Ketika khutbah disampaikan sesuai dengan konteks jamaah, pesan dakwah akan lebih mudah diterima dan diamalka
BOGOR UMMATTV.COM Khutbah bukan sekadar rangkaian kata yang diucapkan di atas mimbar. Ia adalah amanah, pesan moral, sekaligus sarana membangunkan kesadaran umat. Hal inilah yang menjadi penekanan utama dalam materi Public Speaking yang disampaikan oleh H. Cahyadi Pakeh, M.M. di hadapan peserta Pelatihan Dai Lingkungan Hidup
Acara yang di gagas okeh UPZ Masjid Al Khurriyah SB IPB Bekerjasama dengan UPZ Kemenag Kota Bogor ini , berlangsung pada Rabu, (24/12/2025) bertempat di Aula Gardenia Sekolah Bisnis IPB (SB IPB), Jalan Pajajaran, Kota Bogor.
Di hadapan sekitar 50 an dai dan khatib, Cahyadi menegaskan bahwa efektivitas khutbah tidak hanya ditentukan oleh kuatnya dalil, tetapi juga oleh cara pesan itu disampaikan dan sejauh mana ia menyentuh realitas jamaah.
Menentukan Isu Utama yang Relevan
Salah satu kesalahan umum dalam khutbah adalah memuat terlalu banyak pesan dalam waktu yang terbatas. Karena itu, khatib atau dai perlu menentukan satu isu utama yang paling penting, aktual, dan dekat dengan kehidupan jamaah. Isu lingkungan hidup, kepedulian sosial, kejujuran, atau tanggung jawab sebagai hamba Allah dapat menjadi tema yang kuat jika dikemas dengan tepat.
Khutbah yang fokus akan lebih mudah dipahami dan diingat.
Menurut Cahyadi, tujuan utama khutbah adalah membangun kesadaran, bukan menghakimi atau menyudutkan. Jamaah datang dengan beragam latar belakang dan kondisi batin. Oleh karena itu, bahasa khutbah seharusnya mengajak, menenangkan, dan memberi harapan—bukan menekan apalagi menakut-nakuti.
Dai yang baik adalah mereka yang mampu menyentuh hati, bukan sekadar meninggikan suara.
Mengelola Suara dan Ekspresi
Dalam public speaking, suara adalah instrumen utama. Khatib perlu memahami kapan harus berbicara tegas, kapan melembutkan intonasi, dan kapan memberi jeda. Penekanan suara pada pesan utama akan membantu jamaah menangkap esensi khutbah, sekaligus menjaga perhatian mereka tetap terjaga.
Penampilan yang Pantas dan Membangkitkan Semangat
Pakaian juga menjadi bagian dari komunikasi. Busana yang rapi, sopan, dan nyaman akan menciptakan suasana positif, baik bagi khatib maupun jamaah. Penampilan yang baik mencerminkan kesiapan dan kesungguhan dalam menyampaikan amanah dakwah.
Alat Bantu sebagai Penjaga Alur Pesan
Membawa catatan kecil, poin-poin khutbah, atau referensi penting bukanlah tanda ketidaksiapan. Justru sebaliknya, hal itu menunjukkan profesionalisme dan tanggung jawab agar pesan khutbah tersampaikan dengan runtut dan tidak melenceng dari tujuan utama.
Mengenali Jamaah sebagai Kunci Dakwah Bekal terpenting bagi seorang dai adalah mengenali jamaahnya. Khutbah di perkotaan tentu berbeda dengan di pedesaan. Jamaah yang dihadapi para dai lingkungan hidup juga memiliki kepekaan tersendiri terhadap isu alam, keberlanjutan, dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi.
Ketika khutbah disampaikan sesuai dengan konteks jamaah, pesan dakwah akan lebih mudah diterima dan diamalkan.
Pelatihan Dai Lingkungan Hidup ini menjadi pengingat bahwa dakwah membutuhkan ilmu, empati, dan keterampilan komunikasi. Dengan menguasai teknik public speaking yang baik, para dai dan khatib di Bogor dan sekitarnya diharapkan mampu menyampaikan khutbah yang efektif, mencerahkan, dan menggerakkan.