Sekalipun Perang Uhud telah berakhir, tetapi misi dan tugas para pemanah melindungi punggung kaum Muslimin belum berakhir.
Syekh Dr. Adham Syarqawi hafizhahullah Penerjemah: Ust. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc hafizhahullah Kaum Quraisy keluar dari Perang Badar dengan kekalahan telak. Islam telah menghancurkan harga diri mereka, dan para pemimpin kekafiran yang paling terkemuka terbunuh di perang ini. Oleh karena itu, Perang Uhud bukan sekadar babak kedua dalam pertarungan antara kebenaran dan kebatilan. Bagi kaum Quraisy, itu berarti balas dendam. Namun, bagi kaum Muslimin, mereka akan mengalami salah satu pelajaran paling mendalam dalam sejarah Islam! Nabi shallallahu alaihi wasallam melihat sisi kanan pasukan Quraisy, yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, dan khawatir mereka akan menyerang balik kaum Muslimin dari balik gunung, menjebak mereka dalam posisi terdesak. Nabi shallallahu alaihi wasallam menempatkan tujuh puluh pemanah di bukit dan memberi mereka perintah militer yang jelas: Jangan tinggalkan posisi kalian. Jika kalian melihat kami kalah, jangan bantu kami. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung dengan kami! Pertempuran dimulai, dan kaum Muslimin tampil mengagumkan. Kaum Quraisy merasakan sebagian dari apa yang mereka alami di Badar. Pasukan mereka melarikan diri, dikejar oleh kaum Muslimin. Kemudian, para pemanah di bukit mengira pertempuran telah selesai, sehingga mereka turun, mencari bagian kemenangan dan harta rampasan perang mereka. Kemudian, apa yang ditakutkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam terjadi. Khalid melakukan serangan balik hingga kaum Muslimin berada dalam posisi terjepit. Kemenangan mereka berubah menjadi kekalahan, dan mereka mendapat pelajaran yang sangat berharga: Umat ini tidak akan pernah meraih kemenangan kecuali dengan menaati perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam dan pemimpinnya! Sekalipun Perang Uhud telah berakhir, tetapi misi dan tugas para pemanah melindungi punggung kaum Muslimin belum berakhir. Berbahagialah mereka yang membela agama ini, setiap orang di pos dan bidangnya masing-masing. Berbahagialah mereka yang "menggenggam bara api", menolak untuk tunduk atau berubah haluan. Setiap kali merasa lemah, mereka menguatkan jiwa dengan suara Nabi shallallahu alaihi wasallam yang memanggil mereka: "Jangan beranjak dari tempat kalian!" Jangan Beranjak Dari Tempat Kalian! Para ibu dan emak-emak yang mendidik anak-anaknya untuk shalat, berpuasa, dan berakhlak mulia: Sesungguhnya kalian telah melindungi punggung kami. Jangan beranjak dari tempat kalian! Para ayah yang bertanya kepada anak-anaknya tentang hafalan Juz Amma sebagaimana mereka bertanya tentang nilai sekolah mereka: Sesungguhnya kalian telah melindungi punggung kami. Jangan beranjak dari tempat kalian! Para guru yang percaya bahwa jika generasi ini dibesarkan dengan baik, akan melahirkan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali lainnya: Sesungguhnya kalian telah melindungi punggung kami. Jangan beranjak dari tempat kalian! Para karyawan yang bekerja secara profesional, jujur dan sungguh-sungguh, serta bertakwa kepada Allah di hadapan para manajer mereka: Sesungguhnya kalian telah melindungi punggung kami. Jangan tinggalkan posisi kalian! Para insinyur yang membangun jembatan dan mengaspal jalan tanpa penipuan, korupsi, atau transaksi yang meragukan: Sesungguhnya kalian telah melindungi punggung kami. Jangan tinggalkan posisi kalian! Para gadis yang berhijab dan menjaga kesucian diri, yang mendidik diri mereka sendiri untuk persiapan membesarkan anak-anak mereka: Sesungguhnya kalian telah melindungi punggung kami. Jangan tinggalkan posisi kalian! Anak-anak muda yang menghadiri shalat Subuh berjamaah, majelis-majelis hadits, dan pusat-pusat Al-Qur'an: Sesungguhnya kalian adalah gudang senjata Islam yang paling ampuh dan efektif. Jangan tinggalkan posisi kalian! Jika kita masing-masing merenungkan posisinya, kita akan menyadari bahwa kita adalah seorang prajurit untuk memperjuangkan agama ini. Para murabbi yang membina para mutarabbi untuk menjaga regenerasi perjuangan dakwah Islam: Sesungguhnya kalian telah menjaga punggung kami. Jangan tinggalkan posisi kalan dalam menyiapkan generasi masa depan! Jika kita berjuang dengan gigih dan setia, kita bisa mengisi celah dan kekosongan yang signifikan dan bisa menangkal bahaya besar. Kita masing-masing berada di posisi yang telah Allah tempatkan untuk kita, dan telah meletakkan di pundak kita tanggung jawab dan amanah. Jangan tinggalkan posisi kalian!