Artikel ke-1542
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Mencari ilmu itu ada adabnya; ada aturan dan tata-kramanya; ada urutan-urutannya, agar meraih hasil yang menggembirakan. Yakni, mendapatkan ilmu yang bermanfaat (ilman nafi’an), agar menjadi manusia yang baik dan berguna bagi sesama.
Apalagi mencari ilmu di peringkat Perguruan Tinggi, perlu mendapatkan perhatian dan perlakuan yang benar dan tepat. Sebab, dari bangku Perguruan Tinggi inilah diharapkan akan lahir pada pemimpin dan guru yang mendidik generasi berikutnya.
Maka, sebelum kuliah untuk mendalami ilmu-ilmu fardhu kifayah, siapkanlah adab dan ilmu-ilmu fardhu ainnya! Tanpa landasan adab yang baik, maka pencari ilmu bisa mengalami kebingungan dalam menyusun ilmu-ilmu yang masuk ke dalam dirinya.
Akibatnya, muncul disharmoni dan keresahan dalam jiwa. Ilmu yang masuk dalam dirinya tidak tersusun secara teratur, dan tidak menenteramkan jiwanya. Bahkan, bisa menghasilkan kekacauan ilmu (confusion of knowledge). Padahal, ibarat makanan jiwa, harusnya ilmu itu mengantarkan seseorang untuk mengenal Tuhannya, dirinya, dan juga letak segala sesuatu sesuai dengan harkat dan martabat yang ditentukan Allah.
Untuk membekali para calon mahasiswa dengan adab dan ilmu-ilmu fardhu ain itulah, maka pada 18 Maret 2022, At-Taqwa College Depok meluncurkan program “Pre University Boarding School”. Program ini menekankan pada penguasaan TIGA kompetensi unggulan, yakni: (2) Adab, (2) ketrampilan menulis (3) Islamic Thought and Civilization.
Sejumlah dosen yang dijadwalkan mengajar adalah: Dr. Adian Husaini, Dr. Syamsuddin Arif, Dr. Nirwan Syafrin, Dr. Budi Handrianto, Dr. Muhammad Ardiansyah, Dr. Alwi Alatas, Dr. Tiar A. Bachtiar, Dr. Suidat, Dr. Imam Zamroji, Dr. Rahmatul Husni, Dr. Susiyanto, Ust. Haris Susmana, dan beberapa lainnya.
Ada pun mata kuliah yang disiapkan adalah: Tahsin dan Tahfidz al-Quran, Ibadah, adab harian, Islamic Worldview, Islam dan Pancasila, Orientalisme, Konsep Ilmu dalam Islam, Sejarah dan Filsafat Sains, Reading Text: Islam and Secularism, Sejarah Peradaban Islam, Sejarah Islam di Indonesia, Comparative Religion, Fiqhud Da’wah, Pemikiran Ulama Nusantara, Ulumuddin, Filsafat dan Peradaban Barat, Pendidikan Islam, Pemikiran Kontemporer, Writing Skill& Public Speaking.
Program ATCO Pre-University ini dirancang untuk studi selama setahun. Mahasiswanya harus tinggal di Pesantren. Sebab, yang paling diutamakan adalah proses penanaman adab melalui keteladanan, pembiasaan, dan pendisiplinan ibadah dan akhlak sehari-hari. Begitu juga proses pelatihan ketrampilan menulis akan lebih mudah dan efektif jika dilakukan dengan proses bimbingan dengan para dosen.
Program ATCO Pre-University memiliki keunikan dan keunggulan. Sebab, program ini dirumuskan berdasarkan konsep keilmuan dan pendidikan Islam yang ideal dan didukung oleh para dosen yang berkualitas dan mata kuliah yang sangat diperlukan untuk kesuksesan belajar di Perguruan Tinggi. Program ATCO Pre-University diselenggarakan untuk melengkapi proses pendidikan tingkat SMA yang adakalanya belum berhasil menghasilkan lulusan yang siap memasuki jenjang Perguruan Tinggi, khususnya dalam persoalan adab (akhlak mulia) dan penguasaan ilmu-ilmu fardhu ain.
Padahal, pada jenjang pendidikan tinggi, biasanya yang ditekankan adalah penguasaan ilmu-ilmu fardhu kifayah atau ilmu-ilmu dan ketrampilan lainnya. Bahkan, tak jarang, mahasiswa harus menerima ilmu-ilmu yang bertentangan dengan ajaran Islam. Apalagi, jika dosen-dosennya mendorong mahasiswanya untuk semakin jauh dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Tujuan utama pendidikan dalam Islam adalah untuk membentuk “insan adaby” (manusia yang beradab/berakhlak mulia). Rasulullah saw mengingatkan, bahwa orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang baik akhlaknya. Prof. Syed Naquib al-Attas merumuskan, bahwa hakikat pendidikan adalah penanaman nilai-nilai keadilan dalam diri manusia sebagai manusia, secara berangsur-angsur secara tepat.
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi (universitas) yang ideal itulah maka para calon mahasiswa harus dibekali dengan adab yang baik. Dengan adab yang memadai, maka seorang bisa meletakkan berbagai macam ilmu yang masuk ke dalam dirinya, dengan susunan yang tepat. Sebab, ilmu itu bermacam-macam dan bertingkat-tingkat. Ilmu itu tidak sama derajatnya. Ada yang fardhu ain, fardhu kifayah, sunnah, mubah, dan haram.
Jiwa manusia memerlukan asupan ilmu yang baik, agar bisa memahami tujuan dan makna hidupnya dengan baik. Dengan itu ia memahami bahwa tujuan hidupnya adalah untuk beribadah. Tujuan utamanya untuk meraih kebahagiaan hidup di akhirat, tetapi tanpa lari dari kehidupan dunia.
Mungkin ketika duduk di bangku SMA, seorang pelajar telah dijejali dengan bermacam ilmu yang tidak mengantarkannya kepada pemahaman dan keyakinan yang benar. Atau, bahkan mungkin telah begitu banyak ilmu-ilmu yang salah terlanjur masuk dan bersemayam dalam pemahamannya. Akibatnya, ia tidak mampu memahami realitas dengan benar dan sering dilanda kegalauan hidup.
Inilah pentingnya adab yang kuat, sebelum memasuki bangku kuliah. Seorang yang memiliki adab yang baik, insyaAllah akan tenang hidupnya, mulia akhlaknya, semakin cinta ilmu dan cinta ibadah, serta berjuang keras untuk terus meraih ilmu yang bermanfaat.
Seorang beradab, pasti memahami bahwa ilmu adalah perangkat utama untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Tanpa adab, pikiran kacau, jiwa resah, dan program hidupnya berujung pada kerusakan. Kata Ibdullah Ibnul Mubarak, adab itu porsinya dua pertiganya agama. Imam Syafii rahimahullah, mengejar adab seperti seorang ibu yang mencari anak satu-satunya yang hilang!
Jadi, lebih baik adab dikuatkan, sebelum memasuki bangku kuliah, sehingga tidak menyesal ke kemudian hari. Wallahu A’lam bish-shawab. (Depok, 25 Mei 2023).
Artikel ini diambil dari Pojok 1000 Artikel Pilihan Adian Husaini di www.adianhusaini.id.
informasi berlangganan: Admin: 085882930492
Pantau juga, channel Sosial Media Kami:
Fanpage: https://www.facebook.com/adianhusainiTV/
Youtube: www.youtube.com/c/adianhusainitv