Khotbah Jumat: Bahaya Memutuskan Silaturrahim

Khotbah Jumat: Bahaya Memutuskan Silaturrahim

Oleh Ustaz Bachtiar Nasir


- Diantara prinsip dasar sistem sosial Islam adalah membangun jalinan masyarakat muslim yang harmoni bagai satu tubuh. Ikatan persaudaraan yang terbangun sampai pada tingkatan jika salah satu organ ada yang sakit maka seluruh tubuh ikut merasakannya dan menjadi demam.

- Kelompok sosial yang mendapat prioritas utama untuk diperhatikan adalah kerabat serahim dan senasab keturunan. Merekalah yang pertama mendapatkan hak-hak persaudaraan Islam. Sebagaimana mereka pula yang berhak mendapatkan hubungan kasih sayang. 

- Berlaku buruk dan mengabaikan hak-hak kerabat serahim dan senasab adalah sifat orang-orang yang merugi dalam hidupnya karena telah memutuskan hubungan yang Allah perintahkan untuk disambung. Bahkan pelakunya digolongkan sebagai perbuatan jahat dan berdosa besar.


- Siapakah Alarham yang berhak mendapatkan prioritas hubungan silaturrahim?

Mereka adalah kerabat dari jalur ayah dan jalur ibu. Ayah, ibu, kakek dan nenek adalah Alarham. Anak- anak dan cucu-cucu dari jalur mereka semua adalah Alarham. Saudara-saudara kandung, paman, bibi dan anak keturunan mereka adalah Alarham.

Mereka semualah yang dimaksud oleh Allah sebagai Ulul Arham (serahim dan senasab).


... ۚ وَأُولُو الْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَىٰ بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ [الأنفال : 75]


"Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Alanfal: 75)


Apa saja bentuk pemutusan silaturrahim?

- Menjauhi pergaulan dengan mereka

- Enggan mengunjungi mereka

- Tidak menghadiri undangan mereka

- Menolak membantu mereka

- Tidak ikut meringankan beban mereka 

- Tidak memprioritaskan menyambung hubungan dengan mereka padahal mereka lebih berhak untuk dihubungi


Beberapa bahaya memutuskan silaturrahim:

1. Dilaknat Allah dan akan dituliskan dan dibutakan diakhirat kelak.

Wahai anakku janganlah bergaul dengan pemutus silaturrahim karena aku dapati dalam Alquran mereka dilaknat Allah (Ali bin Husein)


قال الله تعالى: { فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ . أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ } . (سورة محمد:32-33).


{وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ} (الرعد:25)


2.  Ditetapkan Allah sebagai orang Fasiq dan Merugi:

قال الله تعالى: {وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ * الَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِن بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ} (البقرة:26-27)



3. Disegerakan azabnya di dunia dan apa yang telah disiapkan di akhirat.


فعن أبي بكر رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "ما من ذنب أجدر أن يعجل الله لصاحبه العقوبة في الدنيا مع ما يدخر له في الآخرة من البغي وقطيعة الرحم " . (رواه ابو داود والترمذي وابن ماجه).


 4. Diharamkan masuk Surga

"لا يدخل الجنة قاطع". (رواه البخاري ومسلم). يعني قاطع رحم.

 ومعنى عدم دخول الجنة كما قال النووي رحمه الله في شرح مسلم: ( "لا يدخل الجنة قاطع" هذا الحديث يتأول تأويلين سبقا في نظائره في كتاب الإيمان أحدهما: حمله على من يستحل القطيعة بلا سبب ولا شبهة مع علمه بتحريمها فهذا كافر يخلد في النار ولا يدخل الجنة أبداً، والثاني: معناه ولا يدخلها في أول الأمر مع السابقين بل يعاقب بتأخره القدر الذي يريده الله تعالى).(انتهى كلامه رحمه الله).


5. Amalnya tidak terangkat dan tak diterima oleh Allah.

فعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول: "إن أعمال بني آدم تعرض على الله تبارك وتعالى عشية كل خميس ليلة الجمعة فلا يقبل عمل قاطع رحم".(رواه أحمد).


وقال الطِّيبي رحمه الله: إن الله يبقي أثر واصل الرحم طويلا فلا يضمحل سريعا كما يضمحل أثر قاطع الرحم.


وقال القرطبي رحمه الله تعالى: اتقوا الأرحام أن تقطعوها.

"ليس الواصل بالمكافئ ولكن الواصل الذي إذا قطعت رحمه وصلها". (رواه البخاري).

Jumat, 20 Mei 2022

Sebelumnya :
Selanjutnya :