Ummattv, BOGOR–Hijrah Young Generation (Hayugen) Kota Bogor bersama Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia (FMDKI) gelar Kajian Ramadhan Ilmiah Muslimah (KARIMAH), Ahad (05/03/2023).
Hadirkan 129 peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum, kegiatan ini berlangsung di Aula Dinas Pendidikan Kota Bogor pada pukul 08.00-11.50 WIB.
Rayyan Ulya Amani selaku ketua panitia menyampaikan dalam sambutannya, jika KARIMAH kali ini merupakan perdana yang diselenggarakan secara luring sebagai persiapan bekal menyambut Ramadan.
“KARIMAH di Bogor baru perdana dilaksanakan secara offline dan tahun lalu dilaksanakan secara online. KARIMAH ini adalah bentuk persembahan cinta dari kami spesial untuk para muslimah, dalam rangka mempersiapkan Ramadan tahun ini, agar lebih diresapi dan lebih bermakna,” ucapnya.
Alumni Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor tersebut berharap agar seluruh peserta dapat mengambil hikmah dan manfaat dari KARIMAH kali ini.
“Karena kita semua tidak tahu apakah kita akan dipertemukan dengan Ramadan tahun depan, atau Ramadan ini menjadi Ramadan yang terakhir. Semoga teman-teman bisa mengambil manfaat dan hikmah dari kegiatan ini,” ujarnya.
Selaras dengan itu, Laudza Zulfa Nur Dipa selaku ketua Hayugen mengajak Muslimah belajar Islam melalui kegiatan KARIMAH.
“Kegiatan KARIMAH Insya Allah akan memberikan wadah untuk muslimah memahami ilmu-ilmu syari, sesuai dengan tema Ramadhan The Real Healing. Sebagaimana ruh kita pun harus kita charger, lebih khusus kepada diri pribadi dalam rangka membangun ketakwaan dan menjadi pilihan Allah yang selalu ingat kepada sang Kholik dan selalu mengerjakan nahi dan mungkar,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, pelaksana hadirkan pembicara Ustazah Fitriani Asmin, Lc. M.H seorang Daiyah serta Ustazah Dr. Dewi Suriyani Djamdjuri, M.Pd yang merupakan Dosen UIKA Bogor, Daiyah, dan pemerhati remaja.
Ustazah Fitriani dalam pemaparannya menjelaskan agar seluruh peserta melatih diri untuk bersabar dan menundukkan hawa nafsu sejak bulan Sya’ban.
“Yakinkan kepada diri, bismillah Ramadan ini tidak ada istilah balas dendam. Untuk itu, harus Latihan menundukkan hawa nafsu sejak bulan syaban dan melatih diri agar sabar dari makan dan minum, melatih diri dalam ketaatan dan menghindari maksiat. Begitulah orang-orang yang beriman mencari kenikmatan,” ungkap alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta tersebut.
Di materi yang berbeda, Ustazah Dewi Suriyani menuturkan agar peserta memperbaiki ibadah karena dapat memengaruhi jiwa dan ketenangan hati.
“Kita perlu tahu bahwa sebaik-baik healing itu adalah bulan Ramadan. Bulan yang menjadi puncak mengobati jiwa, kembali menghidupkannya dengan kedekatan kepada Allah dan Muraqabatullah (Merasa Selalu Diawasi Allah),” paparnya.
Farah mahasiswa UIKA yang hadir sebagai peserta merasa termotivasi untuk bergabung di kepanitian seperti KARIMAH.
“Baru pertama kali ikut kajian yang pesertanya muslimah semua, dan masya Allah banyak peserta yang hadir, jadi termotivasi juga untuk ikut bergabung di kegiatan kepanitian seperti KARIMAH. Semoga kedepannya akan ada lagi kegiatan yang menarik seperti ini,” pungkasnya.
Hal serupa disampaikan Siti Nurkomalasari yang berasal dari Cigombong Bogor. Ibu Muda yang hadir menjadi peserta ini menyatakan jika majelis ilmu dapat mengarahkannya menjadi pribadi berkualitas mejalani peran sebagai ibu.
“Saya benar-benar sedang mencari teman hijrah, dan majelis ilmu yang mengarahkan saya menjadi ibu yang berkualitas lagi di dunia ini. Saya salut banget dengan anak-anak muda yang ikut kajian ini. Kalau flashback di usia muda saya masih berpikir main, maka beruntunglah ada kajian di Bogor ini dan diikuti anak-anak muda. Semangat untuk menjadi manusia yg lebih berkualitas di mata Allah. Saya setuju di buat grup perdaerah, agar terbentuk menjelis di tiap daerah, agar saya dan teman-teman yang berniat berhijrah bisa ikut bergabung”, terangnya.
Turut hadir perwakilan pengurus Badan Kerohanian Islam Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dan Asisten Kajian Islami UIKA Bogor.
KARIMAH ditutup dengan pemaparan kesan-kesan peserta dan harapan mereka sebagai generasi muda dalam menghidupkan kegiatan keilmuan Islam.