Oleh : Muhammad Yusran Anshar hafizhahullah
(Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah/Pengurus MUI Komisi Fatwa)
Hari ini Rabu, 9 Zulhijah 1444 H di negeri kita bertepatan dengan tanggal 28 Juni 2023 M.
Berikut ini beberapa amal saleh yang sebaiknya dilakukan pada hari mulia ini:
Pertama: Puasa
Abu Qatadah al-Anshari radhiyallahu anhu berkata ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam ditanya tentang keutamaan puasa Arafah (9 Zulhijjah), maka beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda:
«يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ»
“Menghapuskan dosa tahun lalu dan yang setelahnya.” (H.R. Muslim, no. 1162)
Kedua: Memulai takbir muqayyad (setiap selesai salat-salat wajib)
Takbir muqayyad dimulai sejak selesai salat Subuh di tanggal 9 Zulhijah hingga bakda Ashar tanggal 13 Zulhijah (hari terakhir dari hari-hari Tasyriq)
▪️ Sahabat yang mulia Ali radhiyallahu anhu mulai bertakbir sejak (selesai) salat Subuh pada hari Arafah (9 Zulhijah) hingga waktu Ashar pada akhir hari Tasyriq, beliau bertakbir setelah salat Ashar dan setelah itu beliau menghentikan.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (1/488) dan Ibnu al-Mundzir dalam Al-Ausath (4/300)]
▪️Atsar dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu juga menyebutkan bahwa bahwa beliau bertakbir sejak selesai shalat Shubuh pada hari Arafah hingga usai salat Ashar dari hari-hari berkurban. [(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari al-Aswad (no. 5633)]
▪️ Imam Ahmad rahimahullah ditanya, “Hadis apa yang anda jadikan dalil disyariatkannya takbiran (setiap selesai shalat) sejak selesai shalat Shubuh di hari Arafah hingga hari terakhir di hari-hari Tasyriq?”. Beliau menjawab, “Ijmak yang disepakati oleh para sahabat: Umar, Ali, Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhum.” [Lihat: Al-Mughni (2/292)]
Ketiga: Memperbanyak Doa
Dari Abdullah bin 'Amr bin Ash radhiyallahu anhuma, sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
«خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ»
“Sebaik-baik doa adalah doa hari Arafah (9 Zulhijah). Sebaik-baik yang aku ucapkan dan para Nabi sebelumku: Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa alaa kulli syai’in qadiir.” (HR. Tirmizi, no. 3585 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani).
Keutamaan berdoa ini tentu saja berlaku bagi mereka yang wukuf di Arafah dan sebagian ulama Salaf di antaranya Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma, Amru bin Huraits radhiyallahu anhu, Hasan al-Bashri, Muhammad bin Waasi’ dan Yahya bin Ma’in rahimahumullah memandang berlaku secara umum bagi siapa saja yang berdoa di hari Arafah/9 Zulhijjah, wallahu a’lam (Lihat: Al-Mughni 2/129).
Tags: Hari Arafah, 9 Zulhijjah