Pak Purbaya Dapat Dukungan Gelombang dari Warganet : Ketulusan yang Menembus Layar

Pak Purbaya Dapat Dukungan Gelombang dari  Warganet : Ketulusan yang Menembus Layar

Seorang guru SMA menulis polos namun jujur: “Hampir setiap hari saya nonton YouTube, selalu saja cari apa kata Menteri Keuangan… asik orangnya dan transparan lagi.

JAKARTA UMMATTV.COM  -  Di tengah derasnya arus informasi digital, ternyata masih ada ruang hangat tempat rakyat dan pemimpinnya bisa “bertemu” tanpa protokol di kolom komentar YouTube pada program Orang Pintar di Garuda TV.  Itulah yang tampak dari serangkaian komentar warganet tentang sosok Pak Purbaya, tokoh publik yang kian mencuri perhatian bukan karena sensasi, tapi karena transparansi dan ketulusannya dalam berbicara.

Acara yang pandu oleh Elly Husin pemimpin redaksi garuda T, tema yang diabahs mengambil judul judul bahasan Rakyat Minta Kaya Sama Purbaya. Elly, dengan tajam bertanya sambil mengomentari hal yang disampaikan pak Purbaya.

Seorang guru SMA menulis polos namun jujur: “Hampir setiap hari saya nonton YouTube, selalu saja cari apa kata Menteri Keuangan… asik orangnya dan transparan lagi. Sehat selalu Pak Purbaya bersama keluarga, ya.”ujar akun  @ubrahannel1971.

Di balik kalimat sederhana itu, ada refleksi tentang hausnya rakyat akan kejelasan. Bukan hanya data ekonomi, tapi juga sikap manusiawi dari seorang pejabat publik.

Komentar lain menggema dengan nada doa dan rasa hormat. “Orang yang baik selalu dipelihara oleh Allah Subhanahu wa ta'ala” tulis seorang warganet, berharap agar kebaikan Pak Purbaya menular ke jajaran pemimpin lainnya. Ada juga yang menilai beliau sebagai “orang visioner” dan “kuliah tingkat dewa” istilah yang lahir dari kekaguman sekaligus rasa bangga, bahwa ekonomi bisa dijelaskan dengan bahasa rakyat.

“Ceplas-ceplos tapi tulus,” begitu kata seorang warganet bernama akun @aranasafa9991. Kalimat yang singkat tapi mengandung makna besar: kejujuran kini menjadi mata uang langka di ruang publik, dan ketika ada pejabat yang berbicara tanpa polesan berlebih, masyarakat merespons dengan cinta yang tulus pula.

Di antara ratusan komentar, benang merahnya jelas: masyarakat rindu pada pemimpin yang berani berpikir, sederhana dalam bertutur, dan jujur dalam bertindak. Mereka bukan hanya menonton, tapi merasa memiliki.

Dan mungkin, di balik semua pujian dan doa itu, terselip satu pesan tak terucap dari rakyat untuk para pengambil kebijakan: tetaplah manusia di tengah kekuasaan. Karena, seperti kata salah satu komentar terakhir “Jangan kecewakan kami, Pak. Tuhan selalu melindungi dan rakyat bersama Bapak selalu.”

Sebuah kalimat sederhana, tapi terasa seperti amanat dari hati bangsa.

Sebelumnya :