Ummattv, Ratusan orang kepung kedutaan besar Tiongkok di Jalan Mega Kuningan No 2, Jakarta Selatan, pada hari selasa (4/4/23). Massa aksi yang tergabung dalam Humanity United Project Indonesia (HUPI) menyuarakan aspirasi terkait kondisi Uighur yang hingga saat ini masih terdiskriminasi oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok. Askan Nor selaku koordinator lapangan menyampaikan dalam orasinya bahwa mereka merasa semakin tersakiti ketika mendengar kondisi terkini bahwa masyarakat minoritas muslim Uyghur di paksa untuk tidak berpuasa.
“Sebagai ummat islam kita merasakan betul bahwa satu muslim dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara. Dan bangunan umat Islam laksana satu batang tubuh, yang jika satu bagiannya sakit, maka bagian yang lain ikut merasakan sakit tersebut. Saat ini diskriminasi bermodus deradikalisasi menuntut agar ummat muslim Uyghur tidak berpuasa”, tutur Askan mengawali orasi.
Lebih lanjut pemuda yang akrab disapa Askan putra daerah yang bersal dari Pasaman Barat ini menyatakan penderitaan muslim uyghur bukan hanya penderitaan ummat muslim, tapi juga penderitaan semua ummat manusia, Karena untuk merasakan penderitaan Uyghur tidak harus menjadi muslim tapi cukup menjadi manusia.
“Kawan-kawan penderitaan muslim Uyghur bukan hanya penderitaan kita ummat muslim, tapi juga penderitaan setiap manusia yang masih punya hati Nurani dan pikiran yang sehat”, pungkasnya.
Hasman Juntak juga mengingatkan bahwa Indonesia selalu berdiri untuk mewujudkan kemanusian yang beradab dan penghapusan penjajahan karna tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
“Mari kita ingat dalam pancasila pasal 2 bahwa kitab ber-ikrar menjungjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab serta menentang segala bentuk penjajahan, terkhusus pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) yang terjadi di Uyghur karna tidak sesuia dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan”, tuturnya secara lugas.
Hasman sebagai Pimpinan HUPI mengatakan bahwa turun aksi untuk menggalang suara kebenaran adalah salah satu Langkah pasti.
“Aksi 7 Juli 2022 di Kedubes China kita lakukan, kini 2023 kita Kembali mengajak masyarakat untuk menyampaikan suara kebenaran sebagai langkah kongkrit dan pasti untuk mendorng kedamaian”, harapnya.
Adapun tuntutan aksi meraka mencakup 4 point yaitu ;
Menuntut Pemerintah China berikan kebebasan dalam melaksanakan Ibadah dan Puasa Ramadhan
Menuntut pemerintah China menghentikan genosida dan diskriminasi etnis uighur
Menuntut keterbukaan informasi dan akses investigasi lembaga independen
Mendesak pemerintah China menjamin kebebasan beragama dan penghentian penghancuran (alih fungsi rumah ibadah/masjid)
Sebagai informasi Tidak kurang dari (diperkirakan) 1 juta muslim Uyghur ditahan paksa dan dijebloskan ke dalam kamp konsentrasi tersebut – dengan dugaan kuat bahwa di dalam sana mereka dipaksa menjadi tenaga kerja tanpa hak-hak yang diberikan dengan sepadan, apalagi informasi yang menyatakan di dalam kamp-kamp tersebut juga terjadi pemasungan kebebasan beragama,
Aksi berlangsung damai yang di mulai pukul 14.00 s/d 16.00, meskipun dalam keadaan berpuasa peserta tidak patah semangat untuk mengikuti aksi tersebut dan bubar dalam keadaan damai dan tertip.