Parenting : Ayah, Bukan Hanya Tulang Punggung, Tapi Juga Pelukan Hangat

Parenting : Ayah, Bukan Hanya Tulang Punggung, Tapi Juga Pelukan Hangat

Oleh : Arief Riyanto, S.Pd. (founder parentspedia)


Parents, selama ini, banyak dari kita tumbuh dengan sosok ayah yang lebih dikenal sebagai pencari nafkah, dikenal yang tidak terlibat pengasuhan. 

Ayah datang pagi, pulang malam, lalu istirahat atau sibuk dengan hobinya sendiri saat ada waktu libur kerja.

Tapi, kini semakin banyak ayah yang bangkit mengambil peran baru. Ayah menjadi teman, pendengar, sekaligus pelindung emosional bagi anak-anaknya.

Anak-anak tak hanya butuh ibu yang lembut, tapi juga ayah yang hadir secara emosional. 

Kehadiran ayah saat menemani anak belajar, mendengarkan cerita sebelum tidur, atau bahkan sekadar duduk bersama sambil makan, memberi dampak luar biasa bagi rasa aman dan percaya diri anak.

Ayah yang aktif dalam pengasuhan terbukti membantu perkembangan emosi, kecerdasan sosial, dan rasa tanggung jawab anak.

Bahkan, menurut riset psikologi keluarga, bonding yang kuat antara ayah dan anak mengurangi risiko kenakalan remaja.

Mari kita ubah narasi:

Dari "ayah yang jauh dan sibuk" menjadi "ayah yang hangat dan hadir".

Dari "ayah pemarah" menjadi "ayah pendengar".

Dari "ayah pencari uang" menjadi "ayah pembentuk jiwa".

Karena sejatinya, ayah bukan sekadar kepala keluarga tapi juga teladan cinta, keberanian, dan keteguhan hati.

Sebelumnya :