Siapa saja yang hatinya tidak tersentuh dengan ayat-ayat Allah dan atau tidak merasa butuh untuk mentadabburinya, boleh jadi hatinya sedang terkunci.
Oleh : Dr. Samsul Basri
Materi ini dikembangkan dari tadabbur Surat Al Anbiya' ayat 1 dan 2. Pada tulisan sebelumnya (bag.1 dan bag.2) telah tersampaikan pelajaran pertama dari ayat pertama di Surat yang mulia inj. Selanjutnya pada tulisan kali ini akan dikaji dan diungkap pelajaran kedua dari ayat kedua. Bukalah mushhaf anda, mari bersama membaca dan mentadabburi ayat kedua surat ini. Allah berfirman,
مَا يَأۡتِيهِم مِّن ذِكۡرٖ مِّن رَّبِّهِم مُّحۡدَثٍ إِلَّا ٱسۡتَمَعُوهُ وَهُمۡ يَلۡعَبُونَ
Setiap diturunkan/didatangkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkannya sambil bermain-main. (Surat Al-Anbiya', Ayat 2)
Perhatikan penggalan ayat berikut, مَا يَأۡتِيهِم مِّن ذِكۡرٖ مِّن رَّبِّهِم مُّحۡدَثٍ (Setiap diturunkan/didatangkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan). Cobalah untuk berfikir dan bertanya, apa tujuan ayat-ayat Allah diturunkan kepada manusia?!
Jika anda ingin mengetahui jawabannya, maka lihatlah mushhaf anda dan bacalah surat Shad (38) ayat 29. Allah yang menurunkan ayat-ayat-Nya menjawab dalam firman-Nya,
كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu (wahai Muhammad) penuh berkah agar mereka (manusia) menghayati ayat-ayat-Nya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran. (Surat Shad, Ayat 29)
Ada dua tujuan Al Qur'an atau ayat-ayat Allah diturunkan :
1. Agar manusia mentadabburi yaitu memikirkan, merenungi, dan menghayati ayat-ayat Allah.
2. Agar manusia ulul albab (manusia yang berakal sehat) mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah dan merealisasikannya dalam kehidupan.
Siapa saja yang hatinya tidak tersentuh dengan ayat-ayat Allah dan atau tidak merasa butuh untuk mentadabburinya, boleh jadi hatinya sedang terkunci. Semoga Allah membuka kuncinya. Dia berfirman,
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ
Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur'an ataukah hati mereka sudah terkunci? (Surat Muhammad, Ayat 24)
Ayat ayat Allah, harus ditadabburi dan diimplementasikan dalam kehidupan. Akan tetapi tidak setiap orang menyadari akan hal tersebut. Sebab itulah manusia terkelompokkan ke dalam tiga kelompok dalam hal perlakuannya atau responnya terhadap ayat-ayat Allah yang sampai padanya. Tiga kelompok manusia itu sudah diperkenalkan oleh Allah di duapuluh ayat pertama surat Al Baqarah. Kelompok mukmin (orang-orang yang beriman) dari ayat 1-5. Kelompok kafirin (orang-orang kafir) ayat 6-7. Dan kelompok munafikin (orang-orang munafik) ayat 8-20.
Ayat ayat yang membicarakan perihal munafikin lebih banyak dari pada perihal kaafirin, agar kita (ummat Islam) menyadari bahwa kaum munafik jauh lebih berbahaya daripada kaum kafirin. Sangat perlu mengenali karakteristik mereka (kaum munafik) agar "kita" mewaspadai makar busuk mereka.
Bagaimana respon orang-orang yang beriman terhadap Al Qur'an?
Bukalah Surat Al Baqarah ayat 121,
ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ يَتۡلُونَهُۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ يُؤۡمِنُونَ بِهِۦۗ وَمَن يَكۡفُرۡ بِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. (Surat Al-Baqarah, Ayat 121)
Syaikh As Sa'di dalam tafsirnya, menjelaskan bahwa orang yang beriman itu jika datang kepada mereka ayat ayat Allah maka mereka bertilawah dengan ayat ayat tsb sebenar benarnya tilawah. Yaitu membacanya dengan kaidah yang benar, mengkaji makna dan kandungannya, mengamalkan ajarannya, menghafalkan dan mendakwahkannya.
Bagaimana respon orang kafir terhadap ayat Allah yang datang kepadanya?
Bukalah surat Yasin (36) ayat 46,
وَمَا تَأۡتِيهِم مِّنۡ ءَايَةٖ مِّنۡ ءَايَٰتِ رَبِّهِمۡ إِلَّا كَانُواْ عَنۡهَا مُعۡرِضِينَ
Dan setiap kali suatu ayat dari ayat-ayat (tanda dari tanda-tanda (kebesaran)) Tuhan datang kepada mereka, mereka selalu berpaling darinya. (Surat Ya-Sin, Ayat 46)
"Berpaling" dengan mengambil sikap menjauh, menolak dan mengingkari adalah respon orang kafir terhadap ayat ayat Allah. Maka orang kafir itu, sawaaun 'alaihim a andzartahum amlaam tundzirhum laa yu'minuun sama saja bagi mereka diberi peringatan atau tidak diberi peringatan tetap saja tidak mau beriman.
Bagaimana respon orang munafik terhadap ayat-ayat Allah yang datang kepadanya?
Nah, inilah pesan penting dari ayat kedua surat Al Anbiya' yang sedang "kita" tadabburi sekarang ini. Ayat tersebut sedang menyindir perangai orang munafik. Bahwa mereka kaum munafik itu membaca al Qur'an bahkan mungkin menghafalnya, duduk bermajelis mendengarkan penjelasan makna dan kandungan ayat ayat Qur'aniyah. Akan tetapi Al Qur'an tidak meresap ke hatinya. Hatinya sedang lalai, tidak serius, dan tidak sungguh sungguh ingin memahami apalagi mengamalkan ayat ayat Allah.
Inilah perbedaan mendasar orang munafik dari orang kafir. Sebab orang kafir menutup mata, telinga dan hatinya dari Al Qur'an sedangkan orang munafik membuka mata dan telinganya untuk al Qur'an tetapi hatinya dibiarkan tertutup. Sebab hatinya hanya terbuka untuk kepentingan dunia saja. Mengenai bahaya kaum munafik ini, insya Allah akan ada tulisan khusus mengenainya. Semoga Allah memudahkan kami menulisnya dan menyampaikan kepada pembaca.
Saking buruknya kaum munafik ini, sehingga Rasulullah mengadu kepada Allah akan perihal sebagian ummatnya yang mengikuti tabiat kaum munafik dalam hal sikap orang munafik terhadap Al Qur'an,
وَقَالَ ٱلرَّسُولُ يَٰرَبِّ إِنَّ قَوۡمِي ٱتَّخَذُواْ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ مَهۡجُورٗا
Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur'an ini diabaikan.” (Surat Al-Furqan, Ayat 30)
Dari tiga kelompok perlakuan manusia terhadap Al Qur'an semoga Allah mengelompokkan saya dan anda di kelompok pertama. (Aamiin)
Tags: sesi tadabbur qur'an, al Anbiyah, bagian 3