Ingatlah bahwa harta sejati kita adalah apa yang kita bawa menuju akhirat. Maka, berlombalah dalam kebaikan dan bersedekahlah untuk mempersiapkan bekal menuju akhirat
Oleh Aswar Hasan
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
يَقُولُ ابْنُ آدَمَ: مَالِي مَالِي. قَالَ: وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟ (Riwayat Muslim)
Terjemahannya: "Manusia berkata: Hartaku… hartaku! Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Wahai anak Adam, adakah harta milikmu kecuali apa yang kamu makan hingga habis, apa yang kamu pakai hingga rusak, atau apa yang kamu sedekahkan sehingga tersisa (menjadi pahala di akhirat).”
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya, yang telah disepakati sebagai kumpulan hadis autentik oleh mayoritas ulama, dengan status shahih. Hadis ini mengingatkan kita bahwa harta yang sebenarnya milik kita hanyalah yang telah kita manfaatkan, yaitu apa yang telah kita makan hingga habis, apa yang kita pakai hingga rusak, dan apa yang kita sedekahkan sebagai bekal di akhirat kelak.
Adapun harta yang tidak termasuk dalam ketiga kategori ini—yaitu yang tidak dimanfaatkan untuk makan, pakaian, atau sedekah—akan menjadi milik orang lain setelah kita wafat. Hanya amal sedekahlah yang tersimpan sebagai pahala yang kekal dan akan menyertai kita di kehidupan akhirat.
Namun, banyak di antara kita yang terperdaya oleh bayangan harta duniawi. Mereka berkata, "Hartaku… hartaku…" seakan-akan segala yang mereka kumpulkan selama hidup adalah milik sejati mereka yang abadi. Padahal, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengingatkan kita dengan sabda beliau yang penuh hikmah: "Hakekat hartamu, wahai manusia, hanyalah apa yang kamu makan hingga habis, apa yang kamu kenakan hingga usang, dan apa yang kamu sedekahkan sehingga tersisa di sisi Allah."
Betapa seringnya manusia terjebak dalam kesibukan duniawi, menghitung, menimbun, dan menjaga harta yang sejatinya bukan miliknya. Mereka lupa bahwa apa yang mereka makan hanya memberikan tenaga sesaat, pakaian yang mereka banggakan akan lusuh dan hilang pesonanya, dan harta yang tidak mereka manfaatkan akan menjadi beban tanggung jawab di akhirat.
Namun, ada satu jenis harta yang kekal dan tidak sirna oleh waktu, yaitu sedekah kita. Apa pun yang kita berikan untuk kebaikan, meski tampak kecil di mata manusia, akan menjadi besar di sisi Allah. Sedekah ini kelak menjadi cahaya, menjadi penyelamat, dan menjadi saksi atas amal baik yang kita tinggalkan di dunia.
Maka dari itu, wahai jiwa yang sering lupa, sadarlah bahwa harta yang sesungguhnya bukanlah apa yang kita simpan, melainkan apa yang kita gunakan untuk kebaikan. Oleh karena itu, investasikan hartamu untuk kehidupan akhiratmu, karena di sanalah kehidupan yang abadi menantimu. Jangan biarkan waktumu berlalu tanpa meninggalkan jejak amal yang berarti sebagai bekal kehidupan abadi di akhirat.
Ingatlah bahwa harta sejati kita adalah apa yang kita bawa menuju akhirat. Maka, berlombalah dalam kebaikan dan bersedekahlah untuk mempersiapkan bekal menuju akhirat, yang sesungguhnya adalah kehidupan yang kekal. Wallahu a'lam bisawwabe.