Langkah-Langkah Setan dalam Menghalangi Kita Membaca dan Mehahami Al-Qur'an
Oleh: Syaikh Yusuf Al-Quraisy
Alih bahasa: Muthahhir Arif
Setan adalah musuh kita dan berjuang mati-matian dalam menghalangi seorang muslim dan muslimah dari membaca Al-Qur'an dan memahaminya dengan segala cara dan upaya.
Sebab, menurut saya tidak sulit bagi kita menahaminya karena Al-Qur'an itu memiliki pengaruh yang besar terhadap yang membaca dab memahaminya. Yaitu, akan meningkatkan iman, taqwa, keikhlasan, rasa takut pada Allah, keshalihan dan kebersihan diri.
Al-Qur'an juga meninggikan harapan, cita-cita, dan mebersihkan niat pembacanya, sehingga ia hanya bergantung pada Tuhannya dan penuh harapan pada hari Akhirat/syurga sehingga Allah dan Syurga tujuan dlm hidup dan keberadaannya di atas bumi ini, pusat dari gerak dan aktifitasnya, juga sumber kesenangan dan kegembiraannya.
Al-Qur'an juga akan memberinya ketenangan, kebahagiaan dan kesenangan yang hakiki yang ia tak akan dapatkan pada sumber yang lain.
Al-Qur'an juga akan memperindah perangainya dan meninggikannya, sehingga meningkatkan adab dan kepribadian, kesabaran dan kelembutannya, memiliki empati dan simpati terhadap saudara-saudaranya dan seterusnya.
Oleh karena itu, selama pengaruh-pengaruh itu selalu ada, maka setan sebagai musuh yang nyata ini tak pernah berhenti memerangi dan mengintai Muslim dan Muslimah dengan segala kemampuan yang ia miliki berupa tipu muslihat dan permainan.
Dari sela-sela perenungan terhadap diri dan fenomena yang muncul pada orang-orang di sekitar, saya memahami setan punya langkah-langkah yang cerdas, tersembunyi dan bertahap dalam menghalangi seseorang dari membaca Al-Qur'an dan memahaminya seperti berikut ini:
1. Membuat seseorang lupa membaca Al-Qur'an sepenuhnya. Sebagaimana kita perhatikan sesungguhnya hubungan mayoritas umat Islam dewasa ini dengan Al-Qur'an menjadi lemah meski tak hilang sepenuhnya. Buktinya, segala sesuatu ada dalam jadwal hariannya seperti makan, minum, kerja, tidur, hiburan, dan bermain, kecuali membaca Al-Qur'an.
2. Jika seseorang meminta pertolongan pada Allah, melawan hawa nafsunya, lalu mulai membaca Al-Quran, setan juga berusaha memotong wirid hariannya agar tak dibaca sempurna dengan disibukkan dengan urusan sana-sini, diingatkan dengan pekerjaan yang ia lupakan (meski pekerjaan tersebut adalah termasuk dalam ibadah), atau disibukkan dengan aktifitas utama hariannya, yakni smartphone dengan berbagai konten dan aplikasi yang ada di dalamnya yang tak ada hentinya.
3. Jika seseorang punya tekad setiap hari untuk terus membaca Al-Qur'an dan berusaha keras untuk melakukannya, setan memeranginya dengan kuat. Semua cara dan metode ia gunakan agar dapat menghalanginya dari mengkhatamkan Al-Qur'an setiap bulan.
4. Kalaupun ia berhasil menjalankan wirid tilawahnya setiap hari dengan target stu juz misalnya, setan menang total menundukkannya dalam perkara lain, yaitu minimnya pemahaman, tadabbur dan tafakkur pada ayat-ayat Al-Qur'an serta mengabaikannya agar tidak mendapatkan faidah dari nasehat, ibrah dan pelajaran yang ada dalam bacaannya dan fokus hanya pada pembaca Al-Qur'an dengan menghitung lembar bacaannya saja demi mempercepat bacaan wirid hariannya dan khataman bulanannya.
5. Jika ia bertekad pada wirid harian dan bulanan dari tilawahnya, maka ia hanya akan bersungguh-sungguh pada apa yang ia targetkan sehingga menghalanginya dari menambah bacaannya.
Atau dibuat hanya terpaku pada setengah juz, satu juz, dua juz, atau sampai tiga juz selama bertahun-tahun yang panjang tanpa tambahan bacaan.
Betul bahwa komitmen itu penting dan baik, tapi peningkatan sampai maksimal secara bertahap adalah sesuatu yang penting dan mahal.
6. Setan juga mampu menghapus niat dan tekadnya untuk menghafal Al-Qur'an. Ia digiring melupakan tujuan yang mulia ini meski berlalu waktu yang panjang, dengan alasan mencukupkan diri pada bacaan yang konsisten.
Benar bahwa dalam konsistensinya membaca Al-Qur'an -alhamdulillah- ada kebaikan, keberkahan, dan pahala yang melimpah. Namun berhenti hanya sampai kepada kebiasaan/wirid tilawah saja, tidak akan mampu menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup, penyelamat dunia dan akhirat.
Sesuai fakta yang dialami umat Islam saat ini, betapa banyaknya langkah setan dalam menghalangi mereka untuk membaca dan memahami Al-Qur'an.
Pertanyaannya ialah, kenapa kita tidak bersegera mengobati masalah besar kita, yakni menyepelekan Al-Qur'an?
Ataukah Seta telah berhasil menghalangi kita dengan berbagai dalih dan rintangan selama bertahun-tahun?
Realita sekarang akan menjadi jawaban yang sebenarnya!
Semoga Allah memudahkan kita berinteraksi dengan Al-Qur'an setiap hari sampai akhir hayat dan menjadikan anak cucu kita Ahlul Qur'an, Ahlullahi wa khash-shatuhu
Tags: Syaikh Yusuf Al-Quraisy, Membaca Al-Qur'an