UMMATTV, TANGERANG--Pengasuh Pesantren Al-Falahiyyah Tangerang KH Saefu Zaman, Lc mengatakan pesantren merupakan lembaga yang mengajarkan nilai-nilai moderat atau wasathi.
Hal ini ia disampaikan pada Dialog Khatib Moderat bertema Moderasi Beragama dan Memperkuat Ukhuwah Kebangsaan di tengah Pandemi yang diselenggarakan Wadah Silaturohim Khatib Indonesia (Wasathi) secara hybrid, Ahad (29/8/2021). “Pesantren hadir unutk mendidik umat untuk menjadi umat yang moderat,” kata Kiai Saefu.
Menurut Kiai Saefu, wasathi diambil dari suatu kata dari ayat Alquran, “Wakadzalika ja’alnaakum ummatan wasatha”. Yaitu diambil dari kata wasatha.
“Wasathan adalah seseorang yang memiliki ilmu dan amal, Namun dalam bahasa modern biasa dikenal dengan moderasi. Washata dapat diartikan sebagai orang yang memiliki ilmu dan mengamalkannya,” terang Kiai Saefu.
Di lembaga pesantren, lanjut Kiai Saefu, selain mencari ilmu para santri juga dituntut untuk mengamalkan ilmu yang diperolehnya. Para santri diajarkan untuk mengemban tugas sebagai khatib, yakni menyampaikan pesan wasathi.
“Jadi, khatib yang moderat harus memiliki ilmu yang mempuni serta mengamalkannya yaitu berdakwah menyampaikan pesan moderasi,” ujar dia.
Diungkapkan Kiai Saefu, pondasi pendidikan Islam adalah ilmu dan amal sedangkan pondasi pendidikan Barat hanya ilmu. Sehingga bisa dikatakan, pendidikan Islam berorientasikan pada dunia akhirat, sementara pendidikan Barat hanya berorientasi pada kemapanan duniawi
"Jika dilihat cara pandang Barat adalah sekuler. Sekulerisasi yaitu pemisahan antara agama dan negara, sedangkan pada dunia Islam sifatnya bercampur seperti dicontohkan Rasul,” jelas Kiai Saefu.
Rasulullah bukan hanya seorang rasul melainkan juga seorang negarawan, ekonom, dan ahli perang. Islam pada zaman dahulu sangat menguasai teknologi dan kemajuan pada ilmu pengetahuan
“Pada zaman kekhalifahan Bani Umayyah dan Bani Abbasyiah tercetak ratusan bahkan ribuan pakar ilmu pengetahuan dan para dokter dengan keahliannya masing-masing,” kata dia.*