AH.
Jangan bangga dengan wajah yang cantik/tampan, karena wajah kita yang terakhir adalah TENGKORAK.
Jangan bangga dengan mobil mewah, karena mobil terakhir kita adalah MOBIL JENAZAH.
Waktu sedang "Berkuasa",
kita percaya diri melakukan apa saja, sesuka hati kita, bahkan seringkali berbuat dzalim...
Waktu sedang "Tak Berdaya",
barulah kita sadar siapa saja sesungguhmya sahabat sejati yang ada
Waktu sedang "Jatuh",
kita baru sadar selama ini siapa saja teman yang memperalat dan memanfaatkan kita
Waktu sedang "Sakit", kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, bahkan jauh melebihi harta benda
Manakala "Miskin", kita baru tahu jadi orang harus banyak memberi/menderma dan saling membantu
Masuk "Usia Tua", kita baru tahu kalau masih banyak amalan yang belum dikerjakan
Saat "di Ambang Ajal",
kita baru menyadari ternyata begitu banyak waktu luang yang terbuang sia-sia
Jadilah khairunnas (Sebaik-baiknya manusia)
Lakukanlah segala sesuatu yang bermanfaat bagi sesama manusia, karena itu sebaik-baik manusia.
Apa yang ditabur itulah yang akan dituai
Allah Azza wa Jalla tidak pernah menjanjikan
bahwa :
langit itu selalu biru, bunga selalu mekar, dan mentari selalu bersinar
Tapi ketahuilah bahwa Allah Azza wa Jalla :
Selalu memberi pelangi di setiap badai.
Memberi senyum di setiap air mata.
Memberi kasih sayang dan berkah di setiap cobaan, dan jawaban di setiap doa.
Hidup di dunia ini
Bukanlah suatu tujuan akhir, melainkan sebuah perjalanan mengembara menuju akhirat. Semua kebanggaan dan kenikmatan itu hanyalah SEMENTARA.
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah untuk senantisa mempersiapkan bekal amal terbaik untuk perjalan menuju akhirat dalam meraih ridha-Nya...
Aamiin Ya Rabb.
Wallahua'lam bishawab
Tags: muhasabah, renungan