Seringkali berbanding terbalik dengan jaman sekarang, dimana teknologi pengawetan berkembang pesat, justru semakin banyak orang yang "alergi" makan daging ketika hari raya kurban tiba, terutama daging kambing.
Idul adha adalah momen berbagi, ini ditandai dengan syari'at berkurban di hari raya. Hari tersebut dan tiga hari tasyriq setelahnya dinyatakan sebagai hari makan-minum dan berzikir.
Bahkan menurut Imam Nawawi disebut Hari Tasyriq karena Tasyriq itu artinya adalah mendendeng atau menjemur daging kurban di bawah terik matahari. Artinya, daging kurban yang telah dibagikan, kemudian dikeringkan sebagai cara pengawetan masa silam agar dapat dimakan sebagai stok selama beberapa waktu.
Seringkali berbanding terbalik dengan jaman sekarang, dimana teknologi pengawetan berkembang pesat, justru semakin banyak orang yang "alergi" makan daging ketika hari raya kurban tiba, terutama daging kambing. Alasannya, kolesterol, darah tinggi, dan beberapa penyakit lainnya. Bahkan sebagian kalangan menjadi vegetarian permanen karena mau sehat.
Oleh karenanya ada baiknya kita kembali melihat bagaimana Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam tetap sehat walau suka makan daging. Bagaimana prinsipnya menurut ahli dan para ulama? Bagaimana cara mengolahnya dan menetralisir efek tidak menyenangkan setelah makan daging? Insya Allah kita bahas semua di kajian Inspirasi Sehat berjudul "Konsumsi Daging Ala Rasulullah shalallaahu'alaihi wasallam."
Kajian akan disampaikan langsung oleh salahseorang yang mendalami kajian kesehatan modern, dan menekuni literatur - literatur kesehatan nabawi. Beliau adalah Joko Rinanto, S.Farm yang telah menulis buku "Keajaiban Resep Obat Nabi shallallaahu'alaihiwasallam". Catat waktunya, Selasa 19 Juli 2022, pukul 16.30 - 17.30 WIB. Pendaftaran dan link zoom : https://bit.ly/KonsumsiDaging. Daftar dan ikutan yuuk!. Kontak ya : wa.me/628119745900.[]
Tags: IIMF, Konsumsi Daging