Masjid sebagai Mercusuar Kebangkitan Islam

Masjid sebagai Mercusuar Kebangkitan Islam

Oleh:

Ust. Muh. Yusran Anshar حفظه الله تعالى


_____

1. Keutamaan Masjid

2. Keutamaan Org yang Memakmurkan masjid

3. Peran Masjid dalam Islam

4. Masjid sebagai Tempat Majelis ilmu


_______

⭐1. Keutamaan Masjid


a. Masjid disebut dengan baitullah (Rumah Allah), hal ini merupakan kesepakatan para sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم, seperti dinukil oleh Al Imam Abd Razzak dalam kitab mushannaf beliau.


Kaidah penting : Al idhafah (penisbatan) dalam b. Arab, ada yang dikenal dengan "idhafah Al Tamlik" (Penisbatan sebagai kepemilikan), dan "idhafah Al Tasyrif" (Penisbatan sebagai bentuk pemuliaan atau pengagungan).


Contoh:

 Idhafah tamlik ; مكتب المسجد (Mejanya masjid) Meja tersebut merupakan inventaris masjid.

 

Idhafah Al Tasyrif, ketika sesuatu disandarkan kepada sesuatu yg mulia, agung, maka ia pun akan bernilai agung, mulia. Seperti penyandaran sesuatu kepada Allah yang Maha Agung.


Contoh:

 Untanya Nabi Salih عليه السلام: dinamakan unta Allah (ناقة الله) sebagai bentuk pemuliaan terhadap unta beliau.


Contoh lain, عبد الله 'hamba Allah', orang yang mengaku sebagai hamba Allah seharusnya bisa bersikap selayaknya hamba, yang telah menyandarkan penghambaannya kepada Allan Ta'ala, maka ia harus menjalankan segala perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. 


Sosok mulia yang dinisbatkan kpada Allah (عبد الله) kemudian di abadikan di dalam Alquran, yaitu Nabi Muhammd صلى الله عليه و سلم.


Q.S Al - Jinn : 19


 وَّاَنَّهٗ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللّٰهِ يَدْعُوْهُ كَادُوْا يَكُوْنُوْنَ عَلَيْهِ لِبَدًاۗ 


"Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (melaksanakan salat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya."


Ayat lain:

Q.S Al-Isra : 1


  سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا...


"Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa..."


Baitullah, rumah Allah. Yang disebut sebagai baitullah, hanyalah masjid. Dan terdapat satu masjid khusus yanh disebutkan sebagai baitullah, yaitu baitul Haram/ Ka'bah.


Tempat yang paling Allah cintai adalah masjid, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis, yang berbunyi:


عن أبي هريرة -رضي الله عنه- عن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: «أحَبُّ البلاد إلى الله مَساجِدُها، وأبغض البلاد إلى الله أسْوَاقُها». رواه مسلم



Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam-, beliau bersabda, “Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasarnya.”  (HR. Imam Muslim)


Tanda cinta terhadap Allah, yaitu

Kita mencintai perkara-perkara yang Allah cintai, mencintai NabiNya, cinta membca firman-firmanNya, cinta mendatangi rumah-rumahNya (Masjid-masjidNya).


Faidah penting dari peristiwa Hijrah Nabi:


Dakwah Nabi di Mekah berlangsung kurang lebih 13 th lamanya, namun beliau tidak memproleh keleluasaan beribadah ketika berada di Makkah.


Kemudian beliau Hijrah ke Madinah, dan singgah di daerah Quba', daerah yang berada sebelum kota Madinah. Di sana beliau membangun sebuah masjid, yang kita kenal dengan Masjid Quba.


Namun, ada hal penting yang telah dilakukan oleh nabi sebelum itu,

Yaitu;


{{ Sebelum Nabi membangun Masjid Quba, beliau telah membina, membangun, dan menyiapkan orang-orang yang akan sujud di sana.}}


Menyiapkan SDM sebelum SDA.


Kemudian beliau membangun masjid nabawi, mnginap di rumah seorang sahabat mulia,  Abu Ayyub Al Anshari (Khalid Bin Zaid) رضي الله عنه


Di antara keutamaan lain dari masjid :


Q.S Nn nur: 36


﴿فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ﴾


"Di rumah-rumah (Masjid) yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (memuliakan nama-Nya) pada waktu pagi dan petang."


Masjid diagungkan, dan dijadikan tempat berzikir kpd Allah, 

______

⭐2. Keutamaan Orang yang Memakmurkan Masjid.


Q.S At Taubah : 18


﴿إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ﴾



"Sesungguhnya yang berhak memakmurkan dan mengurus masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan salat, membayar zakat, dan tidak takut kepada siapa pun selain Allah -Subḥānahu-. Mereka itulah orang-orang yang diharapkan mendapat petunjuk ke jalan yang lurus."


Memakmurkan : Membangun, memperbaiki masjid, mengisi, memfungsikannya sebagaimana yang Allah inginkan.


Mereka yang memakmurkan rumah-rumah Allah, adalah hamba-hamba yang memperoleh petunjuk.


فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

"Mereka itulah orang-orang yang diharapkan mendapat petunjuk ke jalan yang lurus."


Lafazh عسى dalam penggalan ayat di atas  yang berarti "Semoga, diharapkan" dalam bahasa arab sejatinya adalah bagian dari التمني atau kata-kata yang berisi angan-angan, harapan yang mustahil terjadi. Namun, kata-kata yang berisi pengharapan ini, ketika Allah yang firmankan, maka maksudnya adalah التحقيق, bahwa hal tersebut pasti akan terjadi atau terealisasikan.

 عسى أو لعلى تفيد التحقيق


Q.S At Taubah : 108


﴿لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ﴾


"Janganlah engkau melaksanakan salat di dalamnya (masjid itu) selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih berhak engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang gemar membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri."


Di antara sabab nuzul dari ayat di atas, bahwa ayat ini turun sebagai pujian kepada orang-orang yang ada di Quba, mereka adalah orang-orang yang gemar bersuci. Mereka bersuci dengan menggunakan air, dan juga batu.


Abu Al 'Aliyah berpendapat, bahwa maksud bersuci dalam ayat di atas, adalah mereka membrsihkan diri dari dosa-dosa mereka. (Lihat: Zad Al Masir fi 'Ilmi Al Tafsir)


Mencintai Allah, artinya mencintai hal-hal yang Allah cintai. Mencintai tempat yang Allah paling cintai, yaitu masjid. Bukan mencintai tempat-tempat yang tdak diridai Allah.



Q.S An -Nur : 37


﴿رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ﴾


"orang-orang (para lelaki) yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi terbolak-balik."


Mereka yang memakmurkan masjid adalah رجال 'rijaal' (lelaki), sebenar-benarnya lelaki, lelaki sejati.


Mereka tidak diperdaya oleh bisnis mreka, (mereka melakukan jual-beli) tapi bisnis, dagangan, dan pekerjaan mereka tidak melalaikan mereka dari mengingat Allah. Jika mendengar seruan azan, mreka bergegas menjawab panggilan-panggilan Allah.


Mereka mendirikan salat, membayar zakat, memakmurkan masjid,  karena mereka adalah orang-orang yang takut terhadap hari di mana hati akan terbolak-balik, terguncang, sehingga mereka kemudian mengerjakan ketaatan-ketaatan itu untuk mndapatkan Al tsabat 'keteguhan', ketenangan, ketentraman di hari ketika semua orang merasa gelisah, cemas, dan takut.


وَ عَنْ أبِي هُرَ يْرَةَ رَ ضِيَي االلهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ الله فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ِظلَّ ِإلاَّ ِظلَّهُ..


Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw, beliau bersabda: “ Ada tujuh kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya... 


Di antara mereka, yaitu:


وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي المَسَاجِدِ،

"seseorang yang senantiasa hatinya dipertautkan dengan masjid,..."


Namun, tidaklah dibenarkan  orang yang tinggal di masjid tanpa bekerja, tidak berusaha mencari rezki yang halal, dan ia hanya mengandalkan bantuan dari oranglain.


السماء لا تمطر ذهبا.

"Sungguh langit tidaklah menurunkan emas."


Pemuda yang memperoleh naungan Allah kelak, adalah yang hatinya selalu terpaut ke masjid, sedih ketika keluar dari masjid, hingga ia kembi berazam untuk bersegera kembali ke masjid.

_____

⭐3.  Peran dan Fungsi Masjid dalam Islam


Di antara perkara-perkara yang terjadi saat ini, yaitu sebagian dari manusia brlomba-lomba mmbangun masjid, mmperbagus arsitekturnya, tapi tidak berupaya untuk memakmurkannya.


لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِي الْمَسَاجِدِ


Artinya, “Kiamat tidak akan terjadi hingga manusia bermegah-megahan dalam membangun masjid,” (HR Abu Dawud).



Di antara fungsi Masjid:


a. Tempat menguatkan iman, memperbanyak  salat, tempat sujud (مسجد), merupakan fungsi utama dari masjid.


b. Tempat untuk mendapatkan ketenangan, menghilangkan kesedihan, pelipur lara.  Seorang muslim yang sedang merasakan kesedihan, maka seharusnya yang ia cari adalah rumah Allah, yaitu tempat untuk menenangkan hatinya.


Ali dan Fatimah, suatu hari, sosok-sosok nan mulia ini sedang bertengkar, cekcok. Pertengkaran antara-suami istri pada umumnya, yang kemudian membuat Ali merasa sedih. Beliau kemudian keluar dari rumahnya menuju masjid untuk menenangkan hatinya.



Belajar dari sejarah:


Ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم merasakan kesedihan yang amat dalam, di mana kala itu para pembela dakwah beliau meinggal dunia. Istri tercinta beliau Khadijah رضي الله عنها, paman beliau, Abu Thalib, tahun yang penuh dengan kesedihan, عام الحزن 


Tatkala Nabi merasakan kesedihan yang begitu dalam, beliau diisra'mi'rajkan (diperjalankan oleh Allah pada malam hari), ke mana Allah perjalankan NabiNya?


Yaitu ke masjid, dari satu masjid ke masjid yang lain, untuk menenangkan hati NabiNya, karena masjid adalah tempat memperoleh ketenangan, beliau diperjalankan dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian diangkat ke langit.


Jadikanlah masjid sebagai tempat mengadu atas masalah-masalah yang kita hadapi, karena Allah akan memberikan jalan kluar, dan orang bertakwa tempatnya adalah di masjid.


c. Tempat berkumpulnya kaum muslimin, tempat nongkrongnya orang beriman. Dan tempat mengabsen kaum muslimin, bertanya, mencari tahu tentang kondisi-kondisi mereka.


Jika di antara mereka ada yang sakit, atau ber'uzur maka akan ketahuan karena alpa dari salat berjamaah.


Bersyukur jika sekiranya ke-alpaan dari salat berjamaah di masjid dikarenakan fisiknya yang sedang sakit, tapi jika hatinya yang sakit ( terhalang oleh maksiat, atau karena adanya sifat nifak dalam hatinya) maka ia harus segera bertaubat.


Jangan ada lagi di antara kita yang kembali mmprsoalkan ikhwah yanh tidak kelihatan di warkop tempat kita berkumpul, atau di lapangan, kemudian kita tidak berusaha mencari-cari ikhwah kita yang tidak terlihat di masjid dan di majelis-majelis ilmu.


Olehnya itu, jadikanlah Masjid sebgai tempat  saling mencari di antara kita!


Masjid adalah:

-Tempat mengatur strategi dakwah,

-Sebagai basis perjuangan, (pejuang-pejuang terdahulu, seperti Nuruddin Zanki, adalah pribadi yang selalu memakmurkan masjid)

-Sebagai tempat mnyebarkan kabar bahgia, tempat melangsungkan akad nikah,


Fikih:

Terdapat perbedaan pendapat pada perkara mengumumkan berita kematian di masjid , tapi pendapat yang rajih-Wallahu ta'ala a'lam- adalah dibolehkannnya, selama tidak untuk tujuan meratapi (النعي).



Mendidik anak-anak kita agar terbiasa mendirikan salat, kita didik mereka di usia dini, dari usia 7 tahun, dan berikan pukulan kasih sayang dengan tujuan mendidik, bukan pukulan yang melukai fisiknya jika di usinya yang masuk 10 th, kemudian enggan mengerjakan salat. Maka masuk di dalam bagian pendidikan terhadap anak, yaitu ajakan orangtua untuk salat berjamaah bersama anaknya di masjid.


-Masjid adalah tempat untk membntu fakir miskin, orang yang kehabisan bekal, dan ahlu al Shuffah,

-Masjid adalah tempat mengobati orang yang sakit, jika tidak memiliki tempat yang layak untuk ia tinggali. Seperti Sa'ad bin Muaz ketika beliau terluka seusai ikut serta dalam perang khandak, beliau diisitirahatkan di Masjid sebagai perintah dari Rasulullah صلى الله عليه و سلم.

-Tempat Al Qadha' (memutuskan sebuah perkara), dan juga sebagai tempat berfatwa,


_______

⭐4. Masjid sebagai Tempat Majelis ilmu,


Masjid sebagai tempat pusat ilmu,

tempat untuk menuntut ilmu, 



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ :


مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمْ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ.


رواه مسلم


Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda :


Tidaklah sekelompok orang berkumpul di sebuah rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), mereka membaca al-Qur’an serta mengkajinya, kecuali akan turun kepada mereka kedamaian/ ketenangan, rahmat Allah pun akan menyelimuti mereka, malaikat-malaikat akan mengelilingi mereka, dan Allah akan menyebutkan nama mereka di hadapan mahluk-mahluk yang ada di sisi-Nya. (HR. Imam Muslim)


Lafazh : di rumah-rumah Allah/Masjid.

Al Imam An Nawawi, bahwa penyebutan rumah-rumah Allah dalam hadis tersebut maksudnya adalah al afdhaliyah (lebih utama),


Al Khatib al Bagdadi : seorang fakih harus menjadikan masjid sebagai tempat untuk bermajelis.


Kondisi sebagian kita hari ini, ketika mengikuti kajian via daring/online seringkali tidak menunjukkan ihtiramnya (penghormatan) terhadap ilmu,


Yang hadir majelis secara daring/online, tentu mendapatkan faidah-faidah dari ilmu yang disampaikan oleh pemateri.

Namun, ada beberapa keutamaan yang hanya bisa diperoleh bagi mereka yang hadir langsung di majelis ilmu, seperti keutamaan silaturahmi, mempererat ukhuwah islamiyah, dsb.


Malaikat-malaikat khusus Pencari Majelis Ilmu:


إن لِلَّهِ مَلَائِكَةً سَيَّاحِينَ فِي الأَرْضِ فُضُلًا عَنْ كُتَّابِ النَّاسِ، فَإِذَا وَجَدُوا أَقْوَامًا يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَنَادَوْا: هَلُمُّوا إِلَى بُغْيَتِكُمْ، فَيَجِيئُونَ فَيَحُفُّونَ بِهِمْ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا


“Sesungguhnya Allah mempunyai Malaikat-malaikat yang selalu berkeliling di muka bumi selain Malaikat yang bertugas menjaga manusia dan menulis catatan amalan mereka. Maka apabila Malaikat-malaikat tersebut mendapati satu kaum yang berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala mereka saling menyeru: kemari, datangilah apa yang kalian cari dan mereka semua datang dan mereka menaungi kaum tersebut dan mereka berkerumun sampai ke langit dunia.” (HR. Tirmidzi)


Allah menganugerahi ampunanNya kepada hamba-hambaNya yang bermajelis, bahkan kepada seorang yang hanya lewat kemudian singgah duduk di majelis ilmu, ampunan Allah pun telah meliputinya.


يا رب عصيناك فرحمتنا...


Jika seorang hamba masih gemar bermksiat, maka janganlah ia menjauhi rumah-rumah Allah, menjauhi majelis-majelis ilmu dengan dalih bahwa ia tidaklah layak duduk bersama orang-orang beriman.  Tapi, hendaknya ia mendatangi majelis-majelis ilmu, rumah-rumah Allah sebagai wasilah penyucian jiwa, dan usaha memohon ampunan Allah terhadap dosa-dosanya.


Ali Bin Madini : Guru Imam Bukhari,

Disebutkan, bahwa jika esok adalah jadwal majelis beliau, maka di waktu asar di hari sebelum majelis beliau dimulai, manusia telah berkumpul di tempat tersebut. Banyak di antara mereka yang bermalam, menunggu hingga esok pagi di tempat yang akan dilaksanakannya majelis Ali Bin Madini رحم الله أعلام المسلمين


Imam Ahmad رحمه الله pernah ditanya ketika rambut beliau sudah tampak memutih,


إلى متى وأنت مع المحبرة؟


”Sampai kapan Engkau masih bersama dengan wadah tinta?” 


Beliau menjawab:


مع المحبرة إلى المقبرة.

“Bersama wadah tinta sampai ke liang kubur”.


Artinya, bahwa aktivitas menuntut ilmu adalah aktivitas seorang mukmin yang ia kerjakan hingga akhir hayatnya.



Jangan sampai terjadi :

_____

Yang kita khawatirkan, bukan ketika memulai suatu kebaikan, sehingga terkadang kita menolak untuk memenuhi beberapa panggilan, jadwal untuk mengisi sebuah kajian, karena memulai adalah hal yang mudah, akan tetapi apakah kita bisa istikamah dalam kebaikan itu?!

Jangan sampai kita menjadi hamba yang dibenci Allah, karena Memulai kebaikan, kemudian akhirnya meninggalkannya.


عن عبدالله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال: قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((يا عبدالله، لا تكُنْ مثلَ فلانٍ، كان يقوم من الليل فترك قيام الليل))؛ متفق عليه.


Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,


Wahai ‘Abdullah janganlah seperti si fulan. Dahulu ia rajin shalat malam, sekarang ia meninggalkan shalat malam tersebut. (Muttafaq 'alaih)



 _____

Oleh : Rusdy Qasim, Lc


Tulisan ini kami sadur dari kajian Ustazuna Al Fadhil, Ust. Muh. Yusran Anshr حفظه الله تعالى pada malam ahad, 15 Januari 2022 yang bertempat di Masjid Wihdatul Ummah, dengan beberapa perubahan.

Sebelumnya :
Selanjutnya :