Kapal Global Sumud Flotilla Dibajak Israel, Ratusan Aktivis Internasional Ditahan

Kapal Global Sumud Flotilla Dibajak Israel, Ratusan Aktivis Internasional Ditahan

Kamis (2/10), otoritas Israel telah menahan 497 aktivis, termasuk tokoh internasional seperti aktivis iklim Greta Thunberg dan  Afrika Selatan Mandla Mandela.

JAKARTA UMMATTV.COM - Misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla yang berlayar menuju Gaza berakhir ricuh setelah pasukan Israel mencegat dan menahan ratusan aktivis internasional di perairan internasional. Armada yang terdiri dari 50 kapal dengan lebih dari 500 aktivis dari 46 negara itu ditahan pada 1–2 Oktober 2025.

Kronologi Pengepungan

Pada Rabu (1/10) pagi, armada flotilla mulai memasuki zona berisiko sekitar 120 mil dari Gaza. Aktivitas mereka terpantau drone dan kapal asing yang tidak dikenal.
Malam harinya, kapal Alma, Sirius, dan Adara dicegat pasukan Israel. Siaran langsung dari kapal tersebut terputus tiba-tiba. Kapal Mikeno dilaporkan disemprot meriam air, sementara kapal Florida ditabrak hingga mengalami kerusakan. Dari 50 kapal, sedikitnya 14 mengalami kondisi darurat dan 8 kapal diserang.

Hingga Kamis (2/10), otoritas Israel telah menahan 497 aktivis, termasuk tokoh internasional seperti aktivis iklim Greta Thunberg dan anggota parlemen Afrika Selatan Mandla Mandela. (Cucu Nelson Mandella).

Klaim dan Bantahan

Pemerintah Israel menuding misi flotilla memiliki keterkaitan dengan Hamas melalui organisasi PCPA, serta menyebutnya sebagai aksi provokasi politik.
Sebaliknya, panitia flotilla membantah keras tuduhan tersebut. Mereka menegaskan misi ini sepenuhnya bertujuan kemanusiaan untuk menembus blokade Gaza yang telah berlangsung 18 tahun.

Gelombang Reaksi Global

Insiden ini memicu gelombang protes di berbagai belahan dunia. Ribuan orang turun ke jalan di Paris, Berlin, dan Brussels, sementara Italia menggelar mogok nasional di pelabuhan Genoa. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez mengecam keras blokade Israel. Presiden Kolombia Gustavo Petro bahkan mengambil langkah tegas dengan mengusir diplomat Israel dan membatalkan perjanjian perdagangan bebas (FTA).

Di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, aksi demonstrasi berlangsung di Istanbul, Ankara, Athens, dan Tunis. Negara-negara lain, termasuk Meksiko, Australia, dan Irlandia, meminta perlindungan terhadap warganya yang ikut dalam misi flotilla.

Dampak dan Situasi Terkini

Penahanan hampir seluruh aktivis membuat bantuan kemanusiaan untuk Gaza tertunda. Situasi ini kini berkembang menjadi krisis global, dengan solidaritas dan protes internasional yang semakin meluas.

Tim Media Global Peace Convoy Indonesia menyatakan akan terus memantau perkembangan dan melaporkan kabar terbaru terkait nasib para aktivis yang masih ditahan di Israel.


Sebelumnya :