UBN : Bilang Tidak Ada Hubungan Indonesia – Palestina, Dia Bodoh Sejarah

UBN : Bilang Tidak Ada Hubungan Indonesia – Palestina, Dia Bodoh Sejarah

UBN : Bachtiar Nasir mengungkapkan, bahwa jauh sebelum negara Indonesia dilahirkan, hubungan Palestina dan Nusantara sudah terjalin dengan sangat baik. “Walisongo telah mengenalkan keutamaan Palestina beserta masjid al-Aqsha kepada umat muslim di Jawa, pulau yang dijadikan sebagai basis dakwah mereka.

UMMATTV.ID JAKARTA - Bantuan kemanusiaan yang diberikan umat muslim Indonesia kepada rakyat Palestina telah hampir mencapai seratus milyar rupiah, hanya dalam waktu beberapa hari saja. Bantuan tersebut disalurkan melalui sejumlah lembaga kemanusiaan yang tergabung dalam Baznas Republik Indonesia. Hal ini merupakan fenomena baik yang patut dibanggakan. Namun sangat disesalkan, ternyata ada segelintir orang yang nyinyir, apalagi sampai mengatakan, “Buat apa Palestina dibantuin? Kan gak ada hubungannya sama Indonesia?” Orang seperti ini jelas bodoh dalam sejarah.

Demikian pernyataan pimpinan MUIMI Pusat, Dr. KH. Bachtiar Nasir, Lc., MM. pada konferensi pers sosialisasi program “Indonesia Bela Palestina” di auditorium Islamic Center AQL, Tebet, Jakarta Selatan, pada Jumat siang (28/5). Dalam konferensi pers tersebut, Bachtiar Nasir didampingi sejumlah tokoh Islam nasional, seperti KH. Muhammad Zaitun Rasmin (Wahdah Islamiyah), KH. Fadlan Garamathan (AFKN), dan KH. Fahmi Salim (Muhammadiyah). Sementara itu, Wakil Ketua MPR-RI, Dr. KH. Hidayat Nur Wahid juga hadir secara daring melalui aplikasi zoom.

Bachtiar Nasir mengungkapkan, bahwa jauh sebelum negara Indonesia dilahirkan, hubungan Palestina dan Nusantara sudah terjalin dengan sangat baik. “Walisongo telah mengenalkan keutamaan Palestina beserta masjid al-Aqsha kepada umat muslim di Jawa, pulau yang dijadikan sebagai basis dakwah mereka. Malah salah satu tokoh walisongo terkemuka, Sunan Kudus menamai masjid raya di pusat kota Kudus, dengan nama Masjid al-Aqsha,” kata Ketua GNPF-MUI tersebut.

Selanjutnya, menurut Bachtiar Nasir, beberapa abad lamanya para ulama dan da’i Nusantara memotivasi umat muslim setempat, agar tidak hanya mengunjungi Mekkah dan Madinah saja, tetapi juga mengunjungi Baitul Maqdis (Palestina), kota tempat dilahirkannya para nabi. “Apalagi Nabi Muhammad saw. telah bersabda, bahwa pahala sekali shalat di masjid al-Aqsha di Baitul Maqdis setara dengan pahala seribu kali shalat di masjid-masjid lainnya, kecuali masjid al-Haram dan masjid Nabawi,” ujar alumni Universitas Islam Madinah ini.

Di zaman pergerakan kemerdekaan pun, kata Bachtiar Nasir, pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari mendeklarasikan bahwa tanggal 27 Rajab ditetapkan sebagai hari al-Aqsha. “Sebab pada tanggal tersebut di abad keenam miladiyah, Nabi Muhammad saw. melakukan Mi’raj dari masjid al-Aqsha ke sidhratul muntaha untuk menerima perintah shalat fardhu secara langsung dari Allah swt.,” kata Bachtiar Nasir.

Sejarah pun kembali mencatat, kata Bachtiar Nasir, setelah merdeka pun Indonesia juga aktif memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui berbagai forum diplomatik. “Pemerintah kita, dari zaman Bung Karno sampai sekarang ini, tetap satu suara, yaitu tidak mengakui negara palsu Israel dan akan selalu membantu Palestina agar dapat dilepaskan dari penjajahan. Karena penjajahan memang tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan dan keadilan seperti ditulis dalam pembukaan konstitusi kita (UUD’45),” pungkas Bachtiar Nasir. (Emnorha)


Sebelumnya :
Selanjutnya :