UMMATTV, JAKARTA--Tidak kurang dari 90 peserta mengikuti talkshow yang berjudul “Tantangan Pengembangan Lembaga Amil Zakat” melalui Zoom Meeting dan juga YouTube, Kamis (9/6/2022). Talk Show ini diselenggarakan oleh IMZ dan Yatim Mandiri (YM) dalam rangka pembukaan Branch Leader Development Program, atau program pengembangan para pimpinan Cabang LAZ Nasional YM di seluruh Indonesia.
Talkshow yang dipandu Prasetyo Wiobowo, Manager Bisnis and Development IMZ menghadirkan banyak kasus yang suitable untuk didiskusikan. “Meningkatnya kelas menengah muslim dan tingginya kesadaran berzakat jadi peluang untuk Lembaga Amil Zakat (LAZ). Di sisi lain, LAZ perlu menunjukkan diri layak dipercaya oleh donatur dengan pengelolaan yang profesional. Pengembangan cabang sekarang menjadi salah satu strategi yang banyak dilakukan LAZ untuk meningkatkan penghimpunan dan meluaskan penerima manfaat,” ungkap Prasetyo dalam pembukaannya.
Udhi Tri Kurniawan, narasumber yang merupakan GM Pengembangan Cabang Dompet Dhuafa mengungkapkan pentingnya penguatan SDM, sistem, dan jaringan strategis di cabang. Menurut dia, Pengembangan cabang dari segi program bisa dicapai dengan strategi capacity building, asistensi, supervisi, dan Channeling Program. Sedangkan strategi penghimpunan bisa dicapai dengan capacity building, asistensi dan supervisi. Dan untuk strategi pengembangan tata kelola bisa dilakukan dengan standarisasi, asistensi, supervisi, dan capacity building.
Dikatakan Udhi, elemen utama pengembangan cabang itu terdiri dari aspek pengembangan, stakeholder, tahapan, dan skema monitoring evaluasi. Aspek pengembangan cabang itu harus merujuk pada tujuan akhir dan berdasarkan situasi eksisting. Stakeholder harus dilihat siapa saja pihak yang berkepentingan dan apa saja peran mereka.
“Tahapan pengembangan cabang itu harus menentukan tujuan akhir, menyusun tahapan pengembangan dan menentukan indikator dalam setiap tahapan. Sedangkan dalam menentukan skema monitoring evaluasi harus menyesuaikan dengan prinsip adaptasi teknologi, merujuk pada indikator, dan secara periodik harus dilakukan secara offline,” jelas Udhi.
Sementara Direktur IMZ Fathuri Rosidin mengatakan, secara garis besar ada dua kompetensi Kepala Cabang Lembaga Amil Zakat yang mesti menjadi perhatian. Yaitu soft competency dan techical competency. Soft competency dikenal juga dengan istilah managerial competency merupakan kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan mengelola pekerjaan dan people. Contohnya adalah leadership, komunikasi, planning & organizing. Sedangkan technical competency merupakan kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan menyelesaikan teknis pekerjaan. Contohnya adalah accounting, knowledge, dan product management.
“Agar kompetensi bisa dimaksimalkan untuk produktivitas di cabang maka perlu ada perlakuan yang harus dilakukan terhadap SDM cabang seperti butuh perhatian top management termasuk kebijakan dan anggaran pengembangannya, untuk bisa memetakan kompetensi yang akurat kita juga bisa melakukan assessment kompetensi, dan menyelenggarakan long term program agar tercapai comprehensive program,” ujar Fatchuri.
Pada kesempatan ini, Direktur Yatim Mandiri, Mutrofin menyampaikan sharing tentang Program Cabang di Yatim Mandiri. Dalam sharingnya Murtofin menyampaikan bahwa, “Yatim Mandiri sebagian besar programnya masih terfokus kepada anak-anak Yatim Dhuafa, kami dirikan ICM (Insan Cendekia Mandiri) sebagai sarana pendidikan Yatim setingkat SMP dan SMA. Selain itu kami juga mengajak mitra untuk menyelenggarakan program seperti di Yogyakarta baru-baru ini kami kerjasama dengan Pemerintah setempat dan perusahaan membuat program Pengeboran Air, dan banyak lagi aktivitas program yang diselenggarakan baik di pusat dan di cabang.”
“Yatim Mandiri dalam keberjalanannya diharapkan mampu bertransformasi dari fundraising yang sekarang masih 70% retail bisa memperbanyak kanal-kanal digitalnya. Tidak hanya itu, kami fokus juga dengan pengembangan-pengembangan aspek yang berkaitan dengan people development salah satu bukti kami adalah menggandeng IMZ dalam menyelenggarakan kegiatan Branch Leader Development Program Yatim Mandiri,” pungkas Mutrofin.*