UMMATTV JAKARTA--Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (PRK) MUI Pusat bekerjasama dengan IDF MUI, KPEU MUI, Pinbas MUI, dan AdibFood menyerahkan bantuan kepada 10 Muslimah Preneur. Program Muslimah Preneur sudah dimulai sejak Agustus Tahun lalu bertempat di Masjid Al-Barqah, Jakarta Selatan. Tujuan kegiatan ini memberikan kiat memulai usaha sehingga seorang muslimah khususnya ibu bisa menjadi enterpreneur sukses.
“Kami melakukan seleksi darii 35 ormas untuk mendapatkan manfaat, IDF memberikan bantuan sebanyak 30 juta berupa freezer dan isinya berupa froozen food dari AdibFood senilai 2 juta, dan Sekretaris KPEU Ahmad Suaedi senilai 1 juta,” ujar Ketua Panitia Kegiatan ini Arovah Windiari, Senin (21/09) secara virtual melalui aplikasi Zoom.
Dia menyampaikan, seleksi terhadap sepuluh muslimah preneur tersebut melalui dua tahap seleksi. Pertama adalah seleksi administrasi dan kedua survei lapangan.
Ketua MUI Bidang PRK, Prof. Amany Lubis dalam sambutannya berharap, program mendorong muslimah preneur seperti ini diperlukan untuk membantu memulihkan suasana sosial dan ekonomi bangsa akibat pandemi. Dia juga berharap, program seperti ini bisa menjadi penopang ketahanan keluarga di rumah.
“Jangan disangka ini kecil, kegiatan ini sangat besar artinya karena kita ingin membantu muslimah preneur berkiprah di masyarakat dan kita semua semangat mencontohkan semangat dan prestasi kita,” ujar Rektor UIN Jakarta ini.
Ketua MUI Bidang Pengembangan Ekonomi Umat, Lukmanul Hakim menyampaikan, program seperti ini penting untuk terus mendorong usaha mikro. Meskipun dia menyampaikan data bahwa usaha besar di Indonesia di bawah 0,01 persen dan berpengaruh, namun dia yakin di masa mendatang usaha mikro ini yang selama ini jumlahnya banyak sekali, juga memberikan dampak terhadap perekonomian negara.
“Ini tentu akan menjadi prioritas kita dan memperkuat posisi ekonomi umat Islam, khususnya rumah tangga,” katanya.
“Selama ini roda ekonomi berbasis rumah tangga belum mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak, mudah-mudahan dari acara hari ini bisa menjadi satu tonggak,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekjen MUI Buya Anwar Abbas saat membuka acara tersebut mengatakan, sudah saatnya PRK atau ormas Islam mendata sosok-sosok muslimah preneur sehingga bisa membentuk jejaring yang luas.
“Kalau ini bisa kita galang dan kita olah dalam sebuah big data, maka akan menjadi dahsyat sekali, karena boleh dikatakan ekonomi bisnis ini, mereka mensuplly apa yang kita butuhkan dan kita inginkan, maka umat harus hijrah dari konsumen menjadi produsen,” katanya.
“Kalau kita ingin menjadi orang yang kaya, maka mediumnya adalah bisnis. Kita ingin mencetak muslimah preneur yaitu kaum perempuan yang mau menantang risiko. Semakin tinggi risiko yang kita hadapi, semakin besar return yang kita peroleh,” paparnya. *