UMMATTV, SURAKARTA--Sidang Tanwir beberapa waktu yang lalu menghasilkan kesepakatan Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta dilaksanakan secara daring dan luring. Ada pun mekanisme pemilihan Anggota PP Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah masa jabatan 2022-2027 dilaksanakan dengan cara e-voting.
Budi Setiawan Panitia Pemilihan Pusat Muktamar Muhammadiyah ke-48 bahwa pemanfaatan teknologi dalam pemilihan Anggota PP Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah bukanlah hal baru. Malah, Muhammadiyah kerap memakai pendekatan science-technology dan agama satu acuan penentu kebijakan. Sejak Muktamar tahun 2000 lalu, Muhammadiyah telah menggunakan teknologi e-counting.
Masa pandemi semakin mendorong Persyarikatan Muhammadiyah beradaptasi dengan kemajuan teknologi zaman kiwari. Budi berharap sistem e-voting mampu mengakomodasi seluruh asas-asas pemilihan Anggota PP Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Pemanfaatan e-voting ini bertujuan agar tidak menciptakan kerumunan sehingga tidak memperparah penularan Covid-19 di tanah air.
“Karena tidak semua peserta bisa hadir di Muktamar, maka sebagian akan melakukan pemilihan di wilayah masing-masing, maka menggunakan e-voting pada waktu yang sama dengan cara mereka berhadapan dengan layar touchscreen. Nanti tinggal memilih dengan klik 13 nama dari 39 nama calon Anggota PP Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah,” kata Budi kepada reporter Muhammadiyah.or.id pada Selasa (7/9).
Ketua MDMC ini menyadari bahwa sistem e-voting harus didukung dengan kesiapan dari masyarakat penggunanya. Ketidaksiapan yang juga ditambah dengan kurangnya sosialisasi panitia Muktamar ke-48 terhadap e-voting juga dapat menjadi faktor pemicu kegagalan dalam penerapan sistem ini. Namun, Budi meyakinkan bahwa panitia akan bekerja ekstra keras menyukseskan acara ini. Lebih-lebih saat ini hampir setiap orang memakai handphone untuk segala keperluan. Hal tersebut menjadi modal awal yang bagus dalam penerapan e-voting.
“Kendalanya kekuatan sinyal di berbagai daerah. Tapi insyaAllah PP Muhammadiyah akan bekerjasama dengan para provider, sehingga semuanya kami jamin akan berjalan baik. Karenanya, kami akan terus melakukan sosialisasi dalam bentuk tertulis atau pun video singkat melalui kanal-kanal media sosial persyarikatan,” ujar Budi.
Budi menerangkan bahwa e-voting harus didukung dengan dua hal yaitu, pertama: software. Menurutnya, ahli-ahli IT Muhammadiyah akan berembuk memanfaatkan sebuah perangkat lunak yang dinamakan user friendly sebagai pendukung untuk kesuksesan Muktamar ke-48 ini. Kedua, hardware. Kata Budi, di Muktamar nanti masing-masing wilayah akan menggunakan sebuah perangkat keras yang harganya hampir menelan harga 25 juta rupiah untuk satu lokasi. Hal ini nanti akan disiasati dengan memaksimalkan peran AUM di masing-masing wilayah Muhammadiyah.
“Sesungguhnya uang tersebut tidak terlalu banyak untuk ukuran dukungan Muktamar yang 5 tahun sekali. Kalau 34 provinsi dengan dukungan amal usaha, menurut saya itu tidak terlalu besar dan pasti bisa diusahakan,” tutur Budi.
Terkait dengan transparansi, kepastian, keamanan akuntabilitas, dan akurasi selama pemilihan Anggota PP Muhammadiyah-‘Aisyiyah, Budi akan memanfaatkan jaringan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang memiliki jurusan IT dan tenaga ahli untuk membantu pemilih mengoperasikannya. Berbagai sarana dan prasarana yang menunjang agar e-voting dapat dilakukan secara serentak dan lancar akan disiapkan semaksimal mungkin.
“Sistem keamanan akan berlapis, banyak perguruan tinggi Muhammadiyah yang membuka jurusan IT sehingga kita akan manfaatkan mereka untuk menjamin keberlangsungan Muktamar berjalan lancar. Kalau ketahuan curang, di Muhammadiyah banyak hacker-hacker canggih,” yakin Budi.