Belajar dan mengajar adalah aktivitas utama membangun peradaban Alquran.
Oleh:
Sayed Muhammad Husen
Penulis Buku Merawat Bingkai Syariah
Umamah r.a berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, bacalah Alquran karena ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafaat kepada orang yang telah membaca dan mengamalkan isinya.” (HR Muslim).
Sekelompok aktivis dari Aceh mengikuti pelatihan manajemen BMT di Jakarta tahun 1995. Kegiatan itu diprakarsai ICMI, Pinbuk dan Taman Iskandar Muda (TIM) untuk menyiapkan tenaga profesional pengelola lembaga keuangan mikro syariah yang berbasis masjid. Saya salah seorang peserta dari Banda Aceh. Yang sangat berkesan pada pelatihan itu adalah materi MMQ (Mengkaji dan Mamahami Quran), yang disajikan setiap lepas shalat Shubuh.
Konsep MMQ yang digagas Prof Dr M Amien Azis sederhana saja. Fasilitator memilih ayat tertentu untuk dibaca dan diterjemahkan oleh peserta. Peserta membaca ayat Alquran secara tartil dan menerjemahkannya (dibantu Quran terjemahan Kemenag). Selanjutnya peserta dikelompokkan mendiskusikan intisari ayat tersebut dan menuliskan hasil diskusi pada kertas plano. Hasilnya dibahas bersama kelompok lain dan akhirnya fasilitator menyimpulkan inti pembelajaran Quran pagi itu.
Materi MMQ membahas ayat-ayat mualamah, sebab peserta yang sedang training dan magang disiapkan mampu menginternalisasikan dan menerapkan ajaran Alquran dalam pengelolaan BMT, yang di Aceh dikenal dengan Baitul Qiradh (BQ). Saya mendapatkan pengalaman baru bagaimana cara membaca dan mamahami Alquran bagi orang awam, sehingga pada akhirnya mampu membaca, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga dengan cara ini kita mendapat syafaat sebagaimana hadist di atas.
Karena itu, ketika kita sedang berpuasa Ramadhan dan pada ini pula Allah Swt menurunkan Alquran, seharusnya kita tidak hanya padai membaca Alquran dalam bentuk tadarus yang terkenal dalam masyarakat Aceh. Tadarus (membaca Alquran secara bergilir) di masjid/meunasah dilakukan masyarakat, terutama pemuda remaja masjid, sejak habis shalat tarawih hingga rata-rata pukul 03.00 WIB dini hari. Jarang ada yang memperbaiki bacaan, apalagi memahami arti ayat-ayat yang dibaca. Namun yakinlah mereka tetap mendapat syafaat-Nya.
Pada hadits lain, Rasulullah saw bersabda: “Usman bin Affan berkata, Rasulullah saw bersabda, sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari).
Belajar dan mengajar adalah aktivitas utama membangun peradaban Alquran. Kita bisa berperan mengkampanyekan supaya anak-anak belajar Alquran sejak dini dan memotivasi remaja atau pemuda mau mengajarkan Alquran kepada orang lain. Dengan cara ini akan menjadi manusia terbaik di hadapan Allah Swt dan mendapat syafaat-NYa. Sementara dampak di dunia ini akan lahir generasi qurani, yang mampu melakukan islamisasi ilmu pengetahun dan kebudayaan. Mereka bagian dari peradaban Quran.
Semangat ini perlu kita tumbuhkan setiap memperingati Nuzulullan Quran. Ceramah Nuzul yang sampaikan dengan retorika yang baik dan penceramah berbobot, kita tindak-lanjuti dengan berbagai bentuk pembelajaran Alquran seperti Rumoh Beut (rumah tempat mengaji Quran di kampung-kampung), Taman Pendidikan Alquran, Ma’had Tahfidz dan Majelis Tafsir Alquran. Kita dukung anak-anak muslim belajar tilawatil Alquran, sehingga mampu mengikuti MTQ hingga tingkat inernasional. Semua mereka akan menjadi generasi qurani yang mendapat syafaat-Nya.
Umar bin Khathab r.a berkata bahwa Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya Alah mengangkat banyak kaum dengan Kitab ini dan menghinakan banyak kaum dengan Kitab ini.” (HR Muslim).
Kaum muslim dengan pedoman hidup Alquran, kehidupan akan lebih baik dan martabat kemanusiaan kita akan diangkat di mata bangsa-bangsa lain di dunia ini, sebab kita telah mempedomani dan melaksakan ajaran Islam yang terdapat dalam Alquran. Bisa jadi kehinaan kaum muslimin akan terjadi akibat meninggalkan Alquran sebagai pedoman hidup dalam semua aspek kehidupan.
Kita perlu terus menerus mendakwahi masyarakat muslim, bahwa Alquran adalah pedoman hidup yang sempurna, konstitusi terbaik dan menjamin keselamatan di dunia dan akhirat. Mendakwahkan berkelanjutan bahwa Alquran lebih baik dibandingkan pedoman hidup ciptaan manusia. Banyak kisah dan kesaksian ilmuan dan pemikir politik yang mengakui kelengkapan ajaran Alquran sebagai solusi krisis pembangunan dan peradaban manusia.
Lalu adakah yang membuat kita ragu terhadap Alquran. Bukankah Rasulullah saw telah menjelaskan bahwa berinteraksi dengan Alquran akan mendapat syafaat di yaumil akhir, menjadi manusia terbaik di dunia dan akhirat, serta mengangkat derajat sebagai kaum terbaik di muka bumi ini. Jadi saatnya ideologi ciptaan manusia di bumi ini tunduk kepada ajaran-ajaran yang bersumber dari Alquran. Untuk ini, para mufassir telah membutikan hujjahnya, sehingga tak ada lagi yang ragu terhadap kebenaran dan keangungan Alquran.
Karena itu, langkah pertama yang harus kita lakukan dan gerakkan adalah menjadikan MMQ sebagai aktivitas harian pribadi, keluarga dan masyarakat muslim di Aceh dan Indonesia. Organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU, Dewan Dakwah, Syarikat Islam, HMI, BKPRMI, PII, Remaja Masjid dan lain-lain harus mereformasi kurikulum pengkaderan, sehingga MMQ menjadi agenda wajib. Dengan komitmen ini kita akan kembali bersama Alquran sepanjang tahun, bukan hanya selama puasa Ramadhan saja. Bukan hanya membaca, tapi mampu memahami dan mengamalkannya.**
Tags: Shaum, Ramadhan