Hamba Allah, Bukan Hamba Ramadhan

Hamba Allah, Bukan Hamba Ramadhan

Oleh : Dr. Samsul Basri, S.Si, MEI


Saudaraku fillah,

jika karena Ramadhan engkau menunai ibadah,

kini ia mulai menjauh,

mungkin engkau berkeluh,

mendapati jiwa dalam lusuh melemah,

shalat malam, puasa tadarrus, dan sedekah,

menjadi berat dan amat payah,

lima waktu di masjid tak kuat melangkah,

segeralah berbenah:

karena hati dirundung masalah.


Jika engkau gembira senyum sumringah,

karena banyak hal akhirnya boleh,

bukan karena kembali fitrah,

ini bisa lebih parah.


Pemuja nafsu contohnya,

merasa bebas merdeka,

Ramadhan terasa penjara,

namun setelah lewat masanya,

rencana syahwat jadi agenda utama,

lupa kepada Allah Maha Kuasa,

lupa kematian mengintai sedekat pelupuk mata,

lalu kelak hanya penyesalan tersisa,

atas waktu yang berlalu sia-sia.


Ramadhan memang nikmat,

ilmu terasa melekat,

amal ibadah terasa kuat,

persaudaraan menjadi hebat,

rahmat Allah begitu dekat,

pahala jadi berlipat,


tapi Saudaraku fi’llah,

akhir Ramadhan bukan akhir ibadah,

ia titik tolak untuk melangkah,

melawan musuh yang tak mau mengalah,

yang terus menggoda pantang menyerah,

engkau mesti tetap istiqamah,

bila sejatinya dirimu perindu jannah,

bila karena Allah engkau ibadah.


Allah Maha Kekal dan selamanya tidak menjauh,

RahmatNya meruah.


kelak kematian membalut tubuh,

di bibir kalimat tauhid tertoreh,

kubur bahkan membuat jiwa makin bergairah,

akhirat pintu surga terlihat indah,

itulah sebesar-besarnya hadiah,


dunia singkat dan sementara,

akhirat abadi dan selamanya,

dunia tempat beramal dan berkarya,

bukan tempat berbangga-bangga,

akhirat tempat balasan pahala dan dosa,

bukan lagi untuk bekerja,

harta dan kemewahan dunia akhirnya tak berarti apa-apa,

penyesalan di sana tak lagi punya guna.


bergembiralah engkau wahai Saudara,

karena ruh masih bersemayam di jiwa,

kematian belum menyapa,

dunia masih terasa pesonanya,

maka ingatlah ayat berikut dan jangan lupa,

وتزودوا فإن خير الزاد التقوي.

berbekallah kalian sungguh sebaik-baik bekal menuju ke sana:

takwa yang bersemayam dalam dada.

(QS. 2–197)


MOHON MAAF LAHIR BATHIN

TAQABBALALLAAHU MINNAA WA MINKUM


Sebelumnya :
Selanjutnya :